BAB 38

1.6K 146 17
                                    

Aku mau jujur, sebenernya aku agak ngerasa bittersweet karena di satu sisi, buatku readers yang baca cerita ini udah cukup banyak apalagi untuk cerita pertama amatiran kaya aku gini. Tapi di sisi lain, yang vote dan komen cerita ini tuh masih sedikit banget...

Serius mau nanya, ini kenapa ya guys..? Apa karena cerita ini emang gak menarik, ngebosenin atau feelnya masih kurang? Aku berharap kalian mau jawab dan kasih masukan, karena penting buatku biar aku bisa berkembang.

Dan serius aku gak salty atau baper juga gak maksa kalian buat vote dan komen cerita ini, cuma aku tuh bener² pengen tau dan penasaran pendapat kalian tentang cerita ini. Karena seenggaknya kalau ada yang vote dan komen, aku jadi tau seberapa banyak yang suka dan mendukung cerita ini🙃

Always be happy💜,
IRvinte

°°°

"That was the start of what's been happening to us lately, dan cerita complicated dan gak masuk akal ini aku denger ketika kita lulus SMA..."

Meski belum menemukan tujuan Rigel menceritan semua hal ini, Valerie tetap mendengarkan cerita Rigel dengan penuh perhatian. Ditemani hembusan angin yang membelai lembut wajahnya dan sang raja siang yang mulai turun dari singgasananya, telinga Valerie tak sedikitpun melewatkan setiap kata yang diucapkan Rigel.

"Tapi ternyata cerita ini gak selesai di sana. Sejak kondisi kesehatan Omaku menurun dan gak stabil, Oma terus kepikiran tentang masa lalunya ini. Oma merasa bersalah karena gak perah mencoba balas perasaan laki-laki itu hingga di detik laki-laki itu meninggal. Rasa bersalah yang gak pernah tersampaikan ini buat Oma berpikir kalau dirinya punya hutang yang harusnya dia bayar ke laki-laki itu. Then, at that time, di awal-awal kita masuk kuliah, Oma tiba-tiba kepikiran membuat perjodohan dengan keluarga laki-laki itu dan entah gimana keluarga mereka juga mengiyakan dan setuju dengan niatan Omaku ini..."

"Di saat itu Oma minta satu permintaan ke aku, she want me get close relationship with that man's grandchild, and that was Karania..." Pupli mata Valerie membesar begitu mendengar pengakuan dari Rigel itu.

"Satu-satunya permintaan yang pernah Oma minta dari aku yang buat aku gak bisa langsung menolak, dan juga gak bisa aku iyakan because even since that time, I already like you..." pengakuan lain dari Rigel ini membuat Valerie tertegun kehabisan kata.

"Tapi kondisi Oma yang makin ke sini memang gak stabil dan terus menurun, selalu buat aku menunda untuk ngomongi penolakanku dengan rencana perjodohan ini ke Oma. I'm afraid to disappoint Oma dan buat kondisi kesehatannya makin memburuk. Jadi aku cuma membiarkan situasi yang ada, I'm act like loser, aku akhirnya memilih pindah ke apartemen ini, sebisa mungkin menghindari Oma dan keinginannya yang sebenarnya gak bisa aku penuhi..."

Seluruh pengakuan Rigel itu benar-benar membuat Valerie terdiam membisu. Kini meski sulit dipercaya pengakuan Rigel itu membuat semuanya jadi masuk akal. Kepingan-kepingan puzzle itu kini tersusun lengkap, membuat semuanya terasa jelas.

"Tapi akhirnya aku buat situasi ini semakin rumit. Di saat kondisiku sendiri belum membaik, dengan gak bertanggung jawab aku bawa kamu masuk ke hidupku yang lagi kacau ini..."

"Dulu aku mungkin bisa nahan perasaanku karena ada permintaan Oma dan juga sikap kamu yang selalu enggan dan jaga jarak sama aku. Tapi setelah kamu akhirnya ngasih sedikit celah buat aku masuk, aku pengen bertindak egois, aku gak mau nahan perasaanku lagi, aku gak mau melewatkan kesempatan yang ada... because now I truely sure that you're the girl there I like and I want, not others..." lanjut Rigel yang kemudian kembali menolehkan pandangan pada Valerie yang bersamaan juga menoleh ke arah Rigel.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang