BAB 28

1.8K 117 10
                                    

°°°

Segera setelah sampai tenda medis dan memastikan kondisi Bunga sudah ditangani dengan baik, Rigel segera keluar dari tenda, membiarkan gadis itu ditemani dua temannya.

Di luar tenda Rigel menemukan Evan, Dion, dan Raihan yang sedang bercakap dengan Bang Naka, menceritakan kronologi kejadian yang tadi terjadi.

Melihat kemuncuannya, keempat laki-laki itu langsung mengalihkan perhatian pada Rigel.

"Kondisi Bunga gimana..?" Tanya Dion mewakili rasa penasaran temannya yang lain.

"Kayaknya udah gak papa, tadi udah sempet digantiin bajunya sama temennya, terus juga dikasih oksigen..." jawab Rigel dengan mata yang tak fokus, seperti tengah mencari sesuatu.

"Valerie mana? Dia gak kenapa-napa kan..?!" Lanjutnya bertanya dengan nada khawatir.

"Dia bilangnya gak papa, makanya tadi minta langsung balik ke tenda aja, gak mau diajak ke sini! Sekarang lagi ditemenin Ellen sama Niken!"

Meski jawaban Raihan terdengar meyakinkan, perasaan Rigel tepat belum bisa tenang ketika ia belum memastikannya sendiri.

"Gue balik!" Tanpa mempedulikan tanggapan teman-temannya dan Bang Naka lebih dahulu, Rigel langsung bergegas meninggal tanda medis itu.

Setibanya di tenda, Rigel tidak menemukan keberadaa Valerie atau bahkan Ellen dan Niken. Tenda mereka sepi, tidak ada seorang pun yang tampak atau bersuara menyahuti panggilannya.

"Paling mereka ke kamar mandi Ri..!" Ucap Dion yang ternyata menyusul bersama Evan dan Raihan.

"Mending lo juga bersih-bersih dulu Ri..! Baju lo basah semua, jangan sampai entar malah lo yang sakit..!" Ucap Evan menghentikan langkah Rigel yang sudah hendak beranjak mencari keberadaan gadisnya itu.

Langkah Rigel seketika terhenti menyadari kebenaran ucapan Evan barusan, penampilannya sekarang benar-benar kacau, seluruh tubuhnya basah. Rigel bahkan baru menyadari tubuhnya mulai kedinginan karena sejak tadi yang ia pikirkan hanyalah segera menemui gadisnya itu.

Dengan membuang nafas kasar menyalurkan kemelut pikirannya, Rigel akhirnya mengikuti saran Evan untuk membersihkan dirinya lebih dahulu meski perasaan masih tak tenang.

Rigel terus teringat raut sedih dan kecewa yang tersirat dalam pendar mata gadisnya ketika menatapnya tadi. Rigel tak ingin membela dirinya, tetapi dalam kondisinya tadi dia benar-benar bingung harus berbuat apa di saat gadis dalam gendonganya terlihat tak berdaya sementara kedua teman gadis itu terus mendesaknya untuk segera membawa gadis itu ke tenda medis.

Rigel tak pernah bermaksud mengabaikan Valerie, ia benar-benar khawatir kondisi gadisnya itu ketika tiba-tiba ia melihat sendiri di depan matanya bagaiman gadis itu jatuh ke dalam sungai.

Saat itu, Rigel tanpa berpikir panjang langsung ikut menceburkan diri ke dalam sungai untuk menolong Valerie.

Tapi segera setelah Rigel muncul ke permukaan air dan hendak mendekat ke arah Valerie, gadis itu ternyata sudah lebih dulu berenang menuju tepian dengan terburu-buru dan panik hingga sepertinya tak menyadari keberadaan Rigel yang berusaha meraih gadis itu untuk membantunya.

Di samping itu, di saat Rigel hendak mengejar Valerie yang mulai berenang ke tapian, Rigel justru mendengar teriakan panik teman-temannya memanggil gadis lain yang juga tercebur ke dalam sungai, yang sempat terlupakan keberadaannya oleh Rigel.

Seketika itu, Rigel akhirnya menyadari kondisi Bunga yang hampir tenggelam, karenanya Rigel bergerak cepat berusaha menolong Bunga setelah melihat Valerie sudah di tolong Raihan keluar dari dalam air dengan selamat.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang