BAB 17

2.7K 126 5
                                    

Mohon bantuannya untuk tandain typo🙇‍♀️

°°°

Rigel baru saja menuntaskan urusannya di kamar mandi. Tubuh terasa lebih segar, pikirannya juga kembali normal setelah diguyur air dingin.

Rigel keluar dari kamar dengan pakaian lengkap, melangkah ke ruang tengah, tempat Valerie berada. Dengan kepala sedikit menunduk, dirinya sibuk mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk yang tersampir di lehernya.

Dia tak memperhatikan sekelilingnya, tidak menyadari keanehan pada keheningan Valerie. Ia masih merasa semuanya baik-baik saja, hingga Valerie mengeluarkan suara yang membuatnya mematung di tempatnya berdiri, mencuri seluruh atensinya tertuju pada mata jernih yang kini menatapnya kosong itu.

"Ri.. kita itu sebenernya apa?" Ucap gadis itu lirih.

Lidah Rigel keluh mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Valerie. Dirinya kebingungan dengan apa yang terjadi pada Valerie, ia merasa semuanya baik-baik saja saat dirinya meninggalkan gadis itu tadi. Tetapi, kenapa tiba-tiba Valerie mempertanyakan hal itu dengan wajah sendunya.

"Kita itu apa Ri..?" Ulang Valerie, melihat Rigel hanya termenenung di tempatnya.

Perasaan Valerie semakin berkecamuk saat melihat Rigel yang masih membisu. Ia tidak mengetahui apapun yang sedang Rigel pikirkan, membuat pikiran-pikiran negatifnya berkeliaran semakin liar di benaknya.

"Please... say something!" Pinta Valerie menatap nanar Rigel yang membisu.

Semua pikiran negatifnya itu mengguncang jiwa Valerie. Dirinya terlambat menyadari, bahwa dalam kedekatan singkat yang terjalin di antara mereka, Rigel sudah sedalam ini mempengaruhinya.

Valerie yang selalu mengingatkan dirinya sendiri bahwa semua ini hanya sebuah permainan, tidak menyadari bahwa dirinya jugalah yang tanpa sadar menggantungkan harapannya pada seorang Rigel. Hingga hanya dalam waktu singkat ini, laki-laki itu berhasil mengobang-ambing perasaannya.

Setelah keterbisuan panjang itu, Rigel baru membuka suara.

"Aku sayang kamu.."

"So, what are we..?" Tanya Valerie menuntut jawaban pasti dari Rigel.

"Sorry..." bisik Rigel lirih, dengan tatapan dalam yang tidak bisa Valerie artikan.

Sejujurnya, bukan jawaban itu yang ingin Valerie dengar dari Rigel. Valerie benar-benar tidak mengerti jalan pikiran laki-laki itu saat ini.

"Kenapa..?" Tanya Valerie sendu.

"Sorry..." ucap Rigel dengan kepala menunduk, tidak dapat membalas tatapan Valerie lagi.

Jawaban itu membuat Valerie frustasi. Valerie bisa melihat kesungguhan Rigel, tapi entah kenapa sangat sulit untuk Rigel mempejelas hubungan abu-abu yang mereka ini.

Valerie hanya bisa tersenyum getir, mendengar hanya kata itu yang terucap dari bibir Rigel, tanpa adanya kalimat lain untuk penjelasan. Kepalanya menunduk, menyembunyikan perasaan kecewa yang tergambar jelas di wajahnya.

Sedangkan Rigel, kembali mengangkat kepalanya, berucap tegas dengan kesungguhan yang terpancar jelas dari sepasang mata kelamnya itu.

"Satu hal yang harus kamu tau, aku gak pernah main-main sama apa yang kita jalani selama ini Ve..."

"Aku tau ini bakal kedengeran egois, tapi please trust me, aku bakal jelasin semua sama kamu, tapi bukan sekarang." Lanjut Rigel yang sudah duduk di samping Valerie.

"Maaf... sikapku brengsek banget, tapi cuma ini yang bisa aku bilang sama kamu sekarang." Ucap Rigel lirih di tengah keterbisuan Valerie.

Mendengar semua ucapan Rigel, Valerie mengangkat kepalanya, menarik nafasnya berat. Memaksakan diri mengukir senyum di bibirnya.

Do More..!! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang