Caka
"Kalau kamu tidak betah, kembali saja ke rumah Nenek sini. Ayahmu itu masih belum berubah. Melampiaskan penyesalannya ke kamu. Kakek juga setuju untuk bawa kamu kembali ke sini."
Ayah, ya?
Sudah lama sekali gue gak mendengar atau bahkan mengucapkan panggilan itu untuknya bahkan setelah setahun berlalu sejak gue kembali ke rumah. Gue menyandarkan punggung ke dinding di belakang gue. Suasana taman belakang sekolah selalunya memang sepi apalagi di jam pelajaran seperti saat ini. Sekalipun semua guru diberitahukan sedang rapat dan semua murid diperintahkan untuk berada di kelas, tetap saja untuk ukuran murid seperti gue, berada di kelas itu seperti tidak bisa bernapas dengan bebas.
"Gak papah. Caka di sini aja. Nanti kapan-kapan Caka main ke rumah Nenek lagi," ujar gue dengan wajah yang mendongak ke atas langit untuk melihat kumpulan awan yang serupa kapas di atas sana.
"Ya, sudah kalau kamu maunya seperti itu. Pintu rumah Kakek dan Nenek akan selalu terbuka untuk kamu."
Selepas mendengar ucapan Nenek barusan, gue memilih izin menutup telepon dengan alasan guru masuk ke kelas padahal saat ini jelas-jelas gue gak berada di kelas. Sambil menaruh ponsel ke dalam saku celana, gue berniat untuk ke lapangan dan bermain bola basket. Namun langkah gue tertahan sewaktu mendengar keramaian di sudut taman belakang sekolah.
"Terus! Siram lagii! Biar suci tuh badan lo. Kali aja dosa kakak lo ikut dicuci bareng air selokan itu!"
"Anjir, bau banget. Mirip kayak bau badan lo nih, Wala!"
"Ansel, sekalian tepungnya itu, Sel!"
"Iya , Chessy sayang. Ini air selokannya belum selesai disiram ke badan Wala."
"Hiks ... cu-cukup."
"Apa?! Cukup? Bisa ngomong juga lo ternyata. Gue pikir lo bisu!"
"A-apa salah aku sampai kalian kayak gini ke aku?"
"Dih, nanya lo?! Mikir bego! Pantesan nilai matematikanya dua puluh! Gak punya otak!"
"AHAHA, sarkas banget lo, Deon."
"Kakak lo tuh pembunuh. Biar lo gak ngelunjak kayak kakak lo, makanya gue kasih pengajaran!"
"Wih, mantep banget, Nuha!"
Kening gue mengerut, merasa terusik dengan kebisingan mereka. Apalagi pada perbuatan mereka yang ... anjir. Ini udah tahun berapa tapi ternyata masih ada aja pembullyan kayak gitu? Gak habis pikir gue.
Tiba-tiba, terlintas ide di kepala gue yang membuat gue memilih bersembunyi lalu berteriak, "PAK GALUH NIH PAK! ADA YANG NGEBULLY DI SINI!"
Dengan cepat, orang-orang itu panik melarikan diri. Meninggalkan semua benda-benda yang digunakan mereka untuk melakukan penindasan terhadap seorang siswi yang saat ini hanya mampu terduduk lemas di atas tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA [Yoon Jeonghan]
FanfictionCerita tentang Caka, Riri, dan Wala. Tentang perbedaan antara perasaan tulus dengan sebuah rasa kasihan. Yoon Jeonghan As Caka Radhitya Irfandi # 2 - yoonjeonghan (19-05-22) # 1 - partoflife (23-04-22) # 1 - riri (21-06-24) # 9 - cakrawala (29-08...