01-Awal Dari Semuanya

3.9K 175 23
                                    

Hai semua aku pendatang baru nih salam kenal!

Cerita ini adalah karya pertama Rhei. So, Rhei harap semua suka dan menikmati setiap part yang Rhei tuliskan.

Koreksi jika ada salah, yah?

~Selamat Membaca~

*---❄️---*

Wilona menatapi sebuah foto yang ada di atas meja belajarnya, ia berandai-andai sembari memandangi foto tersebut.

"Na! Ayo buruan entar kita telat!" desak William, saudara kembarnya dari lantai bawah.

Tanpa membalas, Wilona berlari menuruni tangga lalu berlalu meninggalkan William yang berdiri menunggunya sedaritadi.

William kesal, namun tegar. Ia segera menyusul Wilona dari belakang.

*---❄️---*

"Lyon!! Buruan tuh gerbang sekolah keburu ditutup entar!! Lyon!!" teriak Lira menggelegar di rumahnya.

"Ampun dah jangan teriak-teriak ngapa sih kak?! entar gue budeg gimana coba?" gerutu cowok itu seraya mengorek kuping.

"Biarin! Biar tuli sekalian!"

"Sama aja, kak!"

Lira tak mempedulikan "Udah-udah, buruan pergi gih. Entar keburu macet lagi!"

"Iya, iya Lyon berangkat, Wassalam."

Lira melotot setelah adiknya itu menyalami tangannya "Heh! Kebalik!"

*---❄️---*

SMA Dargva.

Wilona sampai sepuluh menit sebelum upacara dimulai, dan lagi-lagi dia ninggalin saudaranya yang baru saja tiba dengan motornya. William hanya bisa bersabar, dia sudah terbiasa dengan sikap Wilona yang seperti itu.

"Aduh! Buset, kalau jalan pake mata, asal jalan aja! Nih, jalan bukan punya nenek moyang lo!" omel Lyon sambil memegang kakinya yang terinjak oleh Wilona.

Ia berhenti sejenak, melirik Lyon sesaat lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

"Edan tuh cewek, bukan balik minta maaf main pergi aja! Apes banget sih gue pagi ini."

William meringis "Ya ampun, aduh sorry, Yon. Itu tadi si Wilona, Sorry yah..," ucapnya sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Kembari lo? Pantesan!"

Lyon dan William adalah teman satu tim basket tapi tidak sekelas. Si Lyon anak 12-IPS 3, sedangkan William dari 12-IPS 2. Dan untuk Wilona, dia berasal dari kelas 12-IPA 1 plus, siswi paling berprestasi di sekolahnya.

"Ya udah, gue cabut duluan, yah? Sekali lagi maaf Yon," laju William setelah menepuk pundak Lyon.

"Apes banget dah, moga-moga nggak ketemu lagi tuh ama patung idup!" umpat Lyon yang masih kesal.

LYONNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang