🎈 Bahagian #34 | Ukiran Pohon di Masa Lalu yang Hangat🎈

35 8 3
                                    

Well, vote dulu, yuk, sebelum bacaThanks and enjoy the story!😊❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
😊
❤️

🎈

DECAK pelan keluar dari mulut Keydo. Laki-laki itu sedang duduk di ayunan taman belakang rumah. Kakinya menolak tanah, membuat tubuhnya berayun secara perlahan. "Mana, sih? Udah jam segini, kok, belum pulang-pulang?" gumamnya sedikit kesal.

Laki-laki yang kini mengenakan celana hitam pendek selutut dan kaus lengan panjang berwarna senada memutuskan untuk bangun dari posisinya. Ia berjalan pelan menuju pintu yang menghubungkan taman belakang dengan bagian dalam rumah.

Dari posisinya saat ini, Keydo bisa melihat keadaan dalam rumah yang sepi. Hal itu wajar terjadi karena memang hanya Keydo saja yang berada di rumah. Kay sedang bekerja di penerbit majalah, sedangkan Brina masih sekolah.

Keydo membalikkan badan, kembali berjalan ke arah ayunan. Ia berhenti di depan ayunan dan mengulurkan tangan kiri yang tidak mengalami patah tulang. Ia mengambil notes yang ada di salah satu ayunan. Pandangan laki-laki itu terpusat pada deretan aktivitas yang harus ia lakukan hari ini di salah satu halaman notes.

Semenjak tangan kanannya mengalami patah tulang, jumlah aktivitas Keydo menjadi agak kurang. Banyak yang dihilangkan dari daftar, entah aktivitas sekolah ataupun rumah. Contohnya, bersepeda keliling kompleks tempat tinggal selama 15 menit di pagi hari. Tak dapat ditampik jika Keydo merindukan aktivitas tersebut. Entah kapan ia bisa melakukan aktivitas itu lagi.

Seminggu terakhir, semua aktivitas Keydo lakukan di rumah saja. Jujur saja, Keydo bosan. Apalagi, aktivitas yang dilakukannya hanya itu-itu saja. Bangun, mandi, makan, belajar, membaca, mendengarkan musik, dan tidur. Berulang seperti itu terus. Monoton.

Akan tetapi, agaknya, rasa bosan itu akan mulai berubah mulai hari ini. Pasalnya, Keydo baru saja menemukan aktivitas yang sekiranya akan memberikan warna baru dalam daftar dalam notes-nya. Aktivitas itu tidak hanya melibatkannya saja, tetapi juga ... orang lain.

Fokus Keydo tiba-tiba terinterupsi oleh suara pintu yang dibuka. Laki-laki itu mengalihkan perhatian dari notes dan menoleh ke belakang. Pandangannya langsung tertuju pada seorang gadis yang berdiri di depan pintu.

Dahi Keydo berkerut samar kala melihat ekspresi si gadis yang tidak seperti biasa. Tidak terlihat raut ceria, penuh senyum, dan aura positif yang bersahabat dari gadis tersebut. Padahal, tadi pagi gadis itu masih terlihat ceria. Apa yang sebenarnya telah terjadi?

"Dalam rangka apa sebenernya semalem kamu chat aku supaya dateng ke taman belakang rumah siang ini?" tanya gadis itu dalam satu tarikan napas. Gadis itu bertanya dengan datar, baik dari ekspresi wajah, maupun nada bicaranya.

Keydo mengerjap beberapa kali. Ia mencoba untuk tidak terlalu memikirkan perubahan sikap si gadis dan fokus dengan tujuan utamanya. Laki-laki itu berdeham beberapa kali dan meletakkan notes di salah satu ayunan seperti semula. "Kamu udah makan siang?"

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang