BAB 49

919 49 12
                                    

Hai...👋😅
Iya tau, aku udah lama banget gak update cerita ini. Dan untuk ke sekian kalinya aku cuma bisa minta maaf. I'm so sorry😭

Aku harap kalian masih semangat nungguin cerita ini sampai selesai. Dan please jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya biar aku punya semangat lagi buat terus lanjutin cerita ini.

Satu lagi jangan lupa follow dulu sebelum baca..!

Happy reading..!! Tolong bantuannya tandain typo ya...🙏

Mian💜,
IRvinte

°°°

Hari telah berganti, namun agenda yang direncanakan teman-temannya sebelumnya, nyatanya tak seratus persen terlaksana semudah apa yang direncanakan.

Rencana berangkat bersama ke rumah sakit di waktu yang dijanjikan sudah dipastikan gagal, karena beberapa di antara mereka sampai sekarang masih belum juga memberikan kabar. Mungkin justru ada yang belum bangun dari tidur nyenyaknya, sekalipun sekarang hari sudah menjelang siang.

Maka karena alasan itu juga, Valerie pun akhirnya memutuskan untuk berangkat ke rumah sakit sendiri. Sementara teman-temannya yang lain, Ellen sudah memberi kabar akan datang bersama Niken dan sekarang sedang menunggu Evan menjemput mereka. Sedangkan Raihan dan Dion, sudah jelas adalah tersangka yang membuat rencana mereka berantakan, yang sampai saat ini masih belum ada kabarnya dan tidak jelas keberadaannya.

Valerie sendiri sampai di rumah sakit saat waktu makan siang hampir tiba. Ia berjalan sendiri menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang tidak terlalu ramai dengan langkah tenangnya.

Di ujung lorong itu, Valerie berbelok berjalan menuju ke ruangan di mana Oma Rigel dirawat. Sampai saat langkahnya mendekat pada tujuannya, langkah itu mulai melambat seiring dengan netra Valerie yang menemukan pemandangan tak biasa yang dilihatnya di depan sana.

Sosok Rigel yang keluar dari ruangan tempat Oma Widuri dirawat terlihat bersama seseorang yang familiar di mata Valerie. Sosok gadis cantik berwajah lembut yang sedang berbincang dan tersenyum hangat bersama Rigel itu untuk beberapa saat berhasil membuat Valerie menghentikan langkah sepenuhnya.

Valerie tetegun malihat pemandangan di depan pintu ruang rawat Oma Rigel, posisi yang masih cukup jauh dari tempatnya berdiri, namun bisa ia lihat dengan jelas apa yang terjadi.

Cukup jauh, namun masih bisa terlihat dengan jelas senyum lepas Rigel yang tak pernah lagi terlihat sejak Omanya terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Meski bukan karenanya, senyum itu kini dapat kembali terukir lepas karana seorang gadis bernama Karania yang tengah bersama Rigel di depan sana.

Saat ini tidak ada di antara mereka berdua yang menyadari keberadaannya, sementara Valerie jelas menyadari dan melihat keberadaan mereka berdua di sana. Dalam kondisi ini Valerie mengerti dengan jelas bahwa ia tak boleh bersikap kekanak-kanakan. Ia tahu bahwa sudah seharusnya ia bersikap dewasa dan tak membiarkan hal kecil seperti ini mengganggunya.

Tetapi Valerie pun juga tak bisa mengendalikan jika nyatanya perasaan tak nyaman itu tetap muncul di hatinya hanya karena apa yang dilihatnya di depan sana.

Hingga ketika ia melihat Nia yang dari jauh terlihat beranjak meninggalkan Rigel, dan Rigel yang kemudian segera kembali masuk ke dalam ruangan tanpa menyadari keberadaannya, Valerie pun meneguhkan hati untuk kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Saat jarak Valerie dan Nia semakin mendekat, Nia yang akhirnya mengangkat pandangannya nampak terkejut menyadari keberadaan Valerie yang melangkah mendekat dari ujung lorong itu. Sampai ketika jarak di antara mereka tinggal menyisakan beberapa langkah, akhirnya Valerie berinisiatif untuk menyapa lebih dahulu.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang