Zayn terlihat mengucap sesuatu membuat orang-orang penting itu membantu pemimpin kota berdiri dan segera pergi dari tempat ini. Setelah pemimpin kota dan orang-orang penting itu pergi, sekitarku menjadi lengang, hanya ada angin yang berhembus pelan.Aku masih terpaku, aku membulatkan mataku sambil mengarahkan pandanganku ke belakang, makhluk itu lari ke arahku. Aku ingin menghindar namun tidak sempat, sosok makhluk terlarang itu mencekikku, aku dengan segera berusaha melepaskan tangan makhluk terlarang itu yang mencekik leherku, kakiku bergerak berusaha menendang makhluk terlarang itu untuk melepaskan cekikan tangan makhluk terlarang itu, namun percuma, aku tidak bisa menendang makhluk ini.
"Setidaknya aku bisa mendapatkan gadis ini." Tunggu dulu. Makhluk ini bisa berbicara seperti manusia pada umumnya? Bagaimana bisa? Bukanya makhluk terlarang tidak bisa berbicara?
"Kata siapa kau mendapatkannya." Zayn sudah berpindah tempat ke samping makhluk terlarang itu, dengan pedang terbuat dari kartu putih tipis itu, Zayn menebas lengan makhluk terlarang yang mencekikku.
Setelah laki-laki itu menebas tangan makhluk terlarang tersebut, aku terjatuh dan hampir saja mendarat ke tanah dengan sempurna karena Zayn cepat-cepat menyambar tubuhku dan membawaku pergi dari tempat itu.
"Kau baik-baik saja?" Zayn bertanya setelah aku menginjakkan kakiku ke tanah.
"Untuk sekarang tidak karena kaki kananku tidak bisa digerakkan," aku menjawab seadanya. Memang kaki kananku untuk sekarang tidak bisa digerakkan, lengan sebelah kiriku apalagi, lukanya semakin meluas.
"Aku akan melawannya sebisa mungkin, jika kakimu sudah bisa digerakkan coba berjalan ke sekitar sini, barang kali ada yang masih tergeletak pingsan di area ini." Aku hanya mengangguk. Makhluk terlarang itu sudah menyeimbangkan posisinya, dengan perlahan lengannya kembali tumbuh lagi, tidak cepat, perlahan-lahan urat, daging terlihat membentuk sebuah lengan, Zayn segera melawan makhluk itu lagi.
Aku segera melepaskan baju kostum ku ini, sekarang aku hanya memakai kaos putih dan juga celana kostum, aku merobek baju kostum kemudian sobekan baju itu ku gunakan untuk menutupi luka di lengan kiriku yang semakin lama semakin mengeluarkan banyak darah.
Dari kejauhan aku melihat Zayn yang melawan makhluk terlarang itu dengan penuh hati-hati, berusaha tidak merusak sekitar. Aku tau kenapa dia bertarung seperti itu, Zayn belum tau di sekitarnya masih ada orang tergeletak pingsan atau tidak, jadi dia harus bertarung dengan hati-hati.
Setelah kain sobekan baju kostum ini terikat sempurna menutupi luka lengan kiriku, aku segera berdiri perlahan kemudian segera berjalan melihat kondisi sekitar, sesuai dengan ucapan Zayn tadi, dia memintaku untuk melihat-lihat sekitar.
Perintah Zayn itu sesuai dengan kemampuanku, aku bisa melihat dari jarak jauh, jadi aku bisa menjangkau setiap sudut halaman ini. Aku mulai melihat dari satu arah ke arah lain sambil berjalan, langkahku berhenti untuk mengedarkan pandangan ke manapun sisi halaman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantasíaBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...