"Jadi bagaimana kau menjelaskan semuanya? Jika kau tidak mempunyai kemampuan khusus. Bagaimana kau bisa mengetahui hal yang terjadi barusan?" Laki-laki berambut biru itu lama-kelamaan menyebalkan. Setelah aku berterima kasih kepadanya, dia tidak segampang itu membiarkanku pergi begitu saja. Justru dia terus bertanya bagaimana bisa aku menjelaskan semuanya dan juga mendesakku untuk berkata apa kemampuan khusus yang kumiliki.
"Aku tau karena aku melihat ke sumber suara tiang listrik itu jatuh, jadi wajar saja bukan? Lagipula terlihat dari kelas kita tempat itu," ucapku menjawab pertanyaan laki-laki itu. Sudah berpuluh-puluh kali sepertinya aku mengatakannya. Namun mengapa bocah ini tidak percaya? Aku tidak mau rahasiaku terbongkar oleh siapapun, mengapa dia sangat mendesak dan ingin tau? Apa manfaatnya? Dengan cara itu dia akan melaporkan pada seseorang lalu menangkapku begitu? Oh aku terlalu mengkhayal.
"Aku tidak percaya. Jika dari depan kelas kita saja kau tidak akan bisa melihat sampai tempat itu, kau harus berdiri persis di belakang tembok pembatas lantai itu untuk melihat ke arah tempat tersebut, namun tadi kau tidak disitu bukan? Jadi mustahil untukmu melihat kejadian tersebut." Aku merasa sial karena aku mengiyakan penjelasan bocah itu kepada polisi tadi. Jadi sekarang aku bingung sendiri kan? Mau mengelak juga sia-sia.
"Terserahmu." Aku berjalan cepat menuju kelas. Laki-laki itu terus mengikutiku setelah kami diperintahkan Mr. Rish masuk kedalam kelas segera.
Setelah aku berterima kasih kepada laki-laki ini. Justru malah laki-laki itu terus bertanya kenapa aku bisa melihat kejadian itu dari kejauhan yang seharusnya untuk manusia normal tidak mungkin bisa. Aku saja yang melakukannya kaget karena baru pertama kali ini terjadi, dan malah aku harus berurusan dengan laki-laki ini dalam menjelaskan hal tersebut, padahal aku juga tidak tau jawabannya apa.
"Kenapa kau menyembunyikan kemampuan khususmu itu? Tidak akan ada yang menangkapmu, bukan, Jika diberitahukan kepada siapapun. Malah mungkin kau akan menjadi terkenal?" Apa yang dikatakan laki-laki itu benar. Aku tau jika aku mengungkapkan kemampuan khususku ini, tidak akan ada masalah di dunia ini. Tapi aku masih harus terus menggali lebih dalam akan kemampuanku ini dan mencari penjelasan untuk apa kemampuan khusus yang kumiliki ini.
"Siapa juga yang memiliki kemampuan khusus." Aku tau apa yang sebenarnya laki-laki itu rencanakan dengan kata tanya jebakan, tentu saja itu jebakan. Jika aku malah menjawab sesuai dengan pertanyaan laki-laki itu, aku akan semakin dicurigai dan mungkin dia akan tau kalau aku memiliki kemampuan khusus.
"Sepertinya kau murid yang pintar. Aku tidak tau kau sepintar itu dalam mengetahui pertanyaan dan cara menjawabnya agar tidak terjebak." Sudah kuduga, aku tidak sebodoh itu untuk dijebak menggunakan pertanyaan seperti itu. Tapi mungkin dia benar, aku pintar. oke membanggakan diri sendiri sekali saja boleh kan.
"Griz!" Itu suara Iren. Dia berlari ke arahku, aku sudah sampai di koridor kelas, jadi Iren bisa menghampiriku dengan sangat mudah.
"Apa yang terjadi dibawah?" Tanya Iren ketika dia sudah berada di depanku. Iren bertanya sambil memalingkan wajahnya ke arah tempat dimana kejadian itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantasyBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...