~ Hang Out ~

58 4 2
                                    

Kurang lebih sudah dua jam Prastowo ada di kamar kost ku, tapi tidak ada sama sekali perilaku buruk seorang lelaki yang dia perlihatkan. Dia tetap bertindak sopan, dan menghargaiku sebagai seorang wanita terhormat.

Padahal masa laluku begitu kelam, sangat jauh dari kata 'terhormat' tersebut. Aku sangat merasa di hargainya, tidak ada pandangan nakal seperti pandangan laki-laki yang sudah pernah aku gauli. Prastowo menurutku sangat istimewa, dia sangat berbeda dengan lelaki yang pernah aku kenal.

"Kamu ada acara apa hari ini Dis? Kalau kamu gak ada acara.., kita hang out yuk?" Ajak Prastowo

"Aku itu sekarang jadi perempuan rumahan mas, beda dengan setahun yang lalu... hidup aku kelayapan kemana saja." Aku bilang gitu pada Prastowo

"Sekali-kali boleh dong hang out, biar fresh Dis... gak suntuk." Ujar Prastowo

"Kamu mau ajak aku kemana mas? Kalau aku jadi nakal lagi, kamu tanggung jawab ya." Aku becadain Prastowo

"Cuma dinner kok ... mau nakal gimana?" Prastowo bilang gitu sambil tersenyum menatapku

Aku mau pingsan rasanya ditatap Prastowo seperti itu, tatapannya itu dalam banget, sampai menusuk jantungku. Aku lagi-lagi berhayal tentang Prastowo, yang menciumku dengan lembut. Sayangnya itu cuma hayalan, bukanlah kenyataan.

"Hei Dis..!! Kok kamu senyum-senyum sendiri gitu?" Prastowo menghentikan lamunanku

"Ehh maaf mas... aku jadi melamun tadi." Ucapku dengan gugup, aku seperti orang yang ketangkap basah

"Ngelamunin apaan kamu Dis? Terpesona sama tatapan aku ya?" Tanya Prastowo to the point

"Kok tahu aku ngelamunin tatapan mata kamu mas?" Tanyaku penasaran

"Ya tahulah ... aku juga merasakannya Dis jangan salah." Jawabnya sambil senyum yang begitu manis

Lagi-lagi ucapan Prastowo bikin aku kaget, dia seperti orang yang bisa membaca perasaan orang lain.

"Mau jalan jam berapa mas? Biar aku mandi dulu... mas mau mandi disini gak?" Tanyaku

"Mau deh ... kebetulan pakaian shooting aku selalu standby di mobil." Ucapnya.

"Yaudah kalau gitu aku mandi duluan ya, habis itu baru kamu mas.."

Aku masuk ke kamar untuk mandi, Prastowo ke mobilnya mengambil pakaian. Hatiku saat itu sangat senang, ternyata Prastowo itu orangnya asyik banget. Setelah aku selesai mandi, Prastowo pun langsung masuk ke kamar mandi.

"Aku numpang mandi ya Dis.." Ujarnya sambil masuk ke kamar mandi

"Silahkan mas.., aku pakaian dulu ya." Balasku

Aku siap-siap berhias dan berpakaian, aku tidak terlalu peduli dengan keberadaan Prastowo di kamarku. Saat aku berhias hanya dengan underwear, Prastowo keluar dari kamar mandi,

"Eehh sorry ya Dis ... aku jadi gak enak nih." Ucap Prastowo sambil berlalu menuju ke ruang tamu.

"Biasa aja kali mas... di lokasi shooting juga biasa melihat beginian." Ucapku

"Iya sih ... tapi kan beda dis, disini kita cuma berdua," sahutnya dari ruang tamu

"Terus masalahnya apa? Kamu terganggu ya mas?" Aku becandain Prastowo

"Enggak sih.. biasa aja, namanya juga lelaki Dis."

"Entar juga lama-lama kamu biasa mas di lokasi shooting, karena kitakan kadang di buru waktu."

"Hoo'oh.." Jawabnya

Selesai aku berpakaian, aku samperin Prastowo di ruang tamu, dia kaget dengan penampilan aku,

"Waw!! kamu cantik sekali Dis ... beda banget dengan kamu yang di lokasi shooting?" Pujinya saat itu

"Aku aslinya ya begini mas ... di lokasi shooting aku menyesuaikan dengan peran aku." Jawabku

"Suer Dis ... aku tidak senang memuji kamu, tapi apa yang aku lihat sekarang ini, benar-benar bikin aku takjub." Ucapnya penuh kekaguman

"Udah deh mas ... jangan puji aku terus, entar aku ngelunjak lho." Candaku

"Bodo deh ... yang penting aku mengatakan apa adanya Dis, kamu mau ngelunjak juga gak apa-apa." Ucapnya sambil merapikan pakaian

Aku mengingatkan Prastowo, bahwa besok callingan pagi, jadi tidak bisa pulang terlalu larut malam. Ternyata Prastowo pun sependapat dengan aku.

"Mas ... tapi kita gak bisa pulang terlalu larut malam ya, karena besok callingan pagi." Pesanku

"Ya ... tenang aja Dis, aku juga gak suka pulang larut malam, tubuh kita juga butuh istirahat Dis." Jawabnya

Aku sengaja menggunakan gaun malam yang agak terbuka, dengan potongan di bagian dada yang agak rendah. Karena aku tahu, aku akan jalan dengan lelaki yang tampan, dan mulai di kenal masyarakat. Kalau aku tidak berpakaian seperti itu, aku akan kebanting dengan Prastowo.

Aku sampaikan hal itu pada Prastowo, dia malah merasa tersanjung dengan pujianku,
"Mas ... kamu tahu gak kenapa aku harus tampil seperti ini?" Tanyaku

"Enggak tahu, yang aku tahu kamu cantik dengan gaun itu." Jawab Prastowo

"Aku harus tampil untuk mengimbangi kamu mas, kamu kan sekarang sudah dikenal masyarakat, kalau yang dampingi kamu gembel, kasihan kamu nya mas.." Aku bilang gitu sama Prastowo

"Luar biasa sanjungan kamu Dis ... bikin aku melambung tinggi banget, aku jadi takut jatuh Dis." Ucapnya

"Orang baik kayak kamu mas, gak akan mudah jatuh ... karena selalu waspada."

"Aamiin ... semoga ya Dis, jangan sampai deh."

Setelah aku merapikan baju dan make up, kami pun segera jalan. Sebuah sedan sport carbriolet sudah stanby di depan kamar kost-ku. Prastowo membukakan pintu untuk masuk ke mobil, setelah dia menutup pintu, dia pun bergegas menuju pintu bagiannya.
Prastowo sudah duduk dibelakang kemudi,

"Kita ke 'Dine Club' ya ... di pinggir pantai, nanti kamu akan rasakan suasana romantisnya." Ujar Prastowo

"Di daerah mana itu mas?" Tanyaku
"Di wilayah Pantai Mutiara ... ini beda banget dengan tempat-tempat yang sudah ada."

"Mas sering kesana ya?" Tanyaku ingin tahu

"Gak sering sih ... waktu pembukaannya, aku di undang." Jawabnya lagi

Mobil Sport dengan kap terbuka Prastowo segera meluncur ke arah Pantai Mutiara. Melintas di atas jalan tol, dengan mobil seperti itu, kami seoalah-olah berada di luar negeri sana. Perjalanan yang meskipun agak jauh dari pusat kota, terasa sangat nyaman.

Sepanjang jalan kami ngobrol tentang banyak hal, terkadang diselingi dengan tawa. Prastowo lelaki yang sangat charming, dan egaliter, sehingga perjalanan itu terasa sangat nyaman.

"Dis ... kamu pernah punya pengalaman yang sangat menyakitkan?" Pertanyaan Prastowo itu sangat menohokku

"Kenapa mas menanyakan hal itu? Emang kelihatan ya dari wajah aku, kalau aku pernah mengalami hal yang menyakitkan?" Tanyaku

"Ya gak sih ... aku cuma nanya aja, karena setiap orang pasti pernah mengalami itu."

"Pernah mas ... tapi aku tidak akan ceritakan sekarang, karena kita baru kenal soalnya."

"Kepercayaan dalam sebuah pertemanan itu sebetulnya, tidak tergantung seberapa lama kita sudah saling mengenal Dis, tapi sudah seberapa dekat perasaan kita."

Ucapan Prastowo itu seakan-akan mendesakku untuk menceritakan apa yang pernah aku alami. Tapi aku tetap tidak ingin terjebak dengan keinginan Prastowo tersebut.

"Kamu benar mas, tapi aku belum bisa menceritakannya sekarang ini." Kataku

"Kapan itu saatnya Dis? Aku ingin mengetahui kamu lebih jauh." Desak Prastowo

"Untuk apa mas? Mas punya rencana apa?" Tanyaku penasaran

"Nanti aku akan ceritakan Dis.." Pungkasnya

Bersambung..

Gadis Bukan Perawan [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang