Chapter 37

21 2 0
                                    

Caka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caka

"Apa ini? Jawab!"

Gue baru saja menginjakkan kaki di rumah ketika suara itu terdengar. Gue menatap sebuah foto di atas meja ruang tamu yang menunjukkan diri gue bersama dengan Lian di lapangan basket beberapa hari yang lalu. Foto yang barusan di lempar itu membuat kening gue mengerut dalam. Ada rasa panas yang menjalar di dada gue yang membuat gue mengepalkan tangan kuat-kuat.

"Ayah ngikutin Caka?! Buat apa sih?! Kurang banyak kerjaan Ayah?!" Gue berapi-api.

"Jawab dulu! Kenapa kamu ketemu sama orang itu?!" Buah tidak jauh dari pohonnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jawab dulu! Kenapa kamu ketemu sama orang itu?!" Buah tidak jauh dari pohonnya. Sekeras kepalanya gue, tentunya Ayah juga gak kalah keras kepala.

"Bukan urusan Ayah!" Gue gak mau kalah.

"Dia yang udah bunuh adik kamu, Caka! Kamu lupa?!" Ayah bangkit dari sofa ruang tamu. Ia mendekati gue dengan alis yang menukik tajam. Gak ada lagi ketenangan di rumah ini. Suara berisik itu kembali terdengar. Teriakan yang terdengar seolah seisi dunia ini hanya diisi oleh suara gue dan dia.

"Emangnya kenapa? Ayah gak terima dia udah keluar penjara? Kalau gitu, tuntut lagi aja sana kalau bisa." Seperti Ayah yang melihat gue dengan mata melotot marah, gue membalasnya dengan tatapan tajam gue. "Gak bisa, kan? Karena dia udah menjalani hukumannya sesuai hukum yang berlaku."

"Tapi hal itu gak bisa menjadi alasan kamu berpacaran dengan anak dalam keluarga itu!"

Sekarang gue tahu kalau setiap langkah kaki gue diikuti oleh orang suruhan Ayah. Dan Ayah akan selalu tahu dimana dan dengan siapa gue berada. Sejak kapan semua ini dimulai? Apa sejak gue mulai masuk kuliah? Atau justru sebelum itu? Namun melihat baru kali ini Ayah marah pada kedekatan gue dan Wala, itu artinya ia baru tahu bahwa pacar gue sekarang adalah keluarga dari Lian Vijendra.

Tetapi itu tidak menjadi alasan gue mundur dan gentar. Gue sudah berjanji pada diri gue sendiri untuk mulai mencari kebahagiaan gue sendiri. Itu artinya ada yang harus gue selesaikan di sini.

"Caka udah turutin semua kemauan Ayah. Caka udah ngelepas cita-cita Caka demi Ayah. Jadi sekarang, Ayah gak bisa ngatur-ngatur Caka lagi. Untuk persoalan hati, Caka gak mau Ayah yang atur-atur," ucap gue dengan lebih pelan daripada sebelumnya. Rasanya suara gue bisa habis jika terus berteriak seperti tadi.

CAKRAWALA [Yoon Jeonghan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang