Caka
"Kita mau bawain lagu apa?"
Gue melirik teman-teman sekelompok gue dengan malas. Mungkin seharusnya dari awal, gue setuju aja waktu Kakek menyarankan gue buat mengungkap identitas. Ya, paling enggak, kalau gue lagi males masuk kelas kayak sekarang, gue bisa bolos dengan seenak hati tanpa khawatir absen.
Tapi karena keputusan gue yang sok-sok-an mau menomorsatukan keadilan untuk semua siswa dan siswi, gue malah memilih pilihan yang gak menguntungkan untuk gue.
Bulan Januari udah tiba. Katanya sih awal masuk sekolah adalah awal dari semangat baru. Setelah sekian lama gak ketemu temen-temen, gak ketemu guru-guru, akhirnya pada awal semester ini dipertemukan lagi.
Itu sih kalau menurut orang lain. Kalau menurut gue, bulan Januari itu bulan yang melelahkan karena tugas-tugas mulai berdatangan. Meski gue bukan anak pemalas yang kebiasaan menelantarkan tugas gue sebagai siswa, tapi tetep aja kalau awal semester gini gue tetep ngerasa males.
Apalagi awal semester malah diawali kabar kalau bakal ada praktek nyanyi perkelompok pada mata pelajaran seni budaya. Auto mager gue kumat lagi. Di kelas aja gue kerjaannya tidur melulu tapi mendadak suruh ngerjain tugas yang berurusan sama orang lain. Kalau tugas individu gue kan jadi bisa ngerjain sesuai mood. Tapi kalau perkelompok gini gue mau gak mau ikut kesepakatan bersama.
"Siapa yang bisa nyanyi?" Untungnya nih, ya. Gue sekelompok sama Joshua. Si anak pinter, teladan, baik hati dan tidak sombong. Poin plusnya dia temen sebangku gue. Kadang sih suka heran kenapa orang kayak dia mau duduk sama manusia mageran kayak gue.
"Kamu kan bisa nyanyi, Jo." Malesnya gue itu karena di dalam kelompok anggotanya terdiri dari empat orang dengan dua cewek, dua cowok. Nih cewek-cewek mau gue apain? Nyanyi kadang mereka gak mau karena malu. Apalagi main alat musik.
"Kalau Shua yang nyanyi terus lo berdua ngapain?" cetus gue. Gue orangnya gak suka basa-basi. Apalagi kalau ada yang terasa menggangu gue gini. Bawaannya mau nyeletuk gak peduli yang diceletuki bakal tersinggung atau gak.
Gue gak nyangka aja kalau salah satu diantara dua cewek itu bakal mendelik tajam seolah menerima bendera perang.
Joshua yang udah tau tabiat gue itu tersenyum paksa. Gue sih yang tau itu senyum terpaksa. Kalau orang lain ngeliatnya kayak senyum biasa. Soalnya senyuman Joshua kan manis dan memikat orang lain. "Tenang-tenang. Masih lama kok prakteknya. Kita bisa bicarain pelan-pelan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA [Yoon Jeonghan]
FanfictionCerita tentang Caka, Riri, dan Wala. Tentang perbedaan antara perasaan tulus dengan sebuah rasa kasihan. Yoon Jeonghan As Caka Radhitya Irfandi # 2 - yoonjeonghan (19-05-22) # 1 - partoflife (23-04-22) # 1 - riri (21-06-24) # 9 - cakrawala (29-08...