"Sampai dengan sekarang yang aku pahami adalah, keluarga sumber bahagia yang aku rindukan."
-Hardi Chandra-
.
.
.Kaki jenjang itu mulai menyusuri area kampus lebih tepatnya di Fakultas Ekonomi. Alisya melirik sekilas pada gedung Kedokteran, nampak sepi karena hari ini adalah hari sabtu. Dan seharusnya ia libur, tapi dengan santainya salah satu Dosen di mata kuliahnya mengubah jadwal perkuliahan.
Bayangan akan wajah Chandra menghiasi pikiran gadis ini. Harusnya ia sekarang ada di Rumah Sakit, menemani Chandra. Tapi, Dirga memaksa agar gadis ini tetap kuliah. Dengan dalih takut jika Yudi yang notabene Ayah Alisya marah.
"ALISYA?!" Teriak Rendra.
Kembali ia memutar otaknya, alasan apa yang harus ia katakan jika dua sahabatnya bertanya mengenai Chandra. Ia melangkah maju, dan duduk disebelah Mahendra yang kini menatapnya tajam. Ia lupa akan sesuatu, Mahendra sangat mudah menebak jika dirinya mencoba untuk berbohong.
"Are you okay? Muka lo kenapa takut gitu, Sya? Ada yang gangguin lo tadi?" Tanya Mahendra dengan tangan membantu Alisya melepaskan jaket kulit yang melekat ditubuhnya.
"Gak apa, Hen." Jawab Alisya singkat.
"Chandra gak masuk deh kayaknya, ini udah hampir jam delapan." Ujar Mahendra lagi.
Alisya mengulum bibirnya, ia berusaha tak merespon ucapan Mahendra.
"Jaket lo kayak bau parfumenya Chandra." Celetuk Mahendra.
"A-ah itu... waktu ini dapat dicuci sama dia gara-gara ketinggalam disana."
Dan, Mahendra mengedikkan bahunya acuh. Tak terlalu mempermasalahkan itu.
Dua jam berlalu begitu cepat. Kelas mereka sudah hampir sepi. Karena ini weekend jadi setelah kelas, semua mahasiswa bergegas pergi. Alisya merapikan binder, dan pulpennya. Ia melirik ke samping, hanya tersisa Mahendra disisinya, Rendra sudah lebih dulu pulang.
"Gua antar pulang, ya?" Tawar Mahendra.
"Gak usah, Hen."
"Gua ada mau beli barang dulu buat dirumah. Lo duluan aja."
"Gua antar, Sya. Chandra lagi gak ada, kalo dia tahu lo balik sendiri pasti dia marah."
Alisya tersenyum kecut. Marah, ya? Apa sebegitu berharganya dirinya sampai sahabatnya itu harus repot mendampinginya kemanapun.
"No problem. Gua gak apa sendiri." Final Alisya, kemudian beranjak dari duduknya.
Baru saja keluar dari kelas, dan akan melenggang pergi, sebuah tangan mencegahnya yang sontak membuatnya harus menoleh ke belakang.
"Oh Arlan, kenapa?" Tanya Alisya saat melihat Arlan, teman satu prodinya yang merupakan teman satu kelompoknya dulu saat ospek.
"Gak kenapa, Sya. Cuma mau balikin buku ini." Ucap Arlan menyodorkan sebuah buku tebal dengan tulisan Statistika.
"Gua kira kenapa. Ya udah gua balik dulu, ya?" Ucap Alisya saat mengambil buku dari tangan Arlan.
"Eh balik sama gua mau?" Tawar Arlan.
"Gak usah repot-repot bro." Jawab Mahendra yang tiba-tiba sudah ada dihadapan mereka dengan senyum sinis. Ya, Mahendra tak suka dengan laki-laki bernama Arlan ini. Laki-laki yang pernah secara tidak sopan memukulnya.
"Gua tanya Alisya, bukan lo."
"Gua sahabatnya Alisya. Gua masih punya hak lebih buat larang dia pulang dengan siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING BLUE (CHANDRA) ✔
Fanfiction"Kalau memang hadirku tidak membuat mereka bahagia, tolong gantikan posisiku sebentar, ya?" Start: 05 Desember 2021 End: 26 Maret 2022 author: sntsinlee 2021