32. Fakta yang Terkuak

3.9K 362 136
                                    

Masih dihari yang sama, hanya jam saja berbeda. Alisya memilih menjauh sebentar dari kediaman Dirga. Kakinya melangkah menjauhi rumah besar yang menjadi tempat baginya untuk istirahat sementara waktu.

Bermodalkan ponsel, ia mengintari areal perumahan. Matahari tak terlalu terik, menjadikan suasana saat ini menjadi lebih sejuk. Sama seperti hatinya, sejuk saat mendengar semua penuturan Chandra tadi. Gadis itu memilih duduk dikursi panjang yang berhadapan dengan kolam ikan. Pikirannya melanglang buana. Ia seperti dihadapkan oleh pilihan yang berat.

Harusnya tidak berat, kan? Tinggal mengiyakan ucapan Chandra tadi, dan dirinya bisa bahagia bersamanya. Tapi mengapa rasanya tidak bisa. Ia justru memikirkan bagaimana perasaan Greya, sosok yang selama ini memberi banyak cinta untuk sahabat baiknya. Dirinya paham betul jika Greya masih mencintai Chandra. Tapi kembali lagi, kita tak bisa memaksa kemana hati akan berlabuh. Iya, kan?

Alisya menatap kakinya yang berbalut sendal jepit. Entah akan bagaimana nasibnya ke depan. Keluarganya berantakan, Ayahnya tak pernah bersikap baik dengannya, Ibunya entah bagaimana kabarnya, dan juga kisah cintanya yang belum menemukan titik terang.

"Sampai kapan, Sya?" Gumam Alisya.

"Lo harus ingat, lo gak mungkin selamanya bergantung pada Chandra, dan Om Dirga."

TING

Bunyi notifikasi mengalihkan arah pandangnya.
"Arlan?"

 "Arlan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alisya memejamkan matanya, menghirup udara sebanyak mungkin kemudian menghembuskannya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alisya memejamkan matanya, menghirup udara sebanyak mungkin kemudian menghembuskannya pelan. Gadis itu lantas menggigit pipi dalamnya berusaha menyalurkan rasa takutnya. Ya, ia selalu takut jika itu tentang Arlan.

"Kenapa lo gak pernah ngerti ucapan gua, Lan?"

.

.

.

BLAM

Bunyi pintu yang tertutup karena angin membuat Arlan tersentak kaget. Bukan karena takut, melainkan suaranya yang menggema memenuhi semua sudut rumah terlebih rumah besar ini sangat sepi.

FEELING BLUE (CHANDRA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang