Jake Sim

480 44 2
                                    

Balik hiatus enaknya bikin story baru nih, setuju ngga?
Jangan lupa baca pesan saya di akhir yaaa😠

*
*
*

"Jake, kamu itu udah besar, udah dewasa. Harusnya pinter milih mana yang baik dan yang buruk. Lihat adek mu, dia bisa kenapa kamu ngga?!" bentak sang Ayah pada Jake, anak itu hanya menatap kosong ke arah adiknya.

"Kamu denger ngga?! Dasar anak badung!"

"Ayah! udah cukup, stop! Jangan marahin kakak lagi, jangann! Jihan ngga suka! Ayah, please... " wajah gadis tersebut sudah pucat pasi, ia takut sang kakak disakiti lagi.

"Kamu! jelas-jelas dia salah, dia ninggalin kamu sendiri di sekolah, dia biarin temen-temennya ngebully kamu! kamu ngga diakui sebagai adeknya, kamu kira Ayah nggak sakit liatnya?! Tatap mata Ayah, Jihan!" gadis itu tak bisa berkutik lagi, mengingat kejadian yang selama ini ia alami.

Sebut saja Jihan, adik dari Jake. Mereka hanya berselisih dua tahun, baru beberapa minggu Jihan dilahirkan, sang ibunda meninggal karena tidak mempunyai cukup energi untuk menyusui kedua buah hatinya. Lalu, ketika kakak beradik itu tumbuh dewasa, sang Ayah menceritakan sebab kematian Ibunda, betapa besar rasa bersalah Jihan terhadap Ibunya.

Sedangkan Jake, merasa kesal karena baginya kematian sang Ibu disebabkan oleh hadirnya Jihan. Dahulu, sebelum Jake mengetahui pasti sebab kematian ibunya, ia sangat menyayangi sang adik. Namun ketika masing-masing beranjak remaja dan mengetahui semuanya, usai sudah segalanya. Bukan salah Jihan, melainkan catatan takdir yang berkehendak sesuai alurnya.

Semenjak saat itu, Jihan selalu disudutkan oleh kakaknya, Jihan yang merasa bersalah pun menerima semuanya. Karena, bagi Jihan semuanya benar, Ibu meninggal disebabkan oleh hadirnya, bagi Jihan ia pantas menerima ini.

*
*
*

"Wah wah Jake, gua denger denger nih. Adek lo sekolah di sini juga ya? mana? kenalin dong" saat itu, kebetulan saja Jihan melewati lorong tersebut.

"Adek? hahahah anak pembantu gue kali" Jihan semakin menekuk kepalanya, ia semakin tidak ingin dikenal oleh orang banyak.

"Yakin lo? yang bener?" teman-teman Jake awalnya tidak yakin dengan hal itu.

"Siapa tuh? cakep banget njer, samperin kuy" ucap teman Jake, namun ia hanya diam.

"Ah lama lo, ayo gengs"

Gerombolan laki-laki tersebut menghampiri Jihan, dirangkulnya Jihan. Gadis itu tersentak kaget,

"Ga sopan banget! Lepasin!" Jihan terlihat susah bernafas di bawah lengan kekar pria tersebut.

"Eitss adik maniss, kita ga ngapa-ngapain kokk" surai cokelat Jihan dimainkan oleh mereka, seakan Jihan adalah boneka.

"Lepasin ga?! Dasar ga punya sopan santun!" Jihan berteriak sebisa mungkin, para siswa sudah berdiri ketakutan.

"Wahh, gua suka nih yang modelan begini. Mau dikasih pelajaran lo?"

"Banyak bacot!" Jihan berhasil lepas, kemudian ia berbalik, belum sempat melangkah,

"AAAWWW" Rambut gadis itu ditarik paksa, oleh Jake.

"Lo kira bakal semudah itu? Bawa dia gengs"

*
*
*

Mulai saat itu, teman-teman Jake selalu membully Jihan, tak jarang Jake juga ikut membully adiknya sendiri. Bahkan tidak ada satupun yang tahu bahwasan Jihan adalah darah daging Jake juga, ketua kelompotan perbullyan.

Imagination(You x Kpop Idol's) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang