~ Lelaki Misterius ~

25 3 1
                                    

Dari hari ke hari, populeritas aku dan Prastowo semakin naik, sehingga di lokasi shooting banyak penggemar kami yang datang, untuk melihat dari dekat seperti apa aku dan Prastowo yang sebenarnya.

Sebagai bintang yang di besarkan oleh penggemar, aku dan Prastowo pun berusaha untuk menghargai mereka, di saat mereka minta untuk foto bersama. Seperti itulah situasi di lokasi shooting setiap harinya. Sinetron yang kami bintangi semakin naik ratingnya, dan kami berdua pun semakin di kenal.

Suatu hari, ada bapak-bapak yang datang ke lokasi, dia terus mengamati aku, kemana pun aku berpindah set, dia selalu mengikuti aku. Kalau memang penggemar, pastinya tidak seperti itu, sehingga aku merasa laki-laki itu sangat misterius.

Aku cerita pada Prastowo tentang ini, "Mas, kamu lihat gak bapak-bapak yang ada di bawah pohon, yang pakai kacamata hitam, dari tadi sangat mencurigakan." Ceritaku

"Yang sebelah mana Dis, kamu jelasin berdasarkan arah jarum jam aja, biar dia tidak curiga," kata Prastowo

Akhirnya aku kasih tahu seperti yang Prastowo minta, dan dia akhirnya tahu orang yang aku maksud,

"Kamu gak kenal dengan orang itu?" Tanya Prastowo

"Ya gak kenal lah, apa lagi dia pakai kacamata hitam mas, apa mungkin orangnya mister Yo?"

"Gak mungkin kalau itu sih, biarkan aja Dis, selama dia tidak mengganggu kamu, ntar kalau perlu aku samperin." Ujar Prastowo

"Jangan mas, nanti dia malah tersinggung, malah jadi masalah."

Aku dan Prastowo kembali shooting, dan pindah  ke set yang lain. Kalau tadi setnya rumah, sekarang kami shooting di jalanan. Lagi-lagi bapak itu mengikuti aku, dan aku mulai risih.

Sebelum di mulai pengambilan gambar, aku minta tolong unit produksi untuk menghampiri bapak itu, dan menanyakan apa kepentingannya terus mengikuti aku,

"Mas Jalu, coba kamu tanya sama bapak yang pakai kacamata hitam itu, yang berdiri di depan mobil putih, kenapa dia terus mengikuti aku, apakah dia kenal dengan aku."

"Siap mbak! nanti akan saya tanya baik-baik mbak, kalau dia mau ketemu mbak gimana?"

"Ya tanya aja kepentingannya, gak apa-apa sih, siapa tahu dia penggemar."

Aku dan Prastowo mulai pengambilan gambar, Jalu menghampiri bapak itu. Kurang lebih setengah jam aku dan Prastowo take, setelah itu kami break dulu. Jalu menghampiri aku, dan dia bilang;

"Bapak itu penggemar mbak Gadis, dia senang dengan akting mbak, dia tidak punya maksud apa-apa, katanya sering ke lokasi." Ujar Jalu

"Yaudah mas kalau gitu, habis orangnya misterius gitu, aku jadi takut."

Setelah Jalu pergi, Prastowo menghampiri aku, "Udah di tanya Dis? Siapa bapak itu?" Tanya Prastowo

"Udah mas, barusan mas Jalu yang tanya, katanya penggemar aku, dan sering ke lokasi shooting." Jawabku

"Wah, penggemar kamu ternyata lelaki yang sudah berumur Dis, kamu kayaknya banyak di sukai Sugar Daddy deh.." Canda Prastowo

Prastowo bercandanya keterlaluan, aku di bilang banyak di sukai Sugar Daddy. Tapi benar juga sih, memang hampir rata-rata yang menyukai aku, pria yang sudah berumur, hanya Prastowo sendiri yang masih muda.

"Kalau gitu, kamu juga tergolong sugar daddy dong mas?" Aku balas candaan Prastowo

"Menurut kamu gimana? Aku pantas gak jadi sugar daddy?" Prastowo malah balik bertanya

"Amit-amit deh mas, jangan sampai ya, kamu potongannya sih ada mas."

"Punya perempuan satu aja gak habis-habis ya Dis, gimana mau jadi sugar daddy."

Dari kejauhan, bapak itu senyum-senyum lihat aku, cuma cuma bisa balas senyum aja. Aku takut lebih dari itu, takutnya dia malah salah terima.

Keesokan harinya, di lokasi shooting yang sama, bapak itu datang lagi tetap dengan kacamata hitam nya. Orangnya cukup perlente, mengendarai mobil sepertinya, dan jaraknya dengan set aku shooting tidak terlalu jauh.

Aku jadi mikir, itu bapak apa gak ada kerjaan ya, kok setiap hari ke lokasi shooting, dan berjam-jam, sehingga dia seperti menghabiskan waktunya di lokasi shooting. Tadinya aku pikir bapak itu supir taksi online, yang sengaja cari penumpang di lokasi. Ternyata dugaanku salah, dia penggemar aku rupanya.

Saat aku lagi break, bapak itu menghampiri aku dan Prastowo,
"Maaf mohon izin mas Pras, mbak Gadis, saya mau minta foto bersama boleh?" Pinta bapak itu

"Boleh ... boleh pak, mari pak," Ajak Prastowo

Akhirnya bapak itu berdiri di tengah, diantara aku dan Prastowo, sementara yang motret crew film yang ada di dekat kami. Dia juga minta foto berdua dengan aku, dan dia juga foto berdua dengan Prastowo, setelahnya, bapak itu mohon pamit.

Bapak itu sepertinya senang sekali setelah bisa berfoto dengan aku dan Prastowo, saat foto berdua aku, bapak itu merangkul bahu aku, sehingga tubuh aku nempel dengan tubuhnya.

Meskipun begitu, aku tetap penuh tanda tanya dengan bapak itu, karena gerak-geriknya sangat mencurigakan. Rencana aku, besok kalau bapak itu datang lagi, aku mau ajak bicara, aku mau tahu siapa bapak itu sebenarnya.

Besoknya, aku mencari keberadaan bapak itu di lokasi shooting, tidak terlihat ada di lokasi shooting. Sampai hari berikutnya saat aku dan Prastowo shooting, aku kembali mencari keberadaan bapak itu di lokasi shooting, namun bapak itu tidak juga ada.

Aku pun tidak lagi memikirkan bapak yang aku anggap sebagai lelaki misterius itu. Di hari selanjutnya aku ajak ibu dan adik-adikku ke lokasi shooting, agar mereka tahu seperti apa aku bekerja.

Prastowo aku perkenalkan pada ibu dan adik-adikku, ibuku sangat senang sama Prastowo, apa lagi Prastowo sangat perhatian pada ibuku,

"Ibu, ini mas Prastowo, calon suami aku, dia juga pemain sinetron seperti aku."

"Ibu sering nonton sinetron kalian, tapi ibu baru tahu kalau nak Pras calon suami kamu." Ujar ibu ku.

Adik-adikku juga senang berkenalan dengan mas Prastowo, kata mereka mas Pras ganteng. Aku bukan main senangnya, karena Prastowo di terima dengan baik didalam keluarga aku. Sayangnya aku belum di terima oleh keluarga Prastowo.

Prastowo sangat pintar mengambil hati ibu aku, sehingga makanan dan minuman buat ibu dan adik-adikku, dia pesan secara online, apa pun yang di inginkan ibu dan adik-adikku, di turuti sama Prastowo.

Hari itu, ibu aku suruh dandan yang tapi, pokoknya sangat berbeda dengan saat masih di kampung, aku ingin ibu di pandang oleh teman-teman di lokasi. Ternyata, ibu sangat senang dengan penampilannya yang baru.

Saat aku sedang berbincang-bincang dengan ibu dan Prastowo, tiba-tiba bapak-bapak yang kemarin itu muncul, dia berdandan sangat parlente, sehingga aku sampai pangling, dan gak nyangka kalau bapak-bapak yang kemarin itu.

Dia menghampiri kami, dan membuka kacamatanya,

"Nunik!! Masih ingat sama aku?" Tanya bapak itu

"Masya Allah!!! mas Parjo?" Gadis ini bapakmu!!" Ujar ibu seketika

Bersambung..

Gadis Bukan Perawan [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang