BAB 26

2.1K 110 3
                                    

Hai..! Gimana kabar kalian? Semoga baik selalu ya... Semoga kalian juga belum bosen nungguin kelanjutan cerita ini.

Terlepas dari masalah yang kemarin terjadi, aku sebenarnya bener-bener pengen lanjutin cerita ini sampai selesai. Tapi kalo kedepannya cerita ini malah mengundang lebih banyak masalah, dan aku merasa ini semakin membuat gak nyaman untuk diriku juga para readers, mungkin pada saat itu aku akan memutuskan tidak melanjutkan cerita ini.

Tapi untuk sekarang, aku akan berusaha untuk melanjutkan dan menyelesaikan cerita ini. Juga berharap gak akan ada masalah lagi yang muncul, supaya aku bisa menamatkan cerita dengan baik dan tidak mengecewakan readers yang sudah setia menunggu.

Dan aku juga mau ngucapin terima kasih untuk kalian yang selalu mendukung cerita ini.

Hadiah kecil untuk kalian yang gak bosan memunggu semoga bisa sedikit mengobati rasa rindu kalian...
Heppy reading..!!

With sincerity💜,

IRvinte

°°°

Pagi yang cerah dengan kicau burung yang memanjakan telinganya, tetap tidak membuat suasana hati Valerie yang dari semalam kurang baik menjadi jauh lebih baik. Ia masih tidak bersemangat menjalani aktivitas paginya, meski teman-temannya yang lain sudah sejak tadi heboh menyusun rencana yang akan mereka lakukan hari ini.

Walau begitu, Valerie tak ingin menunjukan hal itu pada teman-temannya yang sudah bersemangat merencanakan liburan mereka. Ia tak ingin mengganggu rencana yang sudah disusun teman-temannya apalagi sampai merusaknya hanya kerena hatinya yang sempit.

Karenanya Valerie memilih tidak terlalu banyak berkomentar dan langsung menyetujui saat teman-temannya mengusulkan untuk mereka menyambangi spot-spot alam yang lokasinya masih di lingkungan camping ground ini.

Tak membutuhkan waktu lama semua sudah selesai bersiap, mereka memutuksan untuk pergi ke hutan cemara terlebih dahulu sebelum nanti akan melanjutkan petualangan mereka ke padang rumput.

Hanya perlu hiking kurang lebih dua puluh menit dari area perkemahan mereka sudah sampai di hutan cemara.

Hutan itu cukup luas namun terlihat asri dan terawat. Jarak satu pohon ke pohon lainnya juga tidak terlalu dekat, sehingga sinar matahari bisa merobos masuk area hutan. Membuat hutan ini tidak terlihat menyeramkan, justru terlihat menakjubkan karena berkas-berkas cahaya matahari yang masuk itu.

Sejak sampai, ketujuhnya langsung berpencar mengelilingi area hutan untuk megabadikan pemandangan indah ini. Mulai dari mengambil foto pemandangannya, bersua foto atau hanya mengagumi dalam diam dan keheningan seperti apa yang dilakukan Valerie.

Mungkin karena hari masih cukup pagi, suasana masih tidak terlalu ramai pengunjung sehingga mereka lebih bebas menikmati suasana sejuk hutan untuk mereka sendiri. Seperti apa yang Valerie lakukan saat ini, gadis itu terlihat berjalan mendekati salah satu area yang dibuat menyerupai tenda dengan beberapa tanaman dan benda-benda menghiasi di dalamnya.

Terlihat asik termenung di sana, menikmati nyanyian burung yang menenagkan pikiran gundahnya. Tanpa menyadari ada laki-laki yang sedari tadi mengikutinya, mengamatinya dalam diam tak bersuara.

Hingga Valerie beru tersadarkan ketika suara jepretan kamera tertangkap di indra pendengarannya, dari laki-laki yang nyatanya berdiri berjarak beberapa meter dari hadapannya.

Valerie memberi tatapan kesal pada laki-laki yang memberikan cengiran jahil di depannya itu, "jangan usil deh Ri..!"

"Hapus gak..?!" Ucap Valerie berjalan mendekati laki-laki itu dengan wajah kesal pada Rigel yang masih menyengir tanpa rasa bersalah.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang