Caka
"Kenapa lo, Bang? Ngelamun aja. Ada yang lagi dipikirin?"
Pagi itu, Dami, gue, juga Jingga berkumpul di rumah Jingga tepat saat liburan kenaikan kelas. Jujur gue masih gak nyangka waktu bisa berjalan secepat ini. Gue merasa baru kemarin gue masuk sekolah milik Kakek gue sendiri.
Tapi kalau dilihat dari sisi yang berbeda tentang waktu, semua luka dan rasa sakit yang gue punya membuat waktu terasa berjalan lambat sampai rasanya seperti berhenti. Gue merasa kalau waktu itu seperti seseorang yang hidup. Dia seperti seseorang yang suka mempermainkan orang lain.
Saat gue ingin waktu berjalan lambat sebab rasa bahagia yang gue punya, waktu justru terasa cepat berlalu. Namun saat gue ingin waktu berjalan cepat sebab rasa sakit yang gue punya, dia justru berjalan dengan lambat. Intinya waktu gak pernah berjalan sesuai apa yang gue mau. Padahal semua itu adalah sugesti dari perasaan gue sendiri untuk mencari sesuatu yang bisa gue salahkan.
"Gak ada." Gue selalu mencoba untuk mengungkapkan semua hal pada Jingga sebagai seseorang yang gue anggap sebagai adik. Namun gue gak bisa memungkirinya bahwa masih ada banyak hal yang gue tutupi tanpa Jingga tahu sedikitpun. Gue cuma bisa berharap, hal ini gak akan jadi masalah untuk ke depannya karena kepercayaan darinya adalah hal yang teramat penting untuk gue. "Udah muncul pengumumannya?"
Setiap kenaikan kelas, SMA Elang punya sistematika tersendiri untuk mengumumkan pergantian kelas. Ada situs website tersendiri milik SMA Elang yang akan memberikan informasi tentang kelas masing-masing siswa hanya dengan memasukkan NISN siswa tersebut. Gue, Jingga, serta Dami sedang menunggu Wali Kelas masing-masing sewaktu kelas sebelas untuk memberikan alamat website tersebut. Kita bertiga membuat janji untuk melihat pengumumannya bersamaan dengan harapan semoga ditingkatan kelas selanjutnya, kita sekelas tanpa terkecuali.
"Ini Walas gue udah ngirim. Tapi gue takut lihatnya. Takutnya gue misah sendiri lagi," ujar Jingga. Sedangkan gue dan Dami yang memang sebelumnya sekelas belum mendapatkan alamat website dari Wali Kelas. Padahal semua siswa menggunakan alamat website yang sama.
"Lo kirim alamat website-nya ke gue, Ga. Sekalian NISN lo. Biar gue yang cek punya kita bertiga." Gue menyarankan. Meskipun sebenarnya gue juga takut pada kemungkinan yang terjadi, tapi gue merasa lebih berani dibandingkan harus melihatnya setakut itu hanya karena sebuah pengumuman.
Dan, ya, meskipun gue bisa aja memohon sama Kakek untuk campur tangan pada pemilihan kelas ini, tapi gue merasa gak perlu sampai seperti itu. Gue yang bilang kalau gue gak akan mendapatkan hak istimewa sebagai cucunya. Maka gue harus menepati perkataan gue itu.
"Oke, bentar." Jingga menjawab. Tak lama setelahnya, gue mendapatkan notifikasi pesan yang datangnya dari dia. Isinya berupa sebuah alamat website untuk mengecek letak kelas siswa dan nomor NISN milik Jingga.
"Lo juga, Mi. Kirimin nomor NISN lo," ujar gue pada Dami yang langsung diacungi jempol olehnya diikuti notifikasi pesan di ponsel gue darinya.
Dua manusia di depan gue melihat gue dengan penuh harap. Gue sampai risih sendiri sama tatapan mereka yang seperti memohon pada gue agar diberikan hasil yang mereka mau. Gue cuma melepas tawa sebentar saking gemasnya pada ekspresi wajah mereka sebelum akhirnya membuka alamat website itu di ponsel gue dan mengetikan satu persatu NISN milik gue, Jingga, dan Dami.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA [Yoon Jeonghan]
FanfictionCerita tentang Caka, Riri, dan Wala. Tentang perbedaan antara perasaan tulus dengan sebuah rasa kasihan. Yoon Jeonghan As Caka Radhitya Irfandi # 2 - yoonjeonghan (19-05-22) # 1 - partoflife (23-04-22) # 1 - riri (21-06-24) # 9 - cakrawala (29-08...