Zayn POV.
Sudah sehari setelah kejadian perbincangan Mr. Ze kepadaku, Griz, dan juga Osha. Kami memang telah menemukan sebuah alasan yang masuk akal dan memang benar terjadi, tapi kami juga harus melihatnya secara nyata, bisa saja alasan itu adalah kesalahan lagi.
Aku belum menemukan siapa yang akan kupertanyai mengenai ini semua. Aku, Griz, dan Osha sudah sepakat untuk mencari seorang murid sekolah ini untuk dipertanyai, namun aku belum menemukan orang yang benar-benar tepat. Mau berapa lama aku disini, tidak ada seorang pun yang benar-benar menjadi temanku. Mereka saja takut kepadaku, untuk apa mereka kusebut teman.
Sekarang waktunya kelas pemburu, sampai saat ini aku belum juga menemukan siapa orang yang tepat untuk kupertanyai, orang yang kupertanyai haruslah orang yang dekat denganku 'kan, supaya lebih leluasa mengobrol, namun siapa. Disini tidak ada.
Guru mulai menjelaskan materi di depan sana, aku hanya membuka lembaran buku beberapa kali tanpa mendengarkan apa yang guru itu katakan, tidak ada yang spesial dari penjelasan materi guru di depan sana. Aku lebih baik berkeliaran di sekitar sekolah, untuk mencari orang yang akan kupertanyai daripada harus menyimak ini.
Biasanya aku hanya tidur, tapi tidak bisa sekarang, pikiranku terlalu memikirkan siapa orang yang akan kupertanyai di otakku, aku tidak mengantuk karena pikiran ini. Aku sebenarnya bukan tipe seseorang yang terlalu memikirkan hal seperti ini, tapi kali ini aku harus peduli. Sudah menghabiskan banyak tenaga untukku membuat tim ini, jika sampai bubar, aku sangat kesal untuk hal itu. Beberapa guru selalu berkata jika sebaiknya aku menjadi mata-mata karena sudah lama tidak memiliki tim sendiri, aku tidak ingin menjadi seorang mata-mata. Meskipun seorang mata-mata adalah seorang yang kuat, namun mereka tidak punya perasaan, mereka hanya mengandalkan perintah tanpa ada perasaan apapun untuk dirasakan saat menjalani tugas. Itu berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya alasan asliku, alasanku masuk kedalam sekolah ini hanya untuk mencari keberadaan adikku, juga untuk mencari makhluk apa yang telah membunuh keluargaku sampai hanya tersisa adikku seorang. Mungkin. Walaupun mata-mata bisa melakukannya, namun hanya beberapa persen saja akan berhasil.
Jika saja aku bisa bertanya dengan teman satu tim, mungkin aku sudah tau jawabannya dengan mudah dan cepat. Namun kali ini, kami harus menentukan ini sendiri, karena yang kami butuhkan adalah kesamaan. Kesamaan itu akan sama jika alasan sebenarnya sama dengan yang lain. Kami bertiga masih bingung dengan apa persamaan kami, mungkinkah tujuan atau apapun itu. Untuk menjawab itu, kami butuh ulasan banyak hal, aku butuh bertanya kepada orang lain agar bisa mengulas lagi dan mendapatkan apa yang sebenarnya menjadi sebuah alasan.
Yang harus kutanyai tentunya seseorang yang sudah berpengalaman dalam hal begini. Tapi tidak ada di sekolah ini yang benar-benar kenal denganku, jikapun aku ingin bertanya, aku harus dekat dengannya terlebih dahulu. Menunggu hal tersebut memerlukan waktu yang lama, dan waktuku hanyalah satu Minggu mulai dari kemarin, sekarang waktuku hanya tinggal enam hari saja, siapa yang akan kupertanyai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH_pemburu book 1 of pemburu
FantasiBook 1 of series pemburu Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...