Kini aku sudah duduk di salah satu kursi, Ms. Anelies mulai membantu memasangkan beberapa alat. Aku tidak tau untuk apa ini semua dan aku tidak peduli, karena yang sangat membuatku takut kali ini adalah, bagaimana caranya untuk aku bisa menyelesaikan tes ini dengan baik dan benar. Aku takut melakukan kesalahan, aku takut dan benci, sangat benci dengan kesalahan.
"Tidak usah tegang begitu, ini hanya tes untuk memastikan, apakah tujuanmu masuk kedalam sekolah ini benar atau tidak." Ms. Anelies berkata sambil menekan beberapa tombol di mesin sebelahku, aku sedikit melirik. Namun baru beberapa detik aku melirik ke arah Ms. Anelies, tiba-tiba aku tertarik ke tempat dimana aku bisa melihat beberapa tangkapan ingatanku, tangkapan itu sangat banyak, aku bisa melihatnya sekilas, semakin lama kecepatan tarikan ini semakin cepat, membuatku menutup mata karena ketakutan, sambil mengepalkan tanganku yang dingin ini.
"Griz. Griz! Ayo buka matamu, ini bukan waktunya untuk tidur, kau tidak merindukan orang tua ini ya?" aku mendengar suara seseorang, aku mengenalnya, aku sangat merindukan suara itu. Aku ingin melupakannya karena kenangan terakhir yang ia berikan sangat mengerikan, namun mau bagaimanapun aku melupakannya, secara tiba-tiba aku mengingatnya.
Aku membuka mataku, setelah membukanya aku melihat wajah seseorang, wajah yang seharusnya tidak akan kulihat selama-lamanya, bahkan sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melihatnya di dunia ku. Namun disini ternyata bisa, apakah aku bisa melihat wajahnya untuk selamanya?
Tanpa sadar, air mataku mengalir setelah aku membuka mata dan melihat siapa orang yang membangunkanku, saking rindunya aku kepada orang tersebut, sampai-sampai hal yang pertama aku lakukan saat melihatnya adalah menangis. Aku menangis sesenggukan, terlalu bahagia melihat wajah tersebut, wajah yang sudah bertahun-tahun ini tidak kulihat.
"Duh duh duh, putri ibu kok menangis sih? Kenapa sayang? Jangan menangis ya, ibu ada disini sekarang." Wanita itu memelukku, ibu, dia memelukku. Pelukannya sangat-sangat membuat hatiku terasa hangat, aku berusaha menahan tangis ini, namun pelukan ini sangat membuatku tersentuh, aku ingin merasakan pelukan ini setiap hari, namun mengapa tidak bisa.
"Kenapa ibu datang seperti ini! Aku sudah ingin melupakanmu!-" aku berkata sambil terus menangis, bahkan tangisanku kini semakin menjadi-jadi, aku kesal, aku kesal dengan ini semua, kenapa aku dipermainkan disini? Aku merindukannya, aku ingin bertemu dengannya lalu bersamanya selamanya. Namun, disini aku akan dipertemukan sesaat lalu setelahnya terpisah lagi kan? Aku tidak mau itu.
"Griz-kau tidak sedang dipermainkan disini, ibu ingin sekali memelukmu lebih lama lagi Griz, namun itu tidak mungkin." Aku melepaskan pelukannya kasar, aku terus mengusap pipi dan air mataku yang berhasil menetes. Namun kenapa air mata ini selalu mengalir seperti ini! Aku kecewa, aku bisa melihatnya sekali lagi, namun hanya beberapa saat, tidak bisa selamanya, padahal aku ingin melihat wajahnya selama aku hidup, tapi kenapa aku tidak bisa? Apakah aku tidak pantas mendapatkan semua itu? Aku ingin mendapatkan semuanya, lalu kenapa tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantasiBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...