40. sempurna [END]

98 54 135
                                    

Makhluk itu masih menunduk, aku memukul di badan dan juga wajahnya, membuat tetes demi tetes darah yang tercipta dari wajah makhluk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makhluk itu masih menunduk, aku memukul di badan dan juga wajahnya, membuat tetes demi tetes darah yang tercipta dari wajah makhluk itu. Ini adalah sakit pertama yang dia rasakan karena ku. Aku tau dia mempunyai kesalahan dalam membunuh manusia agar dirinya tetap hidup, tapi itu bukan keinginannya juga. Memang benar semua ini salah seseorang yang berani-beraninya membuat makhluk terlarang yang bertugas melindungi manusia malah berubah untuk menyerang manusia.

Mau apapun hukumannya dia akan menerimanya di dunia lain. Di sini adalah tes, aku hanya perlu membunuhnya agar tes ini berakhir. Aku ingin membunuhnya tanpa rasa sakit, tapi sangat mustahil untuk itu. Jika yang kutemui saat ini adalah makhluk terlarang yang bisa berpikir seperti manusia, mungkin akan lebih mudah.

Aku kembali memasang kuda-kuda, Osha di seberang sana tengah bermain-main dengan mainan barunya, meskipun bermain, lantai putih yang kami pijak berhasil terkena bercak cairan merah kental. Aku menggenggam tanganku erat-erat, Stun'f ini memiliki gigi yang tajam di setiap sisinya, meskipun pukulanku belum sempurna, tapi bisa memberikan sebuah luka yang mengeluarkan darah di sana.

Makhluk itu kembali menatapku marah, cairan merah itu mengalir membuat kulitnya mendapat bercak merah, giginya yang tajam terlihat, makhluk itu terlihat sangat kesal dengan apa yang terjadi barusan. Makhluk itu mulai melompat ke arahku, aku tak menatap ke arahnya, pembunuhan lewat inti pikiran tidak bisa kulakukan untuk saat ini. Aku akan menghabisi makhluk itu dengan tanganku sendiri.

Makhluk itu mendekat hendak memukul, tapi cara dia melayangkan pukulan sangat lambat. Selain aku belajar mengenai memukul, menahan, melenting, melompat. Aku juga belajar tentang pergerakan setiap lawan, karena pengelihatanku seperti ini sejak awal. Aku bisa melihat hal yang lebih detail daripada manusia biasa yang melihatnya, aku pikir bahwa aku hanya bisa melihat sesuatu dari jarak yang lumayan, tapi ternyata aku juga bisa mengamati hal apapun dari jarak dekat dengan sedetail mungkin.

Aku dengan cepat melayangkan pukulanku juga. Aku lebih dulu menghantam makhluk di depanku, makhluk itu juga berhasil menghantam lenganku yang menutupi wajahku saat ini membuatku sedikit bergeser ke belakang. Makhluk itu terpental ke arah kaca hologram, bersamaan dengan itu, makhluk yang Osha lawan juga ikut terbanting ke arah kaca hologram tersebut. Aku mengibas-ngibaskan pelan tangan kiri ku yang sedikit nyeri akibat pukulan makhluk tersebut, pukulannya cukup keras untuk ku terima dengan tangan kosong.

"Ini seru Griz. Apakah kau menganggap ini seru? Tentu saja 'kan." Osha sekarang telah ada di sampingku. Dia bilang ini seru, ya dia memang tidak tau apa-apa, jadi terserahnya saja deh.

"Shoranmu bisa mengikat 'kan?"

"Tentu saja! Shoran ini serba guna."

"Kalau begitu untuk sekarang kita berkelahi bersama, kau ikat mereka dan banting mereka ke arah kaca hologram itu tapi sebelum menghantam, kau tarik kembali setelah mendengar aba-abaku. Kau bisa melakukannya?"

"Jika untuk membanting salah satu dari mereka aku bisa, jika dua-sepertinya aku bisa. Aku sudah terbiasa melempar Griz. Tapi jika menariknya, aku akan memberikan yang terbaik." Osha nyengir ke arahku, sementara aku tidak mempedulikannya. Bagus jika Osha bisa melempar kedua makhluk itu secara bersamaan. Napasku mulai memburu sekarang, hanya untuk memukul saja aku sampai mengeluarkan cukup banyak tenaga seperti ini, baju pemburuku juga sudah mulai kotor sekarang, ya walaupun hari kedepannya akan lebih kotor sih.

ARAH_pemburu book 1 of pemburuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang