Our Direction : Paradise Beach - 3

4.8K 395 18
                                    

Zayn memperhatikan perempuan yang ia temui setelah melakukan sesi interview lalu ia jumpai sedang berdiri di depan rumahnya. Perempuan itu masih berdoa. Hampir 15 menit lamanya. Zayn segera pergi ketika melihat perempuan itu mulai melepaskan mukenanya, kan tidak lucu kalau Zayn kepergok sedang memeprhatikan dia berdoa. 

Setelah melipat rapi mukenanya, Jasmine melirik jam tangannya. Sebentar lagi dirinya sudah harus berada di kantor imigrasi, ada beberapa sesi wawancara yang harus ia lakukan. Kalau Jasmine telat, sudah pasti dirinya akan batal berangkat ke New York.

Jasmine bergegas beranjak, setelah ini dirinya akan mencari Zayn untuk pamit dan mengucapkan terima kasih. Jasmine menemukan Zayn sedang menyenderkan tubuhnya di tembok tak jauh dari ruang sholat. Dia tampak sangat keren, seperti dulu

"Ehmm, saya pamit pulang ya. Terima kasih atas tumpangannya" kata Jasmine sedikit canggung. Setelah itu Jasmine membalikkan badannya, bersiap untuk keluar dari rumah Zayn.

"Hei, mau kuantarkan pulang?" tawar Zayn.

Jasmine membalikkan badannya ketika mendengar suara Zayn. "Tidak usah, lagi pula saya masih ada urusan lagi"

"Biar kuantarkan"

"Tidak usah, terlalu merepotkan" Jasmine melirik jam tangannya, oh no! 20 menit lagi!.

Zayn seperti mengerti apa yang sedang terjadi pada Jasmine. "Jam berapa kau harus sampai disana?"

"Hmmm. Jam 2 siang"

"Sebentar lagi, akan memakan waktu lebih lama jika kau menunggu taci di depan rumahku. Mungkin bahkan tidak akan muncul"

"Benarkah?"

"Ya, kemana kau akan pergi?"

"Kantor imigrasi"

Zayn segera mengambil kunci mobilnya setelah itu ia bergegas menuju garasi mobil, sedangkan Jasmine ia terus mengekori kemana Zayn pergi.

Selama di perjalanan mereka berdua saling diam. Jasmine tidak tahu apa yang harus dibicarakan sementara Zayn dia sibuk memikirkan topik yang bagus yang akan membuat mereka berbicara sangat lama. Lebih tepatnya Zayn tertarik dengan Jasmine.

"Oh ya, namamu siapa?" akhirnya Zayn memecah keheningan. Jasmine meringin dalam hati, semua dugaannya itu benar.

"Jasmine" balas Jasmine sedikit tercekat. Kenapa dia menjadi seperti ini?.

"Pekerjaanmu apa?"

"Aku seorang reporter"

"Hmmm, tadi itu mobilmu kan?"

Jasmine kebingungan harus jawab apa. "Errgghh, ya" aku Jasmine pada akhirnya.

"Apa ada masalah dengan mobilmu itu?"

"Hanya mogok biasa"

"Aku minta maaf kalau pertemuan tadi tidak terlalu  mengenakkan"

"Seharusnya aku yang bilang begitu. Pasti kau menganggapku aneh, maafkan aku. Sikapku memang seperti itu dengan orang asing" dosa Jasmine harus bertambah karena berbohong pada Zayn. Astagfirullah, ucap Jasmine dalam hatinya.

"Tapi sekarang kau mengenalku kan?" perut Jasmine mendadak berisi penuh dengan puluhan kupu-kupu karena ucapan Zayn tadi. Sekarang Jasmine sudah mengenal Zayn. Ralat, lebih tepatnya sekarang Zayn yang sudah mengenal Jasmine.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Lilly sedang berjalan menuju tempat dimana ia memarkirkan motornya. Pekerjaannya menjadi semakin ribet karena ulah Garret. Asal tahu saja menyusun kembali ratusan kertas itu membutuhkan waktu yang lama. Garret memang gila. "Damn!" umpat Lilly saat melihat ban motornya bocor. Kalau begini Lilly harus pulang menggunakan taxi atau bus.

Our Direction [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang