"Kau tak apa?" tanya Louis.
Saat ini kami--termasuk para polisi yang diutus untuk membantu--sedang berada di lantai rahasia kantor NY Investigation. Menyusun strategi dan rencana-rencana yang dipimpin oleh Zayn. Aku hanya duduk di sudut ruangan sambil memikirkan semuanya.
Kensbrook.
Setahuku Ayah adalah anak tunggal. Apa mungkin ada Kensbrook lain? atau ada anggota keluarga Kensbrook yang belum pernah Ayah kenalkan padaku dan dia berada disini untuk membalaskan dendam terhadap.... Paul. Apa mungkin.... tidak.
"Kau benar-benar tidak mau memberitahu siapa yang memberikanmu pesan itu?" tanya Louis lagi.
Aku hanya menggeleng sebagai jawaban.
Untuk hal itu aku rasa aku tidak akan memberitahu siapa-siapa.
"Semuanya akan menjadi lebih mudah jika kau mau memberitahuku siapa yang memberikanmu pesan itu" bujuk Louis.
"Mungkin kau benar, yang diincar nya adalah aku"
"Kau bisa mempercayaiku, kalau kau mau"
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi dariku" kataku. "Oh ya aku dengar dari Zayn kalau kau merasa bersalah karena telah menyebabkan semua ini terjadi. Kau pasti tahu, semua ini akan tetap terjadi cepat atau lambat. Kau telah melakukan terbaik dari apa yang kau bisa, senang bisa bekerja sama dengan seorang jenius sepertimu, Tomlinson"
"Senang bisa bekerja sama dengan wanita tangguh sepertimu, Kensbrook"
***
Aku dan Harry bersama dengan anggota tim kami masuk dari pintu barat. Aku meminta Harry untuk menjadi pemimpin kami, untung saja dia dengan senang hati menerimanya.
"Kau tidak harus melakukan ini jika kau tidak mau" ucap Harry.
"Tak apa" balasku.
Harry jelas tahu apa yang mengganggu pikiranku. Bukan soal isi pesan dari Paul itu melainkan Liam. Aku sudah memutuskan untuk tidak peduli dengan soal itu saat ini. Apa yang harus kulakukan jika berhadapan dengannya?. Naluriku jelas mengatakan aku tidak mau melakukan ini tapi kalau dipikir secara logika, jika aku tidak ikut serta bisa saja Liam tertembak oleh salah satu polisi dan aku tidak mau itu terjadi. Aku akan mendadak gila hanya karena menunggu mereka semua selesai--tidak perduli apakah mereka berhasil atau tidak menyelesaikan masalah ini. Aku percaya ada cara untuk mengeluarkan chip itu dari tubuhnya.
"Kalian siap?" tanya Harry yang dibalas anggukan mantap dari mereka semua.
Lalu tiga polisi berjalan mendahuluiku dan Harry. Aku bahkan meminga bertukar posisi dengan seorang polisi yang mendapat barisan bagian belakang.
Aku melihat kepala Harry yang bergerak ke sana kemari, seperti sedang mencari keberadaan seseorang. "Aku disini" ucapku memberitahu.
"Okay" balas Harry.
Kami semua mulai berjalan perlahan menuju tangga darurat. Kami mengechek setiap lantai dan aku merasa aneh karena kami tidak bertemu dengan salah satu anak buah Mr.X yang sedang berjaga. Ini agak aneh dan aku harus siap menerima kejutan yang telah dipersiapkan oleh Mr.X.
Ketika kami sampai dilantai 50, aku yakin beberapa diantara kami mulai mengendur. Aku yakin beberapa cara tradisional terkadang masih menghasilkan hasil yang lebih baik. Aku tidak akan mau mengambil resiko untuk nyawa tim kami.
Aku dan beberapa polisi yang berada di belakangku menoleh ketika mendengar langkah berirama. Aku yakin Liam yang menyusun strategi ini, mereka sengaja membuat kami lengah terlebih dahulu. Kami semua sontak berada dalam posisi siap kami masing-masing dengan sebuah senjata andalan kami. Kami membagi diri menjadi dua kelompok, untuk menghadapi pasukan X--begitulah aku menyebut mereka sekarang--yang mengepung kami. Si ketua FBI tertampan sepanjang sejarah berbaik hati memasukkan beberapa ahli pisau kedalam bala bantuan yang ia kirimkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Direction [ON EDITING]
Fanfiction[COMPLETED] Lilly Kensbrook, akan bekerja sama dengan lima lelaki dengan latar belakang yang berbeda-beda serta kemampuan yang berbeda-beda pula. Niall Horan, Louis Tomlinson, Zayn Malik, Liam Payne, dan Harry Styles. Dapatkah mereka berhasil memeca...
![Our Direction [ON EDITING]](https://img.wattpad.com/cover/3188523-64-k255180.jpg)