FYI, bahagian ini nyambung sama Prolog, jadi boleh, deh, kalian flashback dulu sebentar di sana ada apaan
Bakal bikin mikir juga kalo dihubungin sama Bahagian #61 | Maaf, Terima Kasih, dan Mohon ini, heheAnyway, mulmed song-nya jangan lupa di-play, ya, ada dari Feby Putri dengan lagu "Halu"-nya
Harapannya supaya bisa sedikit membantu kalian dalam memahami maksud dari bahagian ini😊Vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
🙃❤️🎈
SEORANG remaja laki-laki membuka matanya secara perlahan. Butuh beberapa detik baginya untuk memfokuskan pandangan.
Si laki-laki mengerjap lemah. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih bersih.
"Ido ... beneran udah siuman?"
"Iya, Ma."
Perbincangan singkat tersebut sukses menarik perhatian si laki-laki. Ia pun dengan susah payah melirik ke kiri. Ia temukan seorang wanita paruh baya yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Ido, k-kamu ... udah bangun?" tanya si wanita dengan suara serak dan bergetar.
Ido? batin si laki-laki dengan perasaan heran. Ia memejamkan mata sejenak, berusaha mengingat sesuatu. Ah, iya. Ido. Itu namaku, ya?
"Akhirnya, kamu bangun juga, Do. Mama kangeeen banget." Si wanita kembali berkata.
Keydo hanya diam karena memang terasa sulit baginya untuk mengeluarkan suara. Ia merasa seperti baru lahir ke dunia. Laki-laki itu pada akhirnya hanya memandangi si wanita yang mengaku sebagai mamanya dalam diam. Mama Kay ..., batin Keydo. Ya, akhirnya ia mampu mengingat betul siapa wanita di sisi kirinya.
Kay menangkup kedua tangan di depan wajah. Kedua matanya terpejam bersamaan dengan air matanya yang meleleh karena rasa haru. Setelah sekian lama menunggu, ternyata Tuhan masih sayang Keydo dengan memberi kesempatan bagi aki-laki itu untuk bangun dari masa tidurnya yang begitu lama.
Keydo beralih melirik ke kanan. Ia menemukan adanya seorang gadis---mungkin sepantaran dengannya---tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca, sama seperti Kay tadi. Gadis itu tampak cantik dalam balutan mini dress berwarna putih. Sayangnya, wajah gadis tersebut terlihat sangat pucat. Bibirnya bahkan nyaris sewarna dengan mini dress yang dikenakan. Hal itu pun membuat Keydo heran. Andai perban putih yang melilit kepala laki-laki itu dilepas, pasti kerutan di dahinya akan terlihat jelas.
"Gi-gimana ... keadaan kamu?" Gadis itu bertanya dengan sedikit bergetar. Suaranya nyaris seperti bisikan, tetapi tetap dapat Keydo dengar dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_
Teen Fiction[Fiksi Remaja] - [Tamat] ❨Cerita ini diikutkan dalam ajang High Future Books Writing Competition (HICOM)❩ Keydo itu laki-laki yang dingin, cuek, tertutup, dan tidak terlalu banyak bergaul dengan orang lain. Sedangkan Brina itu gadis yang ceria, mura...