"Hei lihatlah, ada gadis kecil yang berani-beraninya menahan serangan ku." Laki-laki itu melepaskan genggaman tangannya dari kerah penjaga stasiun, setelahnya dia menunjuk ke arahku kepada ketiga temannya yang lain, bersama dengan ketiga temannya itu, mereka tertawa melihatku. Ya silahkan saja tertawa, aku tidak peduli.Aku melepaskan genggamanku yang menahan tangan laki-laki tersebut, aku tidak menatap ke arahnya. Aku hanya menatap ke arah si penjaga stasiun yang sedang menanyakan keadaan laki-laki yang dari awal itu ketakutan melihat keempat laki-laki bertubuh besar itu, tinggiku dan mereka cukup berjarak, keempat laki-laki dewasa itu lebih tinggi beberapa centi dariku. Ya aku tidak peduli sih, aku berani bertaruh, mereka hanya menggertak tanpa ada penyerangan terencana, pukulan mereka juga hanya asal memukul saja. Mereka memiliki tenaga yang lebih, namun mereka tidak melatihnya, ya orang seperti itu mudah diserang.
"Kau lihat kemana gadis kecil?" Laki-laki itu mencengkram daguku untuk menghadap ke arahnya, bersamaan dengan itu, angin yang kuat melewati kami, angin itu tercipta dari kereta yang berhenti di rel pemberhentian. Seharusnya ini waktuku menyambut anggota baru, namun sepertinya aku akan mengurus pria dewasa kurang ajar ini dulu.
"Lepas." Tapi sebelum itu, lebih baik aku berkata dengan santai dan sopan. Hey aku baik loh, seharusnya aku langsung mementalkannya, ya bukan aksinya kepadaku, namun dia sudah membuat kedua orang itu ketakutan. Bahkan hampir saja memukul salah satunya, jadi ya aku cukup baik bersikap baik kepada mereka terlebih dahulu, tapi sepertinya mereka itu tidak menyadari kesalahannya.
"Kau itu gadis yang manis, pemberani lagi, tapi sepertinya kau salah orang." Ketiga laki-laki itu berhenti tertawa, dan ikut menatapku dengan tatapan yang aneh. Aku membalas tatapan mereka datar.
.
.Osha POV
Akhirnya aku sampai di kota, jujur aku merasa senang bisa menginjakkan kaki di kota setelah beberapa tahun ini hanya berjalan-jalan didalam rumah saja, orang tuaku bilang jika kota sangat berbahaya. Mendengar aku akan menuju kota saja mereka sangat melarang keras, padahal teror makhluk terlarang vampir itu 'kan hanya rumor saja, mengapa mereka harus se khawatir itu.
Aku baru sampai di kota ini hari ini, padahal sudah berangkat dari Minggu yang lalu, ya karena aku mampir ke salah satu desa di sekitar kota untuk memperbaiki ponselku, namun karena tidak bisa diperbaiki, alhasil aku membeli ponsel baru. Itu pun aku harus kembali lagi ke rumah untuk meminta uang dan dimarahi orang tuaku lagi. Itu sangat membuatku kesal, dan kenapa aku bisa sampai disini? Ya karena aku melarikan diri. Aku sudah muak tinggal di desa itu, banyak orang yang sangat menyebalkan disana, aku tidak peduli mau bagaimana orang tuaku melarang, mereka sangat tidak bisa merasakan perasaanku, mereka hanya memarahi tanpa mengerti apa yang kurasakan.
Aku tidak membenci orang tuaku, namun aku benci cara mereka yang hanya berkata tanpa mengerti perasaanku sebenarnya.
Aku memiliki kemampuan bergenerasi dengan cepat, setiap luka di badanku akan mudah untuk disembuhkan, contoh mudahnya, jika aku memotong rambut, aku bisa menumbuhkannya sesukaku, sepanjang yang kumau. Tubuhku ini seperti air, bisa memanjang, mengecil dan sebagainya. Ya itu adalah kemampuan intiku, aku beraura merah, aku cukup handal mengendalikan kemampuan inti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantasíaBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...