BAB 13

3.5K 182 4
                                    

Note: Yang masih delapan belas tahun kurang, sebaiknya menepi lebih dulu ya!👀

°°°

"Shit... asshole!"

"Mulut sampah!!"

"Bajingan sialan!"

Sejak tiba di apartemen Rigel, laki-laki itu kembali tak berhenti melontarkan umpatan dan makian sambil menendang-nendang udara di depannya. Tingkah Rigel yang uring-uringan itu, membuat Valerie tak habis pikir akan kalakuannya yang terlihat seperti bocah dengan badan orang dewasa, yang sedang rewel dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan.

"Gak usah marah-marah, ini kasih obat dulu lukanya!" Perintah Valerie mengambil obat salep dari dalam tasnya yang tadi sempat dia beli di perjalanan.

"Obatin.." pinta Rigel memasang muka memelas layaknya anak kacil.

"Punya tangan sendiri kan?" Jawab Valerie ketus, yang membuat wajah Rigel cemberut.

Mengabaikan kelakuan Rigel yang tidak sesuai dengan umurnya itu, Valerie kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur apartemen Rigel untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering, semenjak konfrontasi yang ia lakukan pada Gara tadi. Tidak lupa ia juga menuangkan segelas air dingin yang dia bawa, ke sofa ruang tangah tempat di mana Rigel berbaring.

"Ini.. minum dulu!" Suruh Valerie yang menangsurkan segelas air itu pada Rigel.

Tanpa banyak protes Rigel langsung menandaskan air dingin itu tanpa sisa, antara memang haus karena sejak tadi tidak berhenti mengoceh, atau merasa panas kerena amarahnya belum mereda.

"So that bastard cheated on you?! Itu sebabnya kamu putus sama dia kan?!" Tanya Rigel yang terlihat jelas masih menahan amarahnya.

Sedangkan Valerie yang tidak bisa mengelak hanya bisa menghelan nafasnya. Hal yang berusaha ia sembunyikan dari teman-temannya kecuali Raihan, kini terbongkar di hadapan Rigel lagi, sama seperti sisi lemahnya yang juga laki-laki itu lihat sebelumnya.

"I'm okay, itu udah selesai, jadi gak usah dibahas lagi, oke?" Jawab Valerie yang kini duduk di samping Rigel dan mematap lekat laki-laki itu.

Jawaban yang terlihat jujur yang gadis itu utarakan dengan suara lembut itu berhasil sedikit meredakan amarah seorang Rigel.

"Seenggaknya kamu harusnya biarin aku kasih palajaran sama si sialan tadi!" Ucap Rigel sambil membuang nafas dengan kasar.

"Dan biarin kamu dapet masalah? Orang yang gak sadar kesalahannya apa, gak mukin bakal mau minta maaf walau kamu gebuki sampai sakarat juga, lagian dia itu sengaja mancing kamu, seharusnya gak usah diladenin." Terang Valerie sabar.

Rigel menarik nafasnya panjang,"okay, I'm not gonna lie, aku seneng saat tau kamu putus sama dia karena akhirnya ada kesempatan buat aku, tapi gak dengan kenyataan kalau ternyata kalian putus karena dia nyakitin kamu!"

Valerie sedikit terkejut dengan pengakuan yang Rigel ucapkan, namun ia segera menguasai dirinya, "sekaran aku baik-baik aja Ri.., aku udah gak peduli sama dia, jadi gak usah berurusan lagi sama dia itu udah cukup, let's stop talking about this okay?" Pinta Valerie lambut.

"Kalau gitu ayo kita makan siang, kamu belum makan kan?" Lanjut Valerie yang mulai beranjak dari tempat duduknya menuju dapur, dengan Rigel yang kini pasrah mengikuti di belakangnya.

"Kalau gitu ayo kita makan siang, kamu belum makan kan?" Lanjut Valerie yang mulai beranjak dari tempat duduknya menuju dapur, dengan Rigel yang kini pasrah mengikuti di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang