BAB 41

1.5K 113 15
                                    

Note: Yang di bawah sembilan belas tahun tolong menepi lebih dulu..! Dan mohon bantuannya juga untuk tandai typo🙇‍♀️

°°°

Rigel membawa Valerie keluar dari auditorium, menggandeng tangan gadis itu masuk ke area emergency exit yang sepi dan jarang dilalui orang. Kini posisi mereka saling berhadapan dengan jarak satu langkah yang membentang di antara keduanya.

"Let me talk first..!" Ucap Valerie begitu melihat Rigel akan membuka mulut hendak bersuara.

Ucapan dari Valerie itu membuat keadaan jadi hening. Rigel yang semula cukup terkejut dengan kedatangan Valerie yang dia takutkan akan salah paham dengan situasi yang gadis itu lihat tadi, kini kembali bungkam menunggu Valerie sedang mengambil waktu sejenak untuk mempersiapkan diri, dengan apa yang akan dia katakan pada Rigel.

Sedangkan Rigel sekarang hanya diam, membiarkan Valerie yang memulai pembicaraan, meski mata kelamnya tak tinggal diam dengan terus mengamati gadis cantik yang sedang berdiri menunduk resah di depanya.

Rigel sangat merindukkannya, entah sudah berapa hari mereka tak bertemu, tapi yang jelas ketika netra jernih itu tak lagi menunduk dan kini menyorot ke arahnya, Rigel tahu, bahwa dirinya benar-benar sangat merindukan pemilik netra jernih itu.

Rigel menyadari mungkin ini waktu yang dipilih Valerie untuk memberitahu keputusan yang akan diambil gadis itu. Dan tak bisa dipungkiri, sejujurnya Rigel merasak tak siap atau mungkin tak akan pernah siap mendengarnya, apalagi jika dia ternyata harus mendengar pilihan Valerie tak sesuai dengan harapan yang sedang digenggamnya.

Meski berusaha tenang, nyatanya jantung Rigel terasa berpacu lebih cepat saat wajah serius Valerie mendongak untuk menyorot ke dalam netra kelamnya.

"Let's try..!" Ucap Valerie lugas, yang seketika membuat Rigel mematung.

"Whatever it's, let's try it together..!!" Ulang Valerie kini mengembangkan senyum menenangkan yang merekah penuh kesungguhan.

Kalimat yang terucap dari bibir Valerie dan senyum menyejukkan gadis itu semakin membuat Rigel membatu di tempat. Rasanya Rigel masih tak sepenuhnya percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Rasa bahagia dan kelegaan seolah memenuhi dadanya hingga tak ada kata yang bisa Rigel ucapkan untuk mengekspresikan perasaannya sekarang. Sampai beberapa saat Rigel masih terdiam, hingga begitu mulai bisa menguasai diri, tanpa aba-aba Rigel langsung membawa Valerie dalam dekapan hangatnya.

Rigel merengkuh erat tubuh Valerie menyalurkan rasa membuncah dalam dadanya. Dan kini Rigel merasa lebih lega lagi ketika akhirnya bisa merasakan lengan ramping Valerie melingkari punggungnya dan membalas dekapannya.

Meski nyaman dengan posisinya sekarang, tak berapa lama Rigel tetap mengambil jarak yang tak cukup jauh hingga hidung mereka masih saling bersentuhan. Dalam jarak sedekat itu Rigel berbisik dengan menatap netra jernih Valerie yang berbinar terang.

"Thank you... thank you so much..." ucap Rigel sebelum kembali mengikis jarak, kail ini mempertemukan bibirnya dengan bibir lembut Valerie.

Bibir mereka saling menempel lembut, menyalurkan rasa hangat yang membuncah di rongga dada keduanya. Keduanya mengambil waktu sesaat untuk membiarkan diri mereka dalam posisi itu, meresapi perasaan masing-masing sebelum bibir Rigel kemudian mulai bergerak lembut.

Rigel memangut bibir Valerie perlahan, penuh kehati-hatian seolah ingin menunjukkan segala luapan perasaannya pada Valerie yang mulai membalas pangutan manis Rigel.

Untuk sejenak mereka melupakan keadaan di sekitar mereka dan segala rintangan yang akan mereka hadapi kedepannya. Dalam waktu singkat ini, keduanya memilih egois dengan tenggalam dalam ciuman manis yang mendebarkan itu.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang