KELAM

Prolog

"Kenapa di antara semua gedung harus gedung itu?" Tanya seorang perempuan kepada perempuan lain yang berjalan paling depan sedangkan si penanya mengikuti dari belakang dengan penuh ketakutan.

"Karena hanya gedung itu yang belum kita selidiki." Jawab perempuan yang berjalan paling depan dengan nada pelan.

Perempuan yang berjalan paling belakang memutar bola matanya malas, lalu menatap gedung yang berjarak 5 meter dari mereka dengan tatapan horor. Waktu sudah menuju pukul tiga pagi, berdasarkan mitos yang Ia tahu di jam seperti ini banyak makhluk dari dunia lain sedang berkeliaran. Hutan yang begitu rimbun, ditambah cahaya lampu yang redup, cerita simpang-siur dari para senior bahwa gedung ini adalah gedung angker dan dijauhkan dari semua orang terus memutar dalam ingatannya, membuat suasana semakin kental oleh kehororan. Sialnya, sahabatnya yang berada di depannya sekarang lebih mementingkan rasa penasaran dibandingkan dengan kehororan gedung ini. Perlahan, keduanya masuk ke dalam gedung itu, menyusuri lorong-lorong. Semakin dalam mereka menyusuri lorong itu, semakin mencekam suasana yang mereka rasakan.

"Kita pulang aja yuk. Aku ngerasa ada hantu yang sedang merhatiin kita." Rengek perempuan yang berjalan paling belakang. Kepalanya menoleh kebelakang menatap gelapnya lorong yang telah mereka lewati. "Pulang yuk, please," Mohonnya. Badannya mulai gemetaran saat melihat sebuah bayangan hitam besar yang terus bergerak ke arah mereka di tengah kegelapan malam.

"R-r..."

Perempuan yang berjalan paling belakang langsung membalikkan badannya saat tangannya digenggam oleh sahabatnya yang sejak tadi paling berani dan bersemangat untuk menghampiri tempat ini. Bahkan sahabatnya itu sampai tergagap ketika memanggil namanya.

"Kenapa?" Tanya perempuan sedari tadi memperhatikan kebelakang dan kini
Ia memperhatikan gerakan tangan sahabatnya yang menunjuk ke arah depan.

"Argh..."