Our Direction : Paradise Beach - 6

4.3K 417 27
                                        

"Rindu denganku nona?"

Amanda membalikkan badannya untuk melihat siapa pemilik suara tersebut, deru napasnya terasa nyata pada permukaan kulit tengkuk leher Amanda. Tubuh Amanda sedikit kehilangan keseimbangan ketika mendapati jarak antara dirinya dengan pemilik suara tersebut sangatlah dekat. Amanda bahkan dapat mencium aroma parfum pemilik suara tersebut yang sangat disambut harmonis oleh indera penciumannya . Betapa bodohnya Amanda baru menyadari kalau dirinya sebenarnya tahu betul siapa pemilik suara tersebut. Lelaki yang menyelamatkan hidupnya. Louis Tomlinson. Siapa lagi.

Amanda merasakan tangannya mulai mengeluarkan keringat akibat melihat penampilan Louis di luar busana suit and tie. Rambut cepak yang ditata sempurna, serta jenggot dan kumis yang dibiarkan tumbuh pada permukaan wajah Louis. Amanda terpana melihat tato yang menyelinap keluar dari balik kaos Louis dan masih ada lagi pada tangannya. Amanda tidak pernah membayangkan bahwa Louis cukup mempunyai banyak tato pada tubuhnya.

"Gosh, kau membuatku terkejut!" ucap Amanda, bibirnya sedikit gemetar. "Apa yang kau lakukan disini?" dengan susah payah Amanda menelan ludahnya.

"Apa kabar?" tanya Louis balik seraya mengajukan tangannya. Amanda segera meraih tangan Louis tanpa mengingat bahwa tangannya sedang berkeringat dingin. "Tanganmu dingin, apa kau sakit?"

Tujuan Louis kemari tentu saja untuk melihat bagaimana kondisi Amanda. Louis sedikit khawatir perempuan itu mengalami penekanan besar terhadap mentalnya setelah hampir mati akibat jatuh dari gedung pencakar langit. Namun rasa khawatir Louis sirna ketika melihat penampilan Amanda dari belakang. Mulai dari sepatu yang Amanda kenakan, biasanya perempuan itu akan mengenakan flat shoes atau converse tapi Louis mendapati sebuah high heels warna hitam mengkilat membalut kedua telapak kaki perempuan tersebut. Rambutnya yang biasa dikuncir tinggi sekarang dibiarkan tergerai dengan diberi sentuhan gelombang pada setiap ujung rambutnya. Apa ini wujud penekanan yang dialami oleh Amanda? pikir Louis.

"Aaaaaa....... Mmmmm....... sebenarnya aku lapar. Kalau aku lapar, tanganku akan menjadi dingin seperti ini" ucap Amanda asal. Sumpah, ini adalah kebohongan paling konyol yang pernah kubuat, maki Amanda pada dirinya sendiri.

"Oh ya? kalau begitu, makanlah bersamaku. Ayo! jangan sampai kau sakit"

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Sejak tadi Louis tidak mengucapkan apapun, rasanya Amanda seperti sedang berjalan sendirian seperti biasanya, bahkan lelaki itu belum menyampaikan tujuannya kemari menemui Amanda, dan tentu saja bukan untuk diam-diaman seperti ini.

"Bagaimana kabarmu?" ucap Louis dan Amanda bersamaan. Louis langsung tertawa untuk menutupi salah tingkahnya, sedangkan Amanda hanya menunduk malu.

"Ladies first" kata Louis.

"Baiklah. Aku baik, kau sendiri? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, apa yang kau lakukan disini?" balas Amanda.

"Sehat. Sebenarnya aku akan memenuhi undangan menonton pementasan drama temanku. Aku dengar kau pindah ke LA dan aku mendapatkan alamat dimana kau bekerja, yaa aku ingin mengetahui bagaimana kondisimu saat ini"

"Kau bilang pementasan drama? pementasan drama yang diselenggarakan di Nokia Theater bukan?"

"Ya, kau tahu?" kebetulan sekali, pikir Amanda.

"Aku akan menontonnya juga"

"Suatu kebetulan"

"Kau sendirian saja? tidak ada pekerjaan?"

"Aku ambil cuti, sebenarnya aku bersama Harry dan aku sedang menunggu kedatangan Zayn dan Niall"

"Apa mereka semua sama sepertimu?"

Our Direction [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang