~ Gadis Dilematis ~

35 4 2
                                    

Gadis sangat dilematis ingin perkarakan mister Yo, karena dia tidak ingin membuka aibnya sendiri, tapi Prastowo meyakini Gadis, bahwa dia tidak akan sampai memperkarakan mister Yo

"Aku akan berusaha tidak sampai memperkarakannya, yang penting dia tidak lagi mengganggu kamu, itu saja sudah cukup."

"Soalnya mas, kalau sampai di perkarakan, aku takutnya malah aku diancam balik, karena aku sudah tanda tangan perjanjian." Aku jelaskan pada Prastowo

Prastowo yang tadinya duduk di sofa yang lain, akhirnya mendekat ke samping aku di sofa panjang. Dia menjelaskan soal hukum dari perjanjian yang aku tanda tangan,

"Perjanjian sepihak seperti itu, tidak mempunyai kekuatan hukum Dis, dia cuma mau nakut-nakuti kamu aja." Jelas Prastowo sambil mengggengam tanganku

Aku baru memahami apa yang dikatakan Prastowo, mister Yo menganggap aku bodoh soal itu, sehingga dia menggunakan kekuasaannya untuk menekan aku, dengan tujuan agar aku mengikuti keinginan dia.

Prastowo menarik tubuhku agar bersandar di dadanya yang bidang, aku merasakan aroma wangi parfum maskulin yang sudah sangat melekat di penciumanku.

"Sekarang kamu ceritakan soal gossip aku dan Ratri, yang kamu dengar dikantor." Bisik Prastowo di telingaku.

"Malas aku mas, nanti malah jadi ribut, aku gak peduli sama gossip itu mas, aku percaya sama kamu." Aku menatap wajahnya yang begitu dekat dengan wajahku.

"Yaudah kita ngobrol di tempat tidur kamu aja yuk!! biar ngobrolnya bisa lebih santai." Ajak Prastowo. "Aku butuh rebahan Dis, seharian ini aku capek banget." Lanjut Prastowo

Dia menggendong aku ke tempat tidur, kesempatan aku untuk bermanja-manja dengan dia. Di tempat tidur, dia malah cuma tiduran, tidak bicara apa-apa.

"Tadi katanya mau ngobrol, kok malah mau tidur sih?" Aku mengusap mukanya

"Aku ngantuk Dis, boleh gak aku tidur sebentar aja?" Pinta Prastowo

"Yaudah kamu tidur dulu deh mas, kamu mau aku mendongeng, atau apa nih? Biar kamu kamu tertidur?" Tanyaku

"Aku mau kamu peluk aja boleh ya? Aku juga ingin dimanja Dis, bukan kamu aja.."

Aku peluk dia dengan penuh cinta, tidak lama setelah itu dia benar-benar tertidur. Aku membayangkan kalau dia hari ini shooting dengan scene-scene yang sangat berat, sehingga dia terlihat begitu lelah.

Aku pandang wajah Prastowo yang begitu baik, rasanya aku tidak percaya dengan gossip yang tersebar di kantor. Aku sendiri menyaksikan respon Prastowo yang begitu dingin, saat di panggil Ratri, juga saat dia diajak masuk ke mobil Ratri. Dia cuma ingin menghargai Ratri, bukan ingin memenuhi keinginannya.

Setelah Prastowo tertidur pulas, aku pun mandi. Aku juga ingin melepaskan penat di bawah shower, dengan mandi air hangat. Aku sangat menikmati kucuran air hangat dari shower, yang jatuh di punggungku, sehingga membuatku begitu terlena.

Saat aku keluar dari kamar mandi, Prastowo masih lelap tertidur. Rupanya dia benar-benar lelah. Setelah mengenakan underwear, aku membalut tubuhku hanya dengan bathrobe. Aku tiduran di samping Prastowo, sambil menatap kearah wajahnya.

Baru saja aku mau tidur sambil memeluk Prastowo dia terbangun,

"Aku baru mau ikut tidur sambil peluk kamu mas, kamunya malah bangun." Aku goda dia

"Aku terbangun karena mencium wangi tubuh kamu Dis, kamu sudah mandi ya?"

Tanya Prastowo sambil mengusap-usap pipi aku,

"Ya aku habis mandi, habis aku bingung mau ngapain, suka gak dengan wangi parfum aku?" Tanyaku, aku jadi ikut-ikutan mengusap wajahnya

"Aku suka sama yang pakai parfumnya, karena tahu aroma yang aku suka."

Prastowo memeluk aku dengan penuh kehangatan, tanpa hasrat dan gairah yang berlebihan. Aku merasakan apa yang dilakukan Prastowo, adalah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya.

Inilah yang aku suka dari Prastowo, tapi aku gak tahu juga, mungkin karena dia terlalu lelah.

"Aku memang harus selalu melakukan apa yang kamu suka mas, supaya kamu selalu sayang sama aku." Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, aku cium keningnya, Prastowo memejamkan matanya.

"Dis, kadang suasana seperti ini lebih mengasyikkan, kita terasa lebih intim meskipun tanpa hubungan intim. Inilah moment yang sangat aku nikmati."

Itu di ucapkan Prastowo dengan penuh perasaan, dia menatap kearah bening bola mataku.

Aku bangkit dari pembaringan, dan menyandarkan tubuhku di kepala tempat tidur, dan Prastowo meletakkan kepalanya di pangkuanku. Kami benar-benar sepasang kekasih yang menikmati kebersamaan.

"Maaf ya Dis kalau aku bermanja-manja dengan kamu, aku sangat menikmatinya Dis."

Ucapannya itu sangat pelan, sambil memejamkan matanya. Aku membelai rambut Prastowo yang hanya sedikit tersisa di bagian atasnya.

"Gak apa-apa mas, aku juga senang kamu mau tiduran di pangkuanku, kan kita juga baru membangun keintiman."

Aku tidak menyangka kalau laki-laki yang pernah aku cap sombong itu, sekarang sedang tiduran di pangkuanku. Ternyata dia sangat lembut dan penuh perhatian, meskipun tahu masa laluku yang kelam, dia tetap tulus mencintaiku.

"Kenapa kamu tidak cemburu sama aku Dis? Padahal gossip tentang aku dan Ratri sudah kamu ketahui?" Tanya Prastowo tiba-tiba

"Untuk apa aku cemburu mas?" Tanyaku, "Memang tadinya aku sempat cemburu, dan ragu dengan kesetiaan kamu, tapi setelah aku melihat sikap kamu, aku buang semua keraguan itu mas."

"Soal mister Yo, kamu jangan pikirkan, anggap saja aku pengacara kamu, jadi aku yang akan selesaikan." Prastowo mengalihkan pembicaraan ke soal mister Yo

Prastowo seperti tahu apa yang menjadi beban pikiranku, dia berusaha agar aku tenang, dan tidak takut dengan ancaman mister Yo. Dia sepertinya sengaja tidak membahas soal itu dengan serius sama aku, dia kuatir akan membebani pikiran aku

Yang aku khawatirkan, kalau persoalan dengan mister Yo sampai di perkarakan, aku pasti akan di libatkan, dan itu artinya aku harus siap jika aibku sampai terbuka.

"Aku sudah punya cara untuk menghadapi mister Yo Dis, meskipun aku tiduran seperti ini, tapi aku selalu berpikir, bagaimana aku harus selamatkan kamu Dis."

Prastowo masih tiduran di pangkuanku saat dia mengucapkan semua itu. Rupanya dia berpikir keras untuk menemukan cara menghadapi mister Yo. Dia tahu kalau mister Yo bukanlah orang sembarangan.

Prastowo bangun dari tidurnya, dan dia duduk bersandar di sebelahku, di kepala tempat tidur. Pandangannya lurus kedepan, seakan-akan dia sedang memikirkan sesuatu.

"Ini masalah berat Dis, satu sisi aku tetap harus menutup aib kamu, tapi di sisi yang lain, aku harus kasih pelajaran pada mister Yo." Ucap Prastowo sambil menatapku.

"Aku serahkan semuanya sama kamu mas, aku yang terbaik menurut kamu saja." Jawabku

Aku menyandarkan kepalaku di bahu Prastowo, aku juga merasa lelah dengan masalah itu. Meskipun begitu, aku juga lega ada Prastowo yang mau menyelesaikan masalah itu. Aku pikir ini adalah jalan yang terbaik bagi aku.

Bersambung.. 

Gadis Bukan Perawan [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang