17- SMA Porpora

552 68 6
                                    

Sekedar mengingatkan!

Jangan lupa partisipasinya dengan cara voting dan komentar 🤪

Terimakasih, and happy reading!!

*---❄️---*

Sudah tiga hari Lyon dianggap angin lalu oleh Wilona, membuat dia kadang bete dan kangen dengan jam pelajaran privat yang biasa ia lalui bersama gadis bersurai coklat gelap itu.

Hari ini dia sedang rapat OSIS untuk mendiskusikan tempat-tempat yang bakal disurvei buat menjadi lahan perkemahan anak-anak kelas 12 yang akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi. Mulai dari jumlah bus, agenda kegiatan, aman tidaknya tempat, dan yang paling penting surat persetujuan wali siswa. Semua itu direncanakan dengan baik lalu diberikan pada ibu Merry sebagai pembina kesiswaan.

"Woi!" senggol Tari yang menjabat sebagai sekretaris pada Lyon yang daritadi bengong tidak ada membantu.

"Lo ke sini bukan berguna malah nggak gerak"

"Tau! Udah jarang datang, lempar tugas sembunyi orang, bisanya numpang nama mulu lo, Yon," tukas Gina selaku bendahara.

"Lyon, orang ngomel direspon! Bengong mulu daritadi, lo mikir apaan, sih?! " kini Aril, wakilnya Lyon yang mengomel.

"Wilona," ucap Lyon datar sambil meneruskan kegiatan melamunnya.

What the---

Seketika ia ditatap heran oleh anak OSIS yang lain setelah menyebut nama gadis itu.

"Lo sehat 'kan? Lo kagak ngonsumsi makanan nggak layak dimakan 'kan, Yon?" tanya Aril dengan menangkup kedua pipi Lyon.

Lelaki itu menepis tangan Aril begitu saja. "Apaan, sih? Maksud Lo apaan ngomong kayak gitu?"

"Mastiin.. Kalau Lo masih waras."

"Yah, jelaslah gue masih waras! Nggak jelas banget lo, Ril."

"Lo sih aneh.. tiba-tiba ngomong gitu. Yah kita-kita kagetlah!" ujar Gina menambahkan.

"Emang ngapa, sih?! Salah gue ngomong begitu?"

"Nggak salah sih, Yon, cuman mengherankan. Dulu lo jijik banget ama Wilona, sekarang malah kepikiran, siapa yang nggak bingung coba?" imbuh Tari sambil membereskan kertas yang berserakan.

Disalah satu kertas yang dipungut Tari, ada satu kertas yang menarik perhatian Lyon. Ia mengambil kertas itu dan seketika melotot tajam pada anak OSIS yang ada di sana.

"Apaan, nih?" tanya Lyon serius
Tak ada yang berani menjawab, mereka sangat tahu muka Lyon saat ini menandakan bahwa ini bukan lelucon.

"Biasa.. Message dari Pororo"

"Porpora! SMA Porpora! Lo pikir kartun Pororo?!" Gina geram.

"Kepleset dikit doang," ujar Aril garuk-garuk kepala.

"Gue lagi serius," ucap Lyon tajam membuat Aril dan Gina tertunduk.

"Mereka blokir jalan kita lagi," sahut Tari mencairkan suasana.

"Lagi?"

"Yaps, dan dari gue tahu, sekarang hanya tiga jalur yang bisa dilewati ama anak-anak SMA kita."

Cowok itu menggaruk-garuk kepala frustasi "Hadeh.. tuh Poranda pengen apaan, sih? Nyari masalah mulu nggak ada henti!"

"PORPORA Yon, PORPORA," ucap Gina sambil menekan bagian nama sekolah itu.

LYONNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang