BAB 18

2.5K 141 9
                                    

Mohon bantuannya untuk tandai typo🙇‍♀️

°°°

Valerie menyukai tanggal merah, di weekday seperti hari ini. Karena itu artinya, dia tidak perlu takut bangun terlambat, setelah semalaman sibuk dengan buku seketsanya.

Makan ketika matahari mulai merangkak tinggi, Valerie baru bangun dari tidur nyenyaknya. Valerie berjalan menuju kamar mandi dengan nyawa yang belum terkumpul penuh, demi membasuh wajah dan menyikat giginya.

Valerie membawa langkahnya keluar dari kamar, menuju dapur di lantai bawah, ketika tenggorokannya terasa kering. Di langkahnya menyusuri tangga, Valerie bisa mencium aroma lezat menyeruak dari arah dapur rumahnya.

Dengan langkahnya yang lebar, Valerie bergegas memuju dapur untuk mencari sumber aroma lezat itu.

Ketika mendekati dapur, Valerie bisa melihat ayahnya yang berkutat dengan wajan pengorengan, menyiapkan menu sarapan pagi mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mendekati dapur, Valerie bisa melihat ayahnya yang berkutat dengan wajan pengorengan, menyiapkan menu sarapan pagi mereka.

Valerie mendekat, menyapa ayahnya yang terlihat sibuk. "Morning..! Masak apa Yah..?"

Ayah Valerie sedikit menoleh untuk menjawab sapaan anak gadisnya itu. "Morning.., ini buat nasi goreng seafood."

"Mau aku bantuin Yah?" Tawar Valerie sambil mengambil minum di lemari pendingin.

"Gak usah..! Kamu tungguin aja, ini bentar lagi selesai." Tolak ayah Valerie halus.

Valerie akhirnya hanya bisa menunggu, sambil memperhatikan ayahnya dari meja makan. Mengamati ayahnya yang memasak untuk mereka berdua, membuat perasaan melankolisnya muncul.

Mengingatkannya pada momen-momen yang telah dilalui mereka berdua. Ayahnya yang selalu hadir di setiap momen dalam hidupnya, membuatnya jadi lebih dekat dengan ayahnya, dibandingkan dengan mamanya yang jarang ia jumpai.

Ayahnya selalu bisa menjadi teman, saudara, orang tua yang baik untuknya, laki-laki yang sangat ia sayangi. Laki-laki yang akan selalu menjadi cinta pertamanya.

Terkadang Valerie berpikir, tentang bagaimana sulitnya ayah yang mengurusnya dari kecil seorang diri. Ayahnya pasti pernah merasa berat dan kesepian tanpa kehadiran sosok pendamping yang akan ada di sisinya.

"Yah... Ayah gak mau nikah lagi?" Tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Valerie, membuat Ayah yang berjalan mendekatinya dengan membawa dua piring nasi goreng itu menatapnya bingung.

"Valerie gak papa kok.., kalo Ayah pengen nikah lagi!" Ujar Valerie yakin, membuat Ayah semakin mengerutkan kening.

"Kenapa..? Kok tiba-tiba ngomong gitu?" Tanya Ayah sambil duduk di depan Valerie.

"Enggak.., cuma Ayah kan masih ganteng gini..! Sayang tauk..!" Canda Valerie.

"Ada-ada aja sih Ve..! Lagian udah tua gini, emang masih ada yang mau sama Ayah..?!" Ucap ayah Valerie tidak habis pikir dengan kelakuan anak gadisnya.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang