23- Bianglala

496 59 3
                                    

Hai semua author kembali membawa sejuta kerinduan😘

Masih setiakan sama kisah mereka?

Jangan sungkan ok😙 let's reading guy's!🤩

*---❄️---*

Tiga hari setelah kejadian, Lyon mengajak Wendy, William, Rachel, duo kamvret, dan tak lupa juga Wilona--orang yang belakangan ini selalu dia pikirkan untuk ikut merayakan ulang tahunnya Moa di sebuah taman bermain malam.

Ia melakukan ini bukan tanpa alasan, hal ini sekadar menjadi penyembunyian insiden ia dan Wilona dari teman-temannya dan juga sebagai pengungkap sifat gadis tersebut agar ia lebih mudah dalam menjalankan apa yang dipercayakan Nathan padanya.

Namun, karena melihat tingkah konyol Tobby dan Nouval yang ampun konyolnya tak tertolong, niat serius tersebut jadi tidak terlalu ia pikirkan dan memilih pilihannya kali ini sebagai hiburan buat mereka dan juga untuknya.

Seseorang menarik jaket yang ia kenakan, lalu Lyon memandanginya dengan spontan.

"Terlalu rame.." itulah kata yang ia ucapkan dengan kepala tertutup tudung jaket dan ekspresi muka yang redup.
Matanya yang sangat dekat dengan si pemilik iris biru dingin entah kenapa panas, karena kembali mengingat memori yang pilu.

Flashback on..

Lyon terdiam kaku cukup lama setelah mendengar semua cerita Nathan tentang masa lalu Wilona.

Nathan tak bisa berkata banyak, apa yang ia ujarkan sepenuhnya fakta dan tidak bisa ditarik kembali.

"Ra, baik lo pulang.. kayaknya adek lo masih syok karna masalah ini, dan Lyon maaf lo mesti denger hal kelam kayak gini, maksud gue—"

"Lo pulang duluan ajah, kak," ujarnya berdiri.

"Heh? yakin nih, terus lo?"

"Ada sesuatu yang mesti gue pastiin, nggak usah khawatir nanti gue langsung pulang kalau udah kelar" Lira menelisik tajam tatapan Lyon.

"Ok, kalau lo ngomong gitu.. lo adeknya Nathan makasih yah udah jaga jagoan gue," ucapnya lalu mengambil alih gendongan Dicky.

"Oh yah! Than, kalau ada waktu main kali ke rumah gue.. ajak bini lo biar seru.. hehehe," goda Lira mengkedip sebelah mata.

"Ya udah kalau gitu gue cabut duluan ya, Yon jangan lama," imbuhnya lalu pergi dengan Dicky yang melambai tangan pada semua orang.

Lyon memandang William agak gugup "Will, lo bisa bantu gue bincang dengan Wilona?"

Ia kemudian bangkit dari sofa empuk itu, "Yang tenang, ok? jangan terlalu memaksa," saran William sambil menepuk pundak lelaki tersebut.

Mereka berdua berjalan ke lantai atas tepatnya rooftop karena William yakin kembarinya pasti sedang menenangkan diri.

"Nathan, you are sure of your decision?" tanya perempuan yang menjadi pasangan hidupnya.

"Of course, just trust him," ucapnya dengan senyum teguh.

Di alur tempat yang berbeda, Lyon mendapati Wilona yang duduk memeluk lutut dengan rambut panjang beterbangan yang tertiup angin malam.

Ia duduk tanpa sungkan di samping Wilona "Sendirian ajah, nih?" Lyon berbasa-basi.

Ia melirik lelaki tersebut "Yeah..." dan suasana disambung hening beberapa saat.

"Maaf.. gara-gara gue lo dalam bahaya, dan lo jadi terluka" Lyon melirik Lebam yang ada di pelipisnya.

"Maaf udah buat lo kena masalah gue, orang-orang yang menyerang lo, mempunyai dendam pada gue... dan sepertinya mereka ingin lenyapin lo agar gue kembali terluka," ucap Wilona parau menatap lurus ke depan.

Lyon kini tidak bingung lagi dengan tutur kata yang diucapkan Wilona, karena dia sudah tahu apa arti terluka bagi gadis itu.

"Mungkin, andai kita gak pernah bertemu dan gak berantem konyol waktu itu—" perkataannya tercegat karena terkejut.

Ucapannya kali ini membuat Lyon tergerak, ia membelai lembut rambut itu dengan tangan kekarnya "Gue.., nggak nyesal ketemu dengan lo.. gue, bahagia bisa bertemu dengan lo"

"Huh..?" ia menatap lelaki itu dengan penuh keterkejutan.

"Gue senang karena tuhan telah pertemuin gue dengan orang kayak lo, dan sebagai balasan.. gue menyatakan jari kelingking untuk buat lo merasakan hal yang sama saat bersama gue," ucapnya dengan senyum yang sangat manis mempesona.

Bukan jari kelingking yang ia beri sebagai bentuk bukti, melainkan sentuhan dahi satu sama lain yang membuat mata mereka beradu pandang yang sangat dekat "Gua janji."

Lyon memberadukan dahi mereka lama kemudian ia duduk dengan bentuk sama seperti Wilona di depannya, "Karna itu lo mau yah, ikut gue ke suatu tempat?"

"Huh?" beo Wilona terheran dengan wajah lugu membuat Lyon pengen ketawa.

Flashback off....

Melihat Wilona bertingkah seperti ini membuat jantungnya berdebar-debar namun juga sesak yang amat pedih di dada. Ia mengelus puncak rambut gadis itu agar dia lebih tenang.

Tobby menyenggol sikut Nouval "Nouv, kayaknya ada yang beda," bisiknya curiga.

"Sama, gue juga gitu," sahutnya setuju. Mereka lalu memegang dagu dengan muka berfikir keras.

"Lo bedua bisa nggak kali ini bersikap kayak orang normal?" ungkap Wendy jengah.

Moa geleng-geleng kepala melihat kelakuan nih dua orang, lalu beralih berbicara pada Lyon "Oyen, mana? lo bilang ada kejutan buat gue."

"Oh iya, gue hampir lupa hehehe..," tukas ia cengir kuda tak bersalah.

"Lo, nih niat nggak sih ngerayain ultah gue?" ucap Moa dengan raut wajah cemberut.

"Ok! Karna kita udah di sini semua, sebelum kejutan gimana kalau kita bersenang-senang dulu? di sini kan banyak permainannya, kalian ngibur diri ajah dulu, gimana?" saran Lyon yang disetujui semua orang.

"Gue setuju! Kalau gitu... ayang Moa....! mau nggak jalan—"

"Willy kita barengan, yuk?!" ajaknya seketika.

"Gue dicuekin!" Tobby kecewa ngenes.

Nouval menyenggol siku Wendy sambil berbisik, Wendy seperti senang dengan ucapan yang dibisikkan Nouval lalu meninggalkan rombongan itu duluan.

"Nouval pun?!" histeris Tobby bertambah.

"Hiks, ngenes banget sih idup gue.. Dah jomblo, nggak ada temen, hiks," ujarnya dengan mimik muka dibuat semurung mungkin.

"Anoo.. kalau Tobby kun nggak keberatan Rachel mau kok ikut sama Tobby kun"

"Rachel chan.. hontoni arigatou! " Tobby bersuka cita atas ajakan dari Rachel.

Kini hanya mereka berdua yang ada di sana, Wilona masih saja bersembunyi di dekat Lyon karena tidak terbiasa dengan keramaian yang ada disekitar. Dia membuka tudung kepala itu lalu menawarkan sesuatu "Mau naik itu?"

Ia mengikuti ke arah yang ditunjuk dan terkesiap. Wilona kini menatap Lyon yang menunggu untuk mendapatkan jawaban.

*---❄️---*

Terima kasih buat para pembaca setia yang selalu memberi support selama ini🧡

Sebagai seorang Authour, aku tiada lelah untuk mengingatkan kalian satu hal..

Diingatkan untung meninggalkan jejak dan barang bukti membaca🤪😂

Habis, hanya itu suntikkan buat aku agar semangat nge-up🙁

Jadi, jangan pada pelit star and coment, ok?🤧

Bye bye readers♥️♥️^_^^_^

LYONNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang