Dari luar terlihat satu bangunan lumayan lebar berdiri, tiang-tiang penyangga sekitar 2 meter menyangga bangunan itu, suasana di sekitar bangunan ini nampak sejuk. Suara angin berhembus membuat sebuah lonceng berbunyi pelan. Dibelakang bangunan ini juga ada sebuah kolam ikan yang airnya sangat jernih, suara gemericik air itu membuat suasana sejuk tempat ini. Penerangan di tempat ini sepertinya masih menggunakan api, karena ada tempat untuk menaruh obor di masing-masing tiang penyangga bangunan.Pintu masuk bangunan ini sama tingginya seperti tiang-tiang penyangga bangunan. Tempat ini terlihat klasik, ada beberapa pajangan di masing-masing sisi. pintu bangunan ini terbuat dari kuningan yang kemudian diukir menjadi ukiran yang indah. Aku suka bangunan ini, karena bangunan ini sangatlah klasik dan tenang. Tapi entahlah ada apa di dalamnya.
Mr. Ze membuka pintu bangunan ini, hanya ada suara pintu terbuka yang terdengar, kami bertiga sama-sama diam ketika pintu di buka oleh Mr. Ze yang kemudian pintu itu tertutup dengan sendirinya, menyebabkan ruangan ini nampak gelap, tidak ada penerangan sama sekali. Kecuali aku hanya melihat seseorang tengah duduk bersila sambil menatap ke arah kolam ikan, dan jika diperhatikan baik-baik, seseorang itu terlihat sedang merokok, terlihat asap yang mengepul ke atas dari arah depan seseorang itu. Aku tidak tau siapa itu dan kenapa dia bisa ada di sini aku juga tidak tau.
"Jadi kau tetap membawa mereka, ya," seseorang itu berbicara, mematikan puntung rokoknya di sebuah tempat, suaranya terdengar sampai dimana kami berdiri, wajahnya masih belum terlihat, masih menjadi misteri.
Mr. Ze berjalan maju menuju orang itu, mereka sedikit berbincang-bincang sebentar secara pelan, tak tau apa yang dibicarakan. Sepertinya sih penting dan rahasia, biasanya aku tidak terlalu penasaran hanya karena hal seperti ini, tapi sekarang entah mengapa aku merasa penasaran.
"Kalian dengar apa yang mereka bicarakan?" Zayn menceletuk dibelakang kami, aku sedikit terkejut karena tiba-tiba Zayn berbicara di belakangku dan Osha persis, bocah itu memang selalu muncul entah dari mana.
Aku dan Osha hanya menggeleng tidak tau. Osha dan Zayn sepertinya nampak penasaran dengan perbincangan itu, raut wajah mereka menjelaskannya, tapi mau bagaimanapun juga kami tidak akan bisa mendengarnya.
"Griz, kau pasti bisa melihat cara mereka menggerakkan mulut 'kan? Kalau begitu coba gunakan." Sepenasaran itukah mereka? Sampai-sampai menggunakan cara ini untuk mengetahui perbincangan kedua orang di depan sana, aku saja tidak tau bagaimana mengendalikan kemampuanku yang satu ini, malah diperintahkan untuk mengeluarkannya. Kemampuanku yang satu ini tidak bisa ku kendalikan sekarang, kemampuan pengelihatan ini keluar jika aku sedang memang benar-benar butuh saja, itu pun aku tidak tau bagaimana keluarnya.
Aku ingin menjawab, tapi sebelum itu, seseorang tiba-tiba mendaratkan tubuh miliknya di depan kami bertiga persis. Zayn langsung dengan sigap menggunakan teknik bentuk-membentuk kartunya untuk membuat sebuah benteng, untuk melindungi kami tentunya, bisa saja itu berbahaya, reflek Zayn memang bagus, namun hanya di keadaan tertentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantastikBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...