08. sekolah

125 135 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini aku sudah bisa pulang, sekarang aku sedang menuju ke sekolah. Akhirnya setelah di hitung-hitung aku di rumah sakit ada 4 hari. Ya aku pingsan 2 hari dan masa penyembuhan 2 hari, jadi jika di total ada 4 hari.

Aku berjalan seperti biasa menuju halte bus, pagi ini sudah menunjukkan pukul 06.12 dan aku baru berjalan menuju halte karena aku kesiangan. Haha aku kesiangan karena tadi malam tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Aku berdiri di halte menunggu bus datang, butuh sekitar 30 menit untukku sampai ke sekolah, tapi bus belum kunjung datang juga. Aku menghentakkan kakiku beberapa kali, pelan menunggu bus yang tak kunjung datang, karena terlalu terburu-buru dan dikejar waktu, aku tidak ada waktu untuk duduk di bangku halte.

Setelah 5 menit menunggu akhirnya bus datang juga, aku menaiki bus itu kemudian setelah supir memastikan tidak ada yang mau naik ke busnya, supir itu melajukan busnya.

.
.
.
.

Aku kini sudah duduk di bangku kelas, syukurlah aku sampai di kelas tepat waktu, guru belum datang dan memulai pembelajaran.

"Kau terlambat, Griz. Untung saja guru belum memulai pembelajaran." Tegur Iren ketika melihatku masih ngos-ngosan berlari di koridor sekolah agar bisa tepat waktu masuk ke kelas.

"Maaf," ucapku setelah nafasku mulai kembali seperti semula, aku menaruh buku dan tempat pensil kedalam laci meja, seperti biasa.

"Haha Griz, akhirnya kau sekolah juga." Iren merubah tatapan introgasinya menjadi tatapan senang, memeluk lenganku dengan erat, anak itu memang suka sekali memeluk lengan seseorang.

Aku berusaha tersenyum, aku sebenarnya lumayan tidak suka dengan Iren yang memeluk lenganku begitu. Tanpa sadar aku memalingkan pandanganku ke arah bangku milik Zayn, yang ada di paling pojok belakang, bangku itu kosong. Padahal biasanya Zayn sudah duduk disitu mendengarkan musik dengan kaki yang dia angkat ke atas meja.

"Zayn tidak masuk, ya?" Aku bertanya kepada Iren, Iren melepaskan pelukannya yang memeluk lenganku kemudian menatap bangku Zayn.

"Kemarin dia juga tidak masuk, entah kenapa. Setelah kemarin kau masih dirawat dirumah sakit Zayn tidak menjengukmu lagi bukan? Sejak itulah dia tidak masuk sekolah, aku juga tidak tau alasannya." Ucap Iren terus memperhatikan bangku milik Zayn, oh ayolah aku padahal ingin bertanya mengenai pemburu yang dimaksud Zayn kemarin, sebelum dia keluar dari ruanganku, tapi mengapa dia tidak masuk hari ini sih.

Guru masuk, membuatku segera memalingkan pandangan ke depan, tidak mempedulikan bangku Zayn yang kosong itu.

Kenapa dia tidak masuk ya? Apakah dia sakit? Atau mungkin ada luka di badannya? Tapi aku jamin tidak ada luka sih waktu dia bertarung denganku di gang kemarin, karena Zayn hanya menangkis pukulan dengan suatu benda yang terbuat dari kartu, sampai sekarang aku masih bingung itu kartu apa.

ARAH_pemburu book 1 of pemburuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang