32- Cahaya

469 61 0
                                    

Hello everyone!

Udah pada nunggu yah?!?!? 😗

Jangan lupa tekan Bintang plus commentnya yah!! 😘

Happy reading 🧡

*---❄️---*

Dua jam yang lalu ...

"Benar-benar memalukan," ucapnya dengan nada kejam.

"Ta-tapi bu, bukan salah kami kecelakaan itu terjadi," bela salah satu dari mereka yang mendapat dukungan dari yang lain.

"Lagian, Wilona udah ketemu bu. Jadi, masalah ini nggak usah dipanjangin lagi."

"Iya bu betul!" imbuh semua dengan kompal, mereka mencari-cari alasan.

"Tapi bu, mereka udah keterlaluan...! Wilona tuh dalam bahaya setidaknya kalo lo dan lo pada masih manusia pasti lo tolong 'kan? Ini nggak! Lo dan kalian semua pada diem dan malah berbisik-bisik."

"Yah, itu salahnya sendiri Wen! ngapain sok-sokan ngorbanin diri segala?! lo bela dia karena dia keluarga lo!" tunjuk cowok itu tak ingin kalah debat.

"Betul itu betul!" sorak mereka menyudutkan Wendy.

Ruang pembina itu ricuh riuh, serba kacau dan tak terkontrol.

"Cih! Lo pada tuh emang gak ada perasaan, yah?! Seiri dengki kah itu kalian ama Wilona sampe kayak gini?! lo lo semua nih manusia apa bukan hah?!" Wendy berteriak emosi yang membuatnya hampir menangis.

"Udah Wen.. sabar" Moa menenangkan sahabatnya yang emosi tersebut.

"Sampai disitu saja, Silica" akhirnya Bu Annie angkat bicara.

"Sudah selesai mengocehnya? saya datang ke sini bukan untuk mendengar kampanye tak berarti," ucapnya dengan sorot mata tajam membuat mereka semua tertegun diam.

"Moanalisa, apa benar ia telah menyelamatkanmu?" tanya ia menoleh pada gadis itu.

"B-benar bu, karena kecerobohan saya.. Wilona dalam bahaya," jawabnya dengan menunduk.

Ia terdiam sejenak sembari memejamkan mata agak lama, "begitu, yah. Itu bukan kesalahanmu, memang seperti itulah dia," ucapnya membuat yang lain pada kebingungan.

Ia berdiri dari tempat duduknya dan mulai bercerita kepada mereka. "Membalikkan situasi adalah bakatnya, hal itu juga ia lakukan terhadap keluarga saya," lanjutnya membuat siswa-siswi itu pada kebingungan.

"Maksud Ibu apa bu, kami nggak ngerti"

Ia menghela napas singkat. "Huuffh.. makanya, jangan suka menghakimi seseorang jika kamu tidak tahu kisah hidupnya," ucap ia tajam dengan begitu menusuk. Siswa yang bertanya tadi langsung diam membeku.

"Dia, bukan pembunuh. Ia kehilangan orangtuanya akibat kecelakaan, itu adalah insiden yang menjadi suratan takdirnya, dan itu terjadi sebelum ia menginjak bangku sekolah dasar."

Para remaja itu seketika mematung terkejut.

"Anak itu sanggup hidup dengan penuh dibenci dan tersalahpahami. Gadis itu tidak pernah dimanja seperti kalian... dia bukan orang lemah seperti kalian," ucapnya lalu beranjak pergi dari sana.

*---❄️---*

"Dan begitulah ceritanya," singkat Wendy mengakhiri cerita.

Wilona terdiam mematung setelah mendengar pernyataan dari Wendy tersebut. Kini, ia melamun entah sedang memikirkan apa.

"Lo serius?! bu Annie ngomong gitu?!"

LYONNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang