Our Direction : One Direction - 12

2.7K 330 3
                                        

"Lilly! Kau tak apa?" tanya Justin saat aku baru saja membuka pintu.

"I'm okay Justin" balasku kemudian mataku mencari keberadaan Louis. "Louis, aku menemukan sesuatu" ucapku setelah mendapati Louis sedang berbicara dengan Amanda di dekat jendela.

"Sekarang kau duduk dulu lalu makan ini. Kau belum makan dan cobalah untuk tidur beberapa menit" ucap Niall lalu dia menuntunku ke sofa untuk duduk di sebelah Zayn. Setelah itu Niall memberikanku maccaroni dengan keju yang berlimpah.

Melihat maccaroni itu, cacing-cacing di perutku langsung mengadakan konser besar-besaran. "Aku akan memakannya nanti" balasku.

"Jangan pernah lakukan hal bodoh itu lagi, bagaimana kalau kau ketahuan?" ucap Louis dengan nada sedikit membentak.

"Aku berhasil menemukan sesuatu" balasku.

"Menemukan apa?" tanya Amanda mulai tertarik.

Aku memandang perempuan itu sebentar. "Aku melihat beberapa orang menggunakan jubah putih seperti ilmuwan sedang mengelilingi dua tabung yang berisi cairan kental bewarna seperti darah dan air bening seperti air mineral"

Louis menyentakkan bahuku, cukup membuatku mengernyit kaget dan bingung atas reaksinya yang menurutki terlalu berlebihan itu. "Kau serius?"

"Tentu" nada suaraku terdengar lebih tinggi sebagai balasan dari tindakannya terhadapku tadi.

"Apa mungkin mereka sedang mencoba untuk mencari cara untuk menyebarkan chip itu?" kami semua menatap Zayn, aku cukup kagum dengan nalarnya yang kelewat encer itu. "Lilly tadi bilang kalau dia melihat dua buah tabung berisi cairan, yang satu cairan kental bewarna merah seperti darah--atau mungkin itu memang darah sungguhan--sedangkan yang satunya adalah air bening seperti air mineral. Menurutku, mereka akan menggunakan dua cara untuk menyebarkan chip itu. Yang pertama mereka menyebarkannya lewat air yang akan kita minum. Kedua, mungkin mereka akan menyebarkan chip-chip itu melalui pasien-pasien rumah sakit--atau mungkin kemungkinan kedua hanyalah sebuah uji coba"

"Tepat sekali Malik" ucap Louis.

"Tapi mereka masih menguji nya 'kan?" tanya Niall.

"Kita harus menghentikan ini, secepatnya" ucapku.

"Kensbrook benar. Untuk urusan strategi aku serahkan padamu" ucap Louis. Setelah itu dia kembali pada Amanda.

"Baiklah, Justin dan Niall tolong kalian temui Peter Facinelli dan katakan untuk mengirimkan bala bantuannya" lelaki tampan itu yang langsung muncul dalam pikiranku, aku tidak tahu berapa banyak orang yang berada di belakang Mr.X. Hal yang paling bijak saat ini adalah meminta bantuan dari banyak pihak.

"Who is Peter Facinelli?" tanya Justin.

"Demi Dewa Zeus, kau tidak tahu siapa Peter Facinelli? Dia adalah ketua FBI tertampan sepanjang masa!" jawab Niall gemas.

"Lebih baik kalian segera berangkat, lebih cepat lebih baik" leraiku lalu aku beralih pada Harry. "Harry, bisa tolong kau hubungi Presiden dan meceritakan semua ini?"

"Tentu" ucap Harry.

"Lalu apa tugasku?" tanya Zayn.

Aku menatap tangannya yang masih dibalut dengan perban. "Kau sebaiknya beristirahat"

"Kau juga harus beristirahat bersamaku kalau begitu"

"Ini bukan waktu yang tepat untuk beristirahat untukku"

"Kapan terakhir kau tidur?" skakmat. "Kau tahu jika kau selalu menerapkan pola seperti ini, dipastikan tahun depan aku akan melihat batu nisanmu"

"Aku tahu apa yang kulakukan Malik"

"Kau terlalu berharga untuk mati muda"

"Jadi kau selalu mengkhawatirkan tanggal kematianmu?"

"Aku tidak malu untuk mengatakan 'ya'. Bukan kematian yang membuatku khawatir, kau tahu apa yang kumaksudkan"

"Aku percaya Tuhan kita sebenarnya sama, hanya saja cara kita menyembahnya berbeda. Tuhan masih memiliki banyak tempat di surga untuk orang sepertimu Zayn. Seharusnya aku yang mengkhawatirkan itu bukan kau" kataku. "Bagaimana kondisi tanganmu?"

"Aku masih mampu untuk menggerakkannya, tenang saja" balas Zayn.

"Apa mereka berdua sudah lama seperti itu?" kulirik Louis dan Amanda.

"Louis hanya mencoba untuk mengerahkan segala kemampuan yang ia bisa, dia merasa bersalah"

"Bersalah? Bersalah kenapa?"

"Dia merasa bersalah karena menyebabkan semua ini terjadi"

"Apa?"

"Randall, Prof.Godfrey, dan Si Penculik termasuk dari boneka-boneka Mr.X ternyata. Louis berpikir Mr.X sedang melakukan balas dendam padanya karena berani-berani nya menyusup pertahanan Mr.X"

Kutatap Louis dengan perasaan bersalah, aku merasa sangat egois. Seharusnya aku bisa memberikannya sedikit respect untuk apa yang telah dia lakukan untuk kasus ini. Mungkin dia adalah orang yang paling berjasa bagi kasus ini.

"Louis" ucapku, Zayn menyenggol lenganku lalu mengirimkan tatapan apa-yang-akan-kau-lakukan padaku.

"Apa lagi?" balas Louis.

Mungkin aku bisa mempercayai Louis soal sandi yang diberikan oleh Paul. "Bisa kau bantu aku?"

"Apa yang kau butuhkan?"

Aku beranjak dari sofa dan berjalan menuju meja kerjaku. Untung saja aku tidak melupakan soal kertas itu, mungkin saja isi kertas tersebut ada hubungannya dengan kasus ini. Aku masih ingat dengan jelas Paul mengatakan orang yang tertulis dibalik sandi ini sering didapati bersama Prof.Godfrey.

"Aku yakin ini bukanlah hal yang sulit bagimu" kataku.

Louis segera menerimanya lalu mengamatinya. Melihat dari pergerakan tatapan matanya, aku yakin dia pasti sudah mendapatkan sesuatu.

"Dari siapa kau mendapatkan ini?"

"Beritahu aku dulu apa isi kertas itu"

"Kau tidak akan percaya denganku"

"Cepat katakan"

"Kensbrook"

Our Direction [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang