🎈 Bahagian #60 | Bluish-green Liquid Carpet🎈

26 3 3
                                    

Akhirnya, “To Make You Smile” update lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, “To Make You Smile” update lagi

Adakah yang nungguin?👀

Mulmed-nya jangan lupa di-play, ya😉

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Thanks and enjoy the story!
🙃❤️

🎈

DI lain ruang dan waktu, seorang gadis tengah berdiri di tepian sebuah tempat. Angin sepoi yang berembus, membuat rambutnya menari-nari, mengikuti tempo si angin. Beberapa helai rambutnya bahkan sampai menghalangi penglihatan. Namun, gadis itu tampak tak peduli karena lebih fokus dengan pemandangan di hadapan.

Hamparan luas dari sebuah karpet cair berwarna hijau yang menyatu dengan warna biru menghipnotis si gadis. Karpet cair tersebut tidak rata. Sesekali menciptakan permukaan yang turun-naik seperti lembah dan gunungan kecil tak rata akibat digoda oleh si angin sepoi. Memang dasar angin yang nakal!

Si gadis mengerjap pelan, lantas mengembuskan napas panjang. Pemandangan dari karpet cair hijau-kebiruan di hadapannya memberi kesan yang begitu tenang, meskipun diam-diam ... menyayat hati.

Pandangan si gadis beralih ke tangan kiri yang bagian lengan kausnya sudah ia singsingkan sejak tadi. Di permukaan kulit tangan tersebut, tertoreh tinta hitam yang membentuk beberapa larik tulisan. Bukan hanya tulisan, tetapi goresan lain berwarna merah. Rasa sesak menjalar secara perlahan di dalam dada si gadis.

Si gadis memutuskan untuk berhenti memandang tangan kiri. Ia memusatkan pandang pada hamparan karpet cair hijau-kebiruan. Tempat ini ... pernah ia kunjungi sebelumnya. Tepatnya, beberapa tahun silam, tahun di mana sebuah luka mendalam yang tak pernah diharapkan keberadaannya lahir.

Kedua mata si gadis terpejam rapat-rapat tatkala teringat akan memori di tahun pedih tersebut. Rasa sesak kian menggerogoti diri, membuatnya tak leluasa untuk menghirup oksigen. Ia berusaha berdamai dengan hatinya sendiri. Sedikit lagi ..., semua akan benar-benar baik-baik aja dan ... ‘speranza’ kamu ... akan benar-benar terwujud. Begitulah kata hati si gadis sebelum akhirnya membuka kembali kedua mata secara perlahan dan memandang permukaan kulit tangan kiri yang sudah tak mulus lagi. Tangan kanan yang sejak tadi menggenggam spidol akhirnya ia gerakkan untuk menulis sebuah kalimat tambahan di tangan kiri.

Gerakan tangan kanan si gadis mulai melambat. Hal itu sengaja dilakukan karena kalimat yang ia tulis telah mencapai tanda titik. Oh, ralat! Bukan tanda titik, melainkan sebuah tanda menyerupai buah apel, tetapi bagian ujung bawahnya begitu lancip.

Untuk ke sekian kali, si gadis kembali memandang karpet cair hijau-kebiruan yang masih asyik bergerak ke kanan dan kiri akibat godaan si angin sepoi. Sudut bibir si gadis tertarik samar ke atas. Dengan santai, si gadis melepas kendali atas spidol dari pegangan. Spidol tersebut terjun bebas dalam keadaan vertikal, menembus karpet cair hijau-kebiruan dalam sekejap. Tercipta bunyi singkat yang unik kala si spidol menembus si karpet cair hijau-kebiruan. Pemungkas, si spidol kini sudah tak terlihat lagi penampakannya. Bahkan, bayangannya pun tak terjamah mata.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang