"Mr. Loux!" Zayn memanggil seorang pria, ber pakaian celana panjang hitam, memakai tuxedo rapi dengan ujung belakangnya yang sedikit panjang. Laki-laki itu memakai lensa kaca bundar di sebelah kanan matanya, laki-laki itu terlihat cocok dengan pakaiannya, meskipun rambutnya yang memutih itu menunjukkan jika dia sudah tua.
Laki-laki itu mengalihkan pandangannya ke arah Zayn yang memanggilnya, laki-laki itu terlihat sedang ingin memasuki sebuah kelas, ya itu mungkin kelasku dan Zayn, beruntunglah Mr. Loux belum masuk kedalam kelas tersebut. Jika sudah bisa saja kami berdua mendapatkan hukuman.
"Ada—oh kau murid baru itu ya?" Sepertinya Mr. Loux tidak perlu penjelasan Zayn kenapa dia memanggilnya, dia sudah tau sendiri setelah melihatku mengikuti langkah Zayn mendekat ke arahnya.
"Iya," aku menjawab, sedikit canggung aku dengan suasana sekolah ini, suasananya sangat sepi dan di depanku ada orang baru yang akan menjadi wali kelasku, jadi agak canggung disini.
"Selamat Zayn kau telah menemukan anggota tim baru milikmu sendiri, aku sebagai gurumu merasa sedikit bangga kau tau." Mr. Loux itu merangkul leher Zayn seolah-olah mereka itu sangatlah akrab, mungkin Zayn itu akrab dengan semua warga di sekolah ini, itu artinya mungkin aku akan menemui orang baru lagi.
"Dasar pak tua, kau pikir aku yang ingin ini semua, tidak lah. Ini hanya perintah Mr. Ze saja, jika tidak di perintahkan juga aku malas melakukannya." Seketika itu Mr. Loux terlihat tersenyum sengit ke arah Zayn, ya siapa juga yang tidak akan kesal dengan murid tidak sopan seperti Zayn ini.
"Walaupun kau itu sudah menjadi ketua tim, namun sifatmu justru tidak bisa dicontoh begini." Mr. Loux berbicara ke arah Zayn dengan nada yang sengit, kenapa sih setiap orang yang baru ku kenal di sekolah ini auranya mengintimindasi semua? Malas aku melihatnya.
"Mohon bantuannya untuk mendidiknya ya." Mr. Loux menatap ke arahku dengan senyuman terpaksa, aku hanya mengangguk kikuk membalas ucapan Mr. Loux itu, Zayn itu memang seorang murid yang kurang ajar sepertinya.
"Ekhem! Baiklah perkenalkan namaku Loux, kau bisa memanggilku dengan sebutan Mr. Loux—"
"Ataupun kakek tua." Aku dan Mr. Loux segera menatap ke arah Zayn, memang kurang ajar bocah satu ini. aku menatapnya karena anak itu kurang ajar, sedangkan Mr. Loux menatap ke arah Zayn dengan tajam dan penuh perhitungan, seperti mengatakan apa sikapnya barusan itu? Jika kekerasan diperbolehkan pasti akan ku muntilasi mulutnya. begitulah kira-kira, aku bisa tau dari mulut Mr. Loux yang mengomel-ngomel.
"Seharusnya kau tau ini sikap yang buruk kan Nak? Jadi jangan pernah ditiru, panggil saja aku Mr. Loux."
"Baiklah, salam kenal, Mr. Loux." Aku sedikit membungkuk, ya mungkin dengan perilaku begini aku terlihat lebih sopan daripada Zayn, bocah itu sangat kurang ajar sih menurutku.
"Nah begitu, Zayn! Kau contoh anggotamu itu! Bukanya kau yang memberi contoh, malah anggotamu yang memberikan contoh." Aku ingin tertawa, namun bagaimana ya, aku harus menahannya, jika aku tertawa padahal ini tidak lucu kan aneh dilihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantasyBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...