Chapter 31

27 5 1
                                    

Caka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caka

"Wala."

Sewaktu gue memanggil namanya, ia nampak tidak percaya. Yang dia lakukan hanya bergeming beberapa saat sebelum akhirnya pupil matanya membesar bersamaan dengan wajahnya yang berpaling dari gue. Ia terlihat terkejut dan panik secara bersamaan seakan tertangkap basah telah melakukan kesalahan.

Ya, kesalahan. Gue yang secara tidak langsung memberitahu dia bahwa kehadirannya di hadapan gue baik itu sengaja ataupun tidak, merupakan sebuah kesalahan.

Dan saat inilah Wala merasa telah melakukan kesalahan, yang mungkin menurutnya besar untuk dilakukan.

"Lo mau pergi?"

Lalu dengan lancangnya gue bertanya pada dia tanpa rasa bersalah dan nada bicara yang pelan seakan gue tidak pernah menunjukkan amarah sedikitpun padanya waktu terakhir kali bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu dengan lancangnya gue bertanya pada dia tanpa rasa bersalah dan nada bicara yang pelan seakan gue tidak pernah menunjukkan amarah sedikitpun padanya waktu terakhir kali bertemu.

Gue yang seberengsek ini, yang sudah melukai hatinya dengan kata-kata yang menyakitkan, dengan mudahnya membuat Wala menurut dan berhenti melangkah.

Seharusnya dia tahu cara membedakan mana laki-laki baik dan laki-laki brengsek yang ada di sekitarnya.

Apa perlu gue beritahu?

"Ada yang mau gue bicarain." Gue memberi jeda untuk melihat bagaimana reaksinya dan ternyata Wala benar-benar tidak pergi. Dia mendengarkan gue dalam diamnya sampai gue melanjutkan, "lo mau ikut gue bentar?"

Kali ini, Wala menatap gue seolah tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Ucapan gue barusan yang seolah-olah menunjukkan bahwa kerenggangan yang belakangan berada diantara gue dan dia gak pernah terjadi. Seakan-akan hubungan gue dan dia yang memang gak pernah punya nama itu gak pernah rusak.

Wala, lo harus belajar untuk marah pada orang lain. Karena kalau lo bersikap selemah ini bukan hanya pada gue tapi pada orang lain juga, gue gak akan tenang.

Gue membawa Wala pada tempat yang sangat familiar karena hampir setiap kesempatan gue datangi. Tempat yang seperti rumah kedua untuk gue karena lebih sering gue datangi dibandingkan tempat lain serupa rumah.

CAKRAWALA [Yoon Jeonghan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang