Teresa terjaga ketika mendengar suara deru langkah. Untuk keseratus kalinya perempuan itu berdoa dalam hati, Teresa bernazar akan rajin ke gereja dan menjalankan semua ritual keagamaan jika dirinya selamat dari peristiwa menyeramkan ini.
Suara dobrakan pintu membuat tubuh Teresa menegang, matanya menyipit akibat terlalu banyak menerima cahaya secara mendadak. Seseorang telah datang untuk menyelamatkannya, pikir Teresa. Tidak mungkin si penculik perlu mendobrak segala untuk membuka pintu.
Jumlah mereka berkisar 5-7 orang, dengan perlahan mereka berjalan mendekati Teresa, perempuan itu langsung berteriak meminta tolong dari balik lakban yang membungkam mulutnya. Orang yang berada paling depan langsung membuka lakban yang tertempel pada mulut Teresa.
"Apa kalian kemari untuk menolongku?" tanya Teresa, lidahnya terasa kelu serta bibirnya juga terasa kering.
"Kau aman nona" jawab salah satu dari mereka. Suara seorang perempuan, Lilly.
"Oh Jesus!" seru Teresa senang.
Lilly memberi isyarat kepada anggota timnya yang lain untuk membuka ikatan tali Teresa. Setelah itu, Lilly menatap keluar dari balik jendela. Wartawan semakin banyak berlomba-lomba mendapatkan bidikan terbaik, Lilly menangkap Liam, Niall, dan Zayn. Sejak kapan kedua lelaki itu berada di New York?, pikir Lilly. Mereka sedang berusaha untuk menerobos kerumunan namun mereka dapat dicegat oleh polisi yang ditugaskan untuk berjaga. Bibir Lilly membentuk senyum tipis melihat Liam. Lelaki itu nampaknya benar-benar serius terhadap dirinya dan sudah saatnya untuk Lilly membuat keputusan. Lilly memandang wajah panik lelaki itu, membuatnya menjadi ingatan terakhir yang indah dari lelaki tersebut kalau seandainya terjadi apa-apa pada Lilly. Sangat manis.
Lilly kembali lagi ke kehidupan, Lilly meyakinkan dirinya akan baik-baik saja. Seperti biasanya saja. Setelah ini Lilly sudah tahu apa yang akan ia lakukan, dan kini Lilly mempunyai alasan kenapa dirinya harus menjaga nyawanya baik-baik dan tidak melakukan hal-hal ceroboh.
"Kalian bawa perempuan ini keluar. Yang lain ikut aku" perintah Lilly sambil menunjuk dua orang rekannya.
Lalu mereka semua keluar secara bergantian dari ruangan itu lalu berpisah di ruang tengah. Lilly diikuti oleh empat rekannya menuju halaman belakang rumah ini.
Halaman belakang rumah ini memiliki hawa yang menyeramkan. Terpasang sebuah pagar yang terbuat dari papan kayu yang memiliki ketinggian cukup tidak normal, memberi kesan terhadap sang pemilik memiliki kepribadian tertutup. Lilly menebak-nebak kira-kira ada berapa tulang berulang dibalik tanah yang sedang ia injak saat ini. Mereka berlima segera berpencar untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan sebagai bahan penyelidikan selanjutnya. Lilly sedang mencermati pagar-pagar halaman belakang ini dengan cermat.
Kaki kiri Lilly tanpa ia sadari terperosok ke dalam sebuah lubang yang tertutupi oleh tumpukan-tumpukan daun kering. Salah satu rekan Lilly yang bernama Theo yang kebetulan tidak berada jauh dari Lilly segera menghampiri perempuan itu dan membantunya berdiri.
Jadi begini caranya si pelaku menyelinapkan para korban, pikir Lilly.
Lilly dibantu oleh Theo menyingkirkan tumpukan-tumpukan daun kering tersebut. Setelah itu Lilly tanpa kata-kata memasukkan tubuhnya yang diikuti oleh Theo.
Lilly dan Theo sekarang berada di belakang rumah itu. Lilly memandang sekeliling, mungkin dugaannya bisa jadi salah. Tidak mungkin si pelaku menyelinapkan para korbannya lewat lubang tadi jika di belakang rumahnya masih ada sederetan rumah lagi. Si pelaku juga memiliki sebuah garasi, Lilly memandang Theo sebentar.
"Kau percaya bahwa si pelaku mempunyai badan yang cukup kecil? wajahmu saja sudah hampir tergores jika tidak hati-hati" akhirnya Theo angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Direction [ON EDITING]
Fanfiction[COMPLETED] Lilly Kensbrook, akan bekerja sama dengan lima lelaki dengan latar belakang yang berbeda-beda serta kemampuan yang berbeda-beda pula. Niall Horan, Louis Tomlinson, Zayn Malik, Liam Payne, dan Harry Styles. Dapatkah mereka berhasil memeca...
![Our Direction [ON EDITING]](https://img.wattpad.com/cover/3188523-64-k255180.jpg)