BAB 4

4K 226 5
                                    

°°°

Mobil Raihan berhenti tepat di samping gadis yang berdiri di pingir jalan yang mulai lengang. Raihan baru sampai setelah berkutat dengan kemacetan hampir satu jam.

Yang artinya, gadis itu sudah selama satu jam berdiri di sana. Raihan buru-buru melangkahkan kakinya untuk melihat keadaan gadis itu. "Ve..lo baik-baik aja? Lo berdiri di sini dari tadi?"

Valerie tidak memberi jawaban untuk pertanyaan Raihan kecuali senyum yang tidak sampai matanya. "Thanks ya Han.. udah mau jemput, maaf gue ngrepotin lo.."

Raihan mengambil nafas, melihat sendiri keadaan Valerie yang tidak benar-benar baik, meski kondisinya tidak ada yang salah tapi pandangan gadis itu terlihat kosong dengan raut wajah yang tegang seperti menahan sesuatu yang akan meledak.

"Oke, kita masuk dulu ke mobil."

Hingga mobil berjalan Valerie masih terus diam sambil memandangi kendaran yang lalu-lalang dari kaca mobil. Raihan juga tidak bisa memaksakan Valerie untuk bercerita.

Alasan Valerie lebih memilih menghubungi Raihan karena selain Ellen dan Niken, Raihan adalah teman yang paling dekat dengannya. Ellen dan Niken jelas bukan pilihan yang tepat untuk dihubungi dengan kondisi dirinya yang seperti ini.

Apalagi jika meminta ayahnya untuk menjemput, ayahnya pasti akan sangat khawatir dengan kondisinya.

"Ve..."

Lamunannya buyar saat Raihan tiba-tiba memanggil. Dia menolehkan kepalanya menghadap Raihan yang berada di kursi kemudi.

"Lo mau gue anter langsung pulang?" Tanya Raihan.

"Eh.. sorry Han gue gak fokus." Valerie baru menyadari mobil terus melaju tanpa tujuan yang jelas.

"Kalo ke McD dulu boleh enggak Ve? Gue sebenernya lagi kumpul sama anak-anak tadi, jadi belum sempet makan soalnya gue cabut duluan."

"Sorry Han.. gue gangguin lo, pasti ngrepotin banget ya?" Balas Valerie sambil menghelan nafas.

"Hahaha.. sora-sori mulu dari tadi, santai aja kali Ve.., kaya sama siapa aja lo, kalo gitu lo yang bayarin makan gimana...?" Ucap Raihan setengah bercanda.

"Iya..., gue yang bayarin." Jawab Valerie dengan senyum yang lebih tulus.

Respon Valerie membuat Raihan sedikit lega, sepertinya gadis itu sudah merasa lebih baik.

Mereka mendudukkan diri di dalam salah satu restoran capat saji yang kini terasa sepi karena hanya beberapa meja yang terisi dengan orang-orang yang terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

°°°

Di meja yang dekat dengan jendela, Valerie dan Raihan masih terjebak dalam kebisuan, tidak ada di antara mereka yang membuka suara. Raihan yang diam menunggu Valerie bersuara, dan Valerie yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Makanan dan minuman yang mereka pesan juga belum disentuh sama sekali.

"Gue tadi ke apartemen Gara." Tiba-tiba Valerie bersuara, sambil meletakan paperbag yang sedari tadi ada dalam genggamannya.

"Niatnya mau ketemu dia terus kasih kejutan." Raihan memilih tidak menyela dan terus mendengarkan.

"Tapi, sampai sana malah gue yang dapet kejutan." Lanjut Valerie sambil tertawa miris.

Valerie menghelan nafas sambil menatap jendela yang ada di sampingnya. "Gara selingkuh Han.."

"Shit..!" sebuah makian sekatika terlontar dari mulut Raihan yang sedari tadi diam.

"Gue liat sendiri dia ciuman sama cewek di depan apartemennya, mereka kayaknya terlalu sibuk, sampai gak sadar gue ada di sana." Valerie terus melanjutkan cerita tanpa menoleh ke Raihan yang ada di depannya.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang