Our Direction : The Paper - 4

6.5K 435 18
                                    

Lilly membawa Amanda ke sebuah rumah sederhana yang isi ruangannya menyerupai apartemen milik Amanda. Rencananya, rumah itu akan menjadi tempat tinggal Amanda sampai Professor Godfrey tertangkap. Amanda sangat dibutuhkan untuk mengulas informasi tentang professor tersebut, ditambah dia akan menjadi saksi mata. Rumah itu sudah dilengkapi dengan kamera cctv yang memiliki ukuran sangat kecil, tak akan terlihat oleh mata telanjang. Tak jauh dari rumah itu, tinggal salah satu polisi yang ditugaskan untuk tinggal disana sementara. Semua itu dilakukan untuk melindungi saksi mata.

"Kenapa aku tidak boleh pulang ke apartemen ku?" tanya Amanda.

 "Untuk mengindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi" jawab Lilly.

"Kalian bukan salah satu dari mereka kan?" tanya Amanda. Lilly tersenyum kecut mendengar pertanyaan seperti itu.

"Tentu saja iya. Aku dan kelima pria tadi ditugaskan untuk menangkap Professor Godfrey. Kau dibutuhkan untuk memeprlancar proses penyelidikan" jawab Lilly.

"Kalian harus mendapatkan kertas itu sebelum terlambat" peringat Amanda.

"Aku akan mengerahkan seluruh kemampuan dan nyawaku untuk melindungi masyarakat negara Amerika" balas Lilly.

"Terima kasih, kau sudah mau mengorbankan nyawamu walaupun kau tidak mengenal kami" ucap Amanda.

***

Harry terus mengingat dimana ia pernah mendengar nama Godfrey. Rasanya ia pernah mendengar tak lama ini. Zayn mengetuk pintu yang dicat bewarna putih. Tak lama keluar seorang perempuan paruh baya. Dia sedikit bingung saat melihat Zayn, Niall, Louis, Liam, dan Harry. Mereka memberikan senyum kepada perempuan paruh baya itu.

"Selamat sore, Ms.Godfrey" sapa Zayn.

"Ya, kalian siapa?" tanya Ms.Godfrey.

"Kami ditugaskan untuk mengajukan beberapa pertanyaan tentang suami anda" jawab Zayn.

 "Suami saya? Ada apa dengan suami saya?" tanya Ms.Godfrey lagi.

"Kami akan menjelaskannya. Tapi, kami harap ma'am mau membantu kamu" balas Zayn.

"Baik, masuklah" kata Ms.Godfrey sambil membukakan pintunya lebar-lebar.

Kelima pria itu duduk di sebuah sofa yang terasa sangat nyaman jika diduduki. Niall merasa enggan untuk beranjak dari sofa ini. Perempuan itu sempat menawari minuman kepada mereka, tapi mereka menolaknya dengan halus.

"Jadi, ada apa dengan suami saya?" tanya Ms.Godfrey. Louis mengambil selembar kertas dan menaruhnya di atas meja. Membiarkan Ms.Godfrey melihatnya sendiri.

Keterkejutan terlihat jelas di mata Ms.Godfrey. Ia tak menyangka bahwa suaminya menjadi seorang buronan. Bagaimana bisa suami yang telah mendampinginya selama 30 tahun lebih itu menjadi seorang buronan?. Apa yang telah dia lakukan?. Ms.Godfrey sangat mengenali suaminya, dia tidak mungkin melakukan kejahatan sampai-sampai menjadi seorang buronan. Ms.Godfrey tak kuat membendung air matanya lagi. Tak percaya, khawatir, takut dan kecewa. Ia kecewa dengan suaminya dan dengan dirinya sendiri. Ternyata, dirinya sendiri belum mengenal betul bagaimana suaminya.

Our Direction [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang