"Perumpamaan ini untuk kita
berdua gimana?
Abang jadi pohon, dan Chandra jadi akar.
Jika sewaktu-waktu pohon ditebang, masih ada akar yang akan menciptakan pohon lagi.
Sama halnya dengan kita. Jika Abang gak bisa menciptakan bahagia, maka Chandra bisa menumbuhkan itu dikeluarga kita.".
.
.Jenan mengenakan seatbeltnya tanpa melepas pandangannya pada mobil dihadapannya.
"SIAL?!" Pekiknya.
Menarik tuas rem, Jenan mulai memutar stirnya. Netranya terus melirik spion, dan jalan di depan. Begitu terus guna memperhatikan situasi.
Hari ini kembali hujan sama seperti saat kemarin dimana ia membopong Alisya ke Rumah Sakit. Setiap mengingat itu, emosi Arlan memuncak. Laki-laki itu meremat stirnya kuat, Arlan sukses membuatnya menderita. Terutama Chandra, dan Alisya.
Kini yang ada dipikiran Jenan adalah Chandra. Adik kesayangannya baru saja keluar ICU, dan jika ia memberi kabar ini, sudah pasti Chandra akan shock.
"BASTARD!" Pekik Jenan lagi sembari membanting ponsel mahalnya.
Sejak kemarin ia menghubungi Yudi namun tak ada respon. Dirga sudah menghampiri ke rumah, nyatanya Yudi dan kedua anak kembarnya tengah pergi yang entah kemana Dirga tak tahu.
Jenan menginjak rem seketika, dan membanting stir ke kanan secara mendadak. Dalam hati ia mengumpat karena Arlan yang tiba-tiba berbelok cepat. Ya, sedari tadi Abang dengan dua adik ini mengikuti Arlan.
"Rupanya lo suka main-main dengan gua, Lan."
Kembali Jenan menancap gasnya, netranya terus fokus menatap mobil Arlan yang melaju. Laki-laki itu tak tahu jika ia tengah membuntutinya. Hujan masih terus turun, bahkan kini semakin deras. Tapi itu tak mengurungkan niat Jenan. Ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya, untuk Chandra.
Meraih kembali ponsel yang sebelumnya ia banting, Jenan mulai mencari kontak yang ingin ia hubungi.
"Hallo..."
"Hello bastard..." Sapa Jenan.
"Siapa?"
Jenan tertawa sinis. Laki-laki itu menyalakan lampu seinnya ke kiri mengikuti mobil Arlan.
"You don't recognize my voice?" Tanya Jenan.
"I don't... Bang Jenan?"
Jenan tertawa. Rasanya ingin melihat ekspresi Arlan saat ini.
"Ingatanmu bagus, Lan."
"K-kenapa nelfon, Bang?"
Jenan seketika memukul stirnya kuat. Bisa-bisanya Arlan santai dengan ucapannya setelah melakukan kejahatan besar.
"Lo ngapain balik, Lan? Padahal gua pengen ajak lo ketemu."
"Sorry... ada hal penting yang harus gua lakukan."
"Harusnya Abang seneng dong? Abang jadi leluasa jaga Chandra tanpa ada gua yang menjadi pengganggu."
Jenan kesal. Laki-laki itu membiarkan panggilannya masih terhubung. Ia mulai menambah kecepatannya, netranya terus memperhatikan celah untuk menyalip mobil Arlan.
Detik setelahnya Jenan mulai melaju kencang, menyalip mobil Arlan dari kanan kemudian memutar stirnya secara cepat ke kiri guna menghalangi laju mobil Arlan. Jelas mobil Jenan ditabrak disisi kirinya oleh Arlan. Mengingat Arlan yang melaju kencang.
Jenan membuka kaca mobilnya, menatap wajah Arlan yang membelalak kaget. Keluar dengan membanting pintu mobil, Jenan menarik ke atas lengan hoodienya. Laki-laki itu mulai berjalan, dan setelah berada tepat disamping mobil Arlan, ia meminta Arlan untuk turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING BLUE (CHANDRA) ✔
Fanfic"Kalau memang hadirku tidak membuat mereka bahagia, tolong gantikan posisiku sebentar, ya?" Start: 05 Desember 2021 End: 26 Maret 2022 author: sntsinlee 2021