BAB 30

2.4K 108 11
                                    

Hai.. setelah sekian lama akhirnya bisa update.
Mudah-mudahan kalian masih nungguin cerita ini ya...

Sebenernya aku gak ada rencana buat update selama ini, tapi karena entah kenapa dan karena apa draftku dari beberapa bab cerita ini yang udah dipublish sampai yang belum dipublish tiba-tiba ngilang tak terselamatkan, akhirnya semua jadi kacau balau dan moodku jadi ancur.

Aku terpaksa harus nyalin, edit, dan nulis ulang beberapa bab² cerita ini, tapi karena aku masih abal² dengan mental yang belum siap menghadapi masalah² kayak gini yang mungkin bakal sering terjadi, aku jadi males-malesan. Kesel tapi gak tau harus nyalahin siapa dan kejadian kaya gini udah dua kali terjadi sama aku, dan yang ini bahkan lebih parah😭

Dan setelah sekian lama akhirnya aku bisa publish bab baru dari cerita ini. Tolong maafkan kelabilanku ini ya..🙏

Aku yang gak tau diri ini juga masih berharap kalian mau terus kasih dukungan dan semangat buat terus lanjutin cerita ini. Jadi tolong ramaikan dengan kasih komen, vote untuk cerita ini, kalian juga bisa follow account-ku. Terima kasih.🙏

So sorry💜,
IRvinte

°°°

Perjalanan liburan ketujuh sahabat itu telah usai. Kini Valerie dan teman-temannya sudah melanjutkan kegiatan liburannya dengan kegiatan masing-masing bersama keluarga.

Waktu satu minggu itu terasa cepat berlalu ketika mereka menikmati liburan bersama. Dalam waktu yang singkat itu banyak hal yang sudah mereka lakukan bersama-sama.

Pengalaman berkemah di camping ground selama empat hari yang menyenangkan meski sempat terjadi masalah antara dirinya dan Rigel. Kemudian waktu-waktu yang ia dan teman-temannya habiskan dengan pergi ke berbagai tempat wisata dan menginap di villa keluarga Rigel, semuanya adalah pengalaman yang manis dalam persahabatannya bersama teman-temannya.

Valerie tidak pernah menyasali acara liburan bersama itu. Waktu yang ia habiskan dengan teman-temannya itu sangat menyenangkan. Kenangan indah bersama sahabatnya yang sangat berarti untuk dirinya dan akan selalu dia ingat.

Walau begitu, hal-hal yang kini ia lakukan bersama sang ayah juga tak kalah berharga untuk Valerie. Menikmati waktu liburnya bersama ayahnya juga terasa menyenangkan.

Meski kali ini ayahnya tak bisa mengajaknya pergi berlibur, Valerie tak keberatan karena masih banyak aktivitas yang bisa dia lakukan bersama sang ayah di rumah.

Berkebun, membantu ayahnya mengurus tanaman hias di halaman belakang, beberapa kali ia juga ikut sang ayah untuk membantu di restoran, atau bahkan hanya sekedar bersantai, bercengkrama di halaman belakang bersama ayahnya dengan segelas teh hangat dan cemilan yang dibuatnya sendiri juga terasa menyenangkan untuk Valerie.

Hal-hal kecil yang terdengar sederhana itu terasa cukup untuk Valerie. Lagi pula saat libur di rumah seperti sekarang, Valerie jadi punya banyak kesempatan dalam menyalurkan imajinasinya, ia jadi punya banyak waktu luang untuk mencampur warna dalam sebuah lukisan, ia juga bisa leluasa untuk mememuhi setiap halaman dalam buku sketsanya seperti apa yang sedang ia lakukan saat ini.

Dengan alunan musik klasik yang mengalun lembut dari speaker di dalam kamarnya, Valerie mulai menggoreskan pensilnya di atas buku sketsanya. Seolah sedang menari mengikuti alunan musik piano dari Canon in D itu, pensil di tangannya ikut bergerak seiring dengan melodi musik dan senandung yang tanpa sadar ikut ia gumamkan.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang