"Ms. Kensbrook, apa benar Mr.Green adalah pelaku pembunuhan Ayahmu?"
"Ms.Kensbrook apa semua itu benar?"
"Ms.Kensbrook apa kau percaya?"
"Ms.Kensbrook bagaimana tanggapanmu?"
"Ms.Kensbrook bagaimana perasaanmu ketika tahu bosmu sendiri adalah pembunuh Ayahmu?"
"Ms.Kensbrook apa anda akan menemui Mr.Green?"
"Ms.Kensbrook tolong berikan sedikit tanggapan!"
Yang kulakukan hanya menunduk. Aku tidak mungkin mengatakan,
"Ya, Paul yang membunuh Ayahku. Namun bukan aku yang melaporkannya dan aku sudah memaafkannya"
Aku tidak menyangka kalau keesokan harinya Paul akan langsung digiring ke kantor polisi. Saat aku keluar dari kantor, puluhan--atau mungkin ratusan cahaya blitz kamera langsung menyerangku. Untung saja security kantor ini dengan sigap membantuku dengan melindungi dari keganasan mereka.
Aku tidak berniat untuk menemui Paul karena intruksinya sangat jelas. Baru saja aku mendapat telepon langsung dari Presiden untuk menemuinya sekarang di Gedung Putih.
Tidak mungkin Presiden terlalu penasaran soal Paul sampai-sampai dia menelponku secara langsung untuk memintaku datang ke markasnya hanya untuk menanyakan apa benar Paul yang membunuh Ayahku atau tidak. Tentu saja tidak. Kupikir ada sesuatu yang terjadi.
Mereka benar-benar mengikutiku sampai ke mobil yang dikirim oleh Presiden untuk menjemputku.
"Selamat pagi Ms.Kensbrook, hari yang cerah bukan?" sang sopir menyapaku ramah namun aku hanya membalasnya dengan senyuman singkat.
Perjalanan dari New York ke Washington DC tidaklah berarti jika kalian mendapat fasilitias mewah yang sedang kualami saat ini. Berada dalam mobil anti peluru, jok empuk, dan terdapat layar kecil untuk menonton tv kalau bosan.
Namun saat ini semua itu terasa tidak ada apa-apanya bagiku. Selama perjalanan aku hanya memandang keluar sambil memikirkan semuanya.
Siapa yang melaporkan Paul?
Motif apa yang digunakan orang itu? Apa iya hanya sekedar untuk menjatuhkan Paul?
Bagaimana keadaan Paul saat ini?
Apa yang kulihat kemarin itu nyata?
Kenapa terjadi saat sebelum Paul memberitahuku?
Apa iya ini hanya sebuah kebetulan? Tidak ada yang namanya kebetulan dalam duniaku.
Tak terasa seseorang telah membukakan pintu mobil untukku, aku menatap orang itu. Penasehat Presiden, dia memberikan senyuman ramah padaku.
"Selamat datang Ms.Kensbrook, Presiden telah menunggumu"
Aku melewati serangkaian pemeriksaan yang memang sudah wajib dilakukan bagi semua orang yang datang ke Gedung Putih. Aku terus mengekori Penasehat Presiden tanpa berbasa basi.
Sang Penasehat membuka pintu ruangan Presiden, aku langsung disambut oleh senyum menenangkan Presiden. Kulihat ada seorang lelaki berambut ikal duduk dihadapannya.
"Harry?" Harry menoleh dan memberikan senyum mautnya padaku.
"Selamat datang Lilly, kau tentu mau duduk di samping Harry bukan?"
"Tentu saja"
Aku menatap Harry ketika telah duduk disampingnya. Apa yang dia lakukan disini?.
"Aku telah memanggil keempat rekan kalian namun menurut laporan yang kudapat, yang berada dekat dengan wilayah Washington DC hanya kalian berdua"
Jadi, kami dikumpulkan kembali.
"Ada apa kali ini?" tanyaku.
Presiden berjalan menuju mejanya kemudian membuka laci dan mengeluarkan sebuah kotak yang terlihat seperti besi.
"Seharusnya aku memberikan ini kepada Tomlinson tapi aku lega jika kalian telah melihatnya sendiri"
Aku dan Harry bertukar pandang sebentar. Apa sebenarnya isi kotak itu?.
"Paket ini diterima oleh petugas tadi malam, kebetulan aku sedang menghadiri sebuah pertemuan" Presiden duduk dihadapan kami lalu menaruh kotak itu di meja. Tanganku rasanya gatal ingin segera mencari tahu apa isi kotak itu. "Ketika sedang diperiksa, tak sengaja salah satu penjaga menyentuh sesuatu dan..." Presiden menggantungkan ucapannya untuk membuka kotak itu.
Sebuah pulpen.
"Bagaimana dengan nasib para penjaga tadi?" tanya Harry sedangkan aku masih sibuk memperhatikan pulpen itu.
"Mati"
"Apa?" ucapku spontan.
Presiden malah beralih kepada Harry "Tolong sampaikan itu kepada Tomlinson. Harry, aku tahu kau dekat dengan anak Andy Henderson. Kupikir--"
"Ada apa dengan Pamela?" potong Harry.
"Menurut laporan dia dekat dengan anak dari Prof.Godfrey. Siapa tahu gadis itu bisa membantu kalian"
Aku sudah bisa merasakan aura Harry berubah, sepertinya dua tahun belakangan ini cukup membuat sesuatu diantara mereka. Aku tahu bagaimana perasaan Harry, dia pasti tidak ingin sesuatu terjadi pada Pamela, begitupun aku. Aku yakin Harry pasti sudah tahu bahwa setiap perempuan dalam hidupnya sudah dinayatakan tidak aman.
"Sepertinya perang sesungguhnya akan dimulai"
Sudah pasti semua hal yang terjadi di sekitarku saat ini adalah dalang dari pelaku kasus kali ini.
**
D-5 PENGUNGUMAN NEM. I'M NOT OKAAAAAYYYYY I'M SHAKING.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Direction [ON EDITING]
Fanfiction[COMPLETED] Lilly Kensbrook, akan bekerja sama dengan lima lelaki dengan latar belakang yang berbeda-beda serta kemampuan yang berbeda-beda pula. Niall Horan, Louis Tomlinson, Zayn Malik, Liam Payne, dan Harry Styles. Dapatkah mereka berhasil memeca...
![Our Direction [ON EDITING]](https://img.wattpad.com/cover/3188523-64-k255180.jpg)