04- Surat Ancaman

1K 90 8
                                    

~Selamat Membaca~

*---❄️---*

Lyon langsung pulang setelah kekalahan telak dari Wilona, dia bahkan menolak ajakan duo semprul ke distro favorit sangking badmood nya. Lyon membanting badan ke kasur tanpa mencopot sepatu, ngamuk-ngamuk nggak jelas sampai tangisan keponakan kecil membuatnya sedikit jinak.

"Kak Lira.. Kiky bangun tuh!" teriak Lyon dari lantai 2 tapi tidak ada jawaban.

"Pasti maskeran..." Lyon langsung menuju kesumber tangisan untuk menenangkan si jagoan kecil, mengingat kakaknya jika sudah perawatan komplit dengan berendam di air kembang api, eh ralat! air kembang tujuh rupa maksudnya.

*---❄️---*

Sama halnya dengan Wilona, setelah mengantar Wendy yang dengan sengaja tidak membawa mobil saat pergi ke rumahnya, ia langsung pulang tanpa basa-basi dengan ibunya Wendy, adik perempuan Papanya.

Hal itu membuat perempuan paruh baya itu sangat sedih, ia rindu Wilona yang dulu.

Sesampai di rumah, Wilona dibuat bingung dengan penemuan sebuah mobil Tesla putih yang tidak asing lagi baginya. Dengan cepat Wilona langsung masuk ke dalam rumah untuk memastikan, berdoa yang dipikirannya sekarang tak terwujud.

"Kak Wilona!!" seru gadis kecil dengan rambut hitam itu.

"Nah, itu dia! Na sini, bang Alvin pulang!"

"Tadaima Wil chan!" seru lelaki yang dipanggil William lalu bermaksud ingin memeluk Wilona.

"Nih abang atu, padahal dari Amsterdam make bahasa Jepang, wibu.. Wibu," gumam William dalam hati.

Berbeda dari yang lain yang terlihat begitu gembira berjumpa dengannya, Wilona justru memasang muka kecewa, takut, dan malah mencegat kakaknya yang hanya sekedar ingin memeluk dirinya itu.

"Kenapa lo pulang?" ucap Wilona melangkah mundur.

Alvin sudah mulai tahu kemana alur ini merujuk, ia pun memasang sifat serius yang sebenarnya bukan keahliannya.

"Na, gue tau, gue udah ingkar. Tapi gimana Na, Noelle udah tiga tahun lebih nggak ketemu lo, putus koneksi sama lo... Mumpung liburan musim panas makanya gue pulang bareng Noelle," tutur Alvin yang sedikit menoleh pada gadis kecil yang kini bersembunyi dibalik tubuh William.

"Kenapa...?" Wilona bertanya tak habis pikir.

"Because she need you, Na.. Just you, bertemu dengan lo adalah doa yang selalu ia ucap ketika ulang tahun. Dan sebagai seorang kakak, tugas gue agar harapan itu terwujud."

"T-tapi gue nggak mau.. Please... Biarin dia di Amsterdam sama omah olive..," lirih Wilona mulai gemetar, benaknya kembali sakit namun Wilona tak memegang kepalanya.

"Stop! Jangan bicarakan tua bangka mati yang udah buat lo kayak gini!" sarkas Alvin marah.

"Omah...?" Wilona tak mengerti lalu memalingkan perhatian ke William yang dibalas dengan anggukan kecil.

"Iya, sekitar dua tahun lalu. Gue sengaja nggak kasih tau lo. Untuk apa coba? toh wanita itu bukan Omah kandung kita. Lona gue tau--"

LYONNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang