KELAM

BAB 33: Tessa

Aku dibawah ke Light High School dan dimasukkan kedalam UKS Light High School yang terlihat seperti Pustu (Puskesmas pembantu) yang biasanya berada di desa-desa kecil. Memang ukuran UKS ini seperti Pustu namun, alat-alat yang tersedia sangat lengkap. Jika di Pustu hanya ada bidan, maka berbeda dengan UKS Light High School. Disini terdapat dua dokter yang terlihat sangat berpengalaman.

Aku di bawah ke sebuah ruangan yang berbeda dari ruangan yang sering aku masuki seperti saat menunggu Adam atau ketika kepala ku terluka waktu itu. Ah, kepala ku. Kenapa aku tidak merasakan sakit sama sekali? Apakah sudah sembuh luka itu?

Aku merabah kepala belakang ku dan merasakan luka di kepala ku yang bukanya mengering tapi terasa empuk dan ketika aku tekan rasa sakit luar biasa langsung menyerangku. Apakah luka ku sudah sembuh?

"Aku akan dibawa kemana?" Bingungku ketika aku didudukan secara paksa dikursi roda dan didorong keluar melalui pintu yang berbeda dari yang aku masuki diawal.  Kini kami memasuki sebuah koridor panjang yang dikiri dan kanan hanya terdapat tembok bercat putih dan lampunya yang redup.

"Kamu harus diperiksa secara menyeluruh," jawab seorang pengawal berpakaian putih yang mendorong kursi roda ku.

"Aku baik-baik saja. Aku tidak butuh diperiksa secara menyeluruh." Pengawal-pengawal itu tidak menggubris ku dan tetap membawah ku melewati koridor panjang itu hingga sampai disebuah ruangan yang cukup besar. Bukan. Bukan ruangan tapi seperti sebuah gedung lain. Aku mencoba mengingat-ingat apakah ada gedung lain yang tidak aku ketahui di Light High School? Namun, semua gedung besar Light High School berdiri sejajar dengan jalan yang setiap harinya aku lewati untuk ke sekolah. Lalu, dimana letak gedung ini?

"Dokter. Ada pasien khusus," beritahu pengawal yang mendorong kursi roda yang aku tempati masuk ke dalam sebuah ruangan yang terisi banyak alat yang sangat canggih. Pengawal itu kemudian membuka borgol yang memborgol kedua tanganku lalu pergi meninggalkan aku dan dokter itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Aku memperhatikan seorang dokter yang terlihat sedang membaca sebuah berkas bersampul coklat bertuliskan nama ku. Dokter itu menurunkan berkas itu dan menatap lurus ke arah ku. Sebenarnya ada berapa dokter di tempat ini?  Aku kira hanya dua dokter, yaitu dokter yang memasangkan ku chip dan dokter yang merawatku dan Adam waktu itu. Ternyata aku salah, rupanya ada dokter lain disini.

"Setelah sekian lama akhirnya ada pasien Khusus juga. Ligh Corporation mendapatkan karyawan baru lagi," ucap dokter itu menghampiri ku lalu memperhatikan ku lekat. 

Tanpa perlu memberitahu, dokter itu tahu aku adalah calon karyawan Light Corporation. Itu artinya pernah ada pasien seperti ku ataukah kata 'Khusus' adalah kode. Sepertinya Light dinamakan dengan arti khusus bahwa nama yang sebenarnya adalah lawan kata dari Light. Mereka sama sekali tidak menerangi tapi malah membuatnya menjadi gelap.

"Menyakiti lalu mengobati. Apakah itu cara kalian dalam mendidik?" Tanyaku kepada dokter itu. Aku menatap lekat mata dokter itu membuat tertawa kecil muncul di bibirnya.

Dokter itu membalas tatapanku dengan simrik dibibirnya yang membuat ku merasa masih ada sesuatu yang belum aku tahu.
"Bersyukurlah kamu baru mendapatkan dua hal itu."

"Maksud kamu?" Baru mendapatkan dua hal itu? Apakah masih ada hal lain yang lebih menyakitkan? Apakah hal ke tiga adalah sisi kelam tempat bernama Light ini.

"Ayo pindah kesini," pintah dokter itu mengarahkan aku untuk duduk di atas ranjang rumah sakit yang terlihat seperti ranjang VVIP.

Aku mengikuti arahan dokter itu dan berpindah ke atas ranjang rumah sakit.

"Masih ada satu yang akan kamu dapatkan dan belum saatnya kamu mendapatkan itu," ucap dokter itu mulai memeriksa luka seret di lenganku.

"Tentunya bukan hal baik. Ia 'kan?" Aku menatap lekat mata dokter itu yang berhenti memeriksa lukaku ketika mendengar pertanyaan yang aku lontarkan. "Ternyata  benar." Lanjutku ketika tidak mendapatkan respon dari dokter tersebut.