The Last Extra Chapter

501 33 1
                                    

Hai semua aku kembali!!

Maaf, aku menghilang sebentar🙏🏻😅 Lama nungguinnya, yah?

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dan komentar kalian disetiap part agar lebih ramai, yah?!

Lagu pembuka kali ini sesuai sekali dengan isi chapter... Memiliki instrumen yang menyenangkan namun terbesit lirik yang menyedihkan. Sangat cocok.

~~Selamat Membaca~~

JIMAT PELINDUNG

❄️❄️❄️

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun..! Selamat ulang tahun Lestan.. Selamat ulang tahun..!"

Anak laki-laki itu kemudian meniup lilin di hadapannya dan bertepuk tangan riang dengan gembira.

Si berulang tahun kemudian membuka kado pertamanya dengan tak sabaran dan begitu Lestan mengetahui isinya dia langsung lari menghampiri putra tunggal Lira yang tengah duduk tenang dengan ayahnya seraya berteriak kegirangan.

"DICKY!! AKU DAPAT PEDANG-PEDANGAN! AYO MAIN BUNUH-BUNUHAN!!" dan tentu saja, Dicky menghindar.

Sementara putra Nathan itu sedang asik memaksa Dicky menjadi korban, para perempuan lainnya kini tengah mempersiapkan makanan.

"Noelle? Tolong liat barbeque nya, yah?"

"Ok, kak Isa!"

Pesta ulang tahun itu tidak dirayakan dengan meriah. Hanya sekadar piknik sederhana, di taman yang dulunya pernah jadi rumah mereka. Orang-orang yang hadir pun hanyalah keluarga besar, sebab Lestan sendiri juga yang minta untuk dirayain kecil-kecilan saja. Katanya, 'yang penting Dicky datang!'

Semua sudah siap tersaji. Yang lain kemudian duduk lesehan di karpet luas tersebut seraya bersenda gurau ataupun bercerita tentang hal menyenangkan lainnya yang membuat suasana benar-benar terlihat begitu menenangkan.

Yah, awalnya memang damai sejahtera seperti itu, tapi itu tidak berlangsung lama ketika sebuah tangisan pecah di salah satu karpet yang khusus sengaja dibuat untuk tempat bermain anak-anak.

"HUAAAAA HAAAA AAA AAA!!!"

"Eh, loh loh, Noah kenapa?"

Sang ibu langsung memeluk bayi itu dan menggedongnya seraya mengelus-elus punggungnya agar berhenti menangis.

Namun, bukannya berhenti Noah malah semakin nyaring tangisannya, ditambahi dengan ingus yang mulai meler di wajah yang memerah miliknya itu. Oh my god bukannya kasihan malah gemes tahu!

"Cup cup cup cup cup..."

"Kak Moa," ucap Noelle yang tengah mengontrol seorang lagi bayi yang sibuk merangkak ke sana kemari.

"Noah nangis bukan karena nggak ada alasannya. Ini nih ulah Lyonna, dia rebutin mainannya Noah terus dipukul-pukul jadinya rusak," adu Noelle seraya menunjukkan sebuah mobil mainan yang bannya telah lepas.

Wanita tersebut menatap miris pada keponakannya itu yang tengah tertawa dengan menggigit satu jari seolah tak ada merasa bersalahnya.

Lyon yang baru saja datang, mendengar hal tersebut hanya dapat menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal seraya cengar-cengir melihat putrinya.

"Kak, anak gue nangis tuh," julid William pada Wilona.

"Terus?" timpalnya dengan mulut penuh.

"Yah, lo urus atuh Lyonna lo jangan makan dagingnya terus!" William kesal karena dicuekin. Laki-laki itu lalu merebut paksa piring dengan daging segunung itu dan kabur.

LYONNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang