BAB 6

3.9K 217 12
                                    

°°°

Sekitar pukul sebelas siang mobil Rigel tiba lebih dulu di pelataran villa yang cukup luas, diikuti mobil Evan tak berselang lama kemudian. Mereka tiba di sebuah bangunan rumah satu lantai dengan pemandangan hamparan pantai pasir putih dan birunya laut dengan deburan ombak yang menenangkan.

 Mereka tiba di sebuah bangunan rumah satu lantai dengan pemandangan hamparan pantai pasir putih dan birunya laut dengan deburan ombak yang menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niken menghambur keluar dari mobli tanpa mempedulikan barang bawaannya, "wahhh.. pantai..!!"

"Gila.. bagus bangett...!!" Ellen yang baru datang, ikut berjingkrak-jingrak kesenangan dengan Niken.

Sedangkan Rigel, Raihan, dan Evan sudah sibuk menurunkan barang bawaan dari bagasi meninggalkan Dion yang turun dari mobil dengan wajah kusut, rambut berantakan dan nyawa yang belum terkumpul.

"Ih.. Yon itu bantuin yang lain! Di jalan tidur terus, sampei sini baru bangun!! Dasar kebo!" Omel Ellen pada Dion.

"Dari pada gue jadi obat nyamuk lo sama Evan, ya mending tidur, lagian barang bawaan gue cuma tas itu aja, lo sama Niken yang bawaannya banyak aja gak bantuin, kok malah nyuruh gue ikut repot."

Di tengah keributan itu, Valerie justru asik menikmati pemandangan birunya lautan dan hembusan angin laut yang terasa menyegarkan.

°°°

Seorang perempuan paruh baya tiba-tiba keluar dari dalam villa menghampiri mereka, "aduh.. udah pada dateng, mas sama mbaknya ini yang mau sewa villa ya?"

"Iya.. buk, ibunya ini___"

"Oh..iya, saya teh Bu Asih, yang bersih-bersih tempat ini, yang punya villa ini teh, ndak tinggal di sini, villanya memang biasa disewain kalo ndak paling ditempatin pas ibu bapak liburan ke sini." Potong bu Asih menjelaskan pada Raihan dan teman-teman.

"Ayo-ayo silakan masuk, sini biar ibu bantuin"

"Eh.. gak usah buk, ini banyak cowok-cowok, biar dibawa mereka aja." Tolak Ellen sambil memberi tatapan mengejek pada pada Dion.

"Gue aja yang bawa." Rigel langsung merebut koper yang dipegang Valerie dan membawanya masuk tanpa menunggu respon Valerie.

Valerie menyadari sikap Rigel sedikit berubah semenjak ucapan yang tiba-tiba terlontar dari mulutnya saat mereka berkumpul di kantin Fakultas Teknik, ia menyesali tindakannya yang tidak benar-benar ia pikirkan saat itu.

Akibat tindakan yang tidak dia pikirkan itu, Rigel yang dari dulu suka mengoda Valerie meski jarang mendapat respon, kini mulai lebih berani melewati batasan yang sengaja Valerie bangun sejak mereka saling mengenal dan kerap bertemu karena berbeda di circle pertemanan yang sama. Laki-laki itu kini bertindak semaunya sendiri tanpa peduli batasan yang dibuat Valerie.

"Ini kuncinya, ibu teh mau pulang, kalo perlu apa-apa jangan sungkan buat cari ibu, ibu teh tinggal di pondok ujung jalan sana." Bu Asih berpamitan setelah selesai menunjukkan seluruh ruangan dalam villa.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang